Di dalam kongres yang diikuti 208 guru sains dari 21 provinsi se-Indonesia ini, para guru dibekali pula cara membuat dan memanfaatkan media weblog. Selama sehari, guru-guru Ilmu Pengetahuan Alam, Kimia, Biologi, Fisika, Bumi Antariksa, Geografi, dan Astronomi ini diajari ngeblog dari penyedia jasa blog gratis, khususnya Blogger.
Menurut Ketua Umum AGSI Yuyun R. Nur Yusuf, secara umum, masih teramat jarang guru yang sudah memanfaatkan media komunikasi dari jagat maya ini. "Padahal, blog ini bisa menjadi media bagi mereka (guru) untuk menulis dan mencurahkan pikiran. Mendorong budaya literasi," ungkapnya.
Ia berharap, melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, guru-guru sains dapat mengembangkan dirinya. Jangan justru malah ketinggalan zaman. "Untuk itu, tiap-tiap anggota AGSI diusahakan memiliki setidaknya alamat surat elektronik sendiri. Sehingga, meskipun guru itu ada di Papua, dia tetap bisa mengembangkan dirinya lewat ICT (Teknologi Infokom)," tuturnya.
Kendala terbesar mendorong pemanfaatan teknologi infokom, termasuk blog, ini justru biasanya ada dari internal guru itu sendiri. Bukan keterbatasan sarana atau fasilitas. Sebetulnya, tidaklah susah (membuat blog). "Yang penting merubah kebiasaan dan terus melakukan pengembangannya," ungkap Kustini (45), guru dari SMKN 4 Kota Bandung. Menurutnya, praktik ngeblog jauh lebih mudah daripada teorinya.
Menurut Sri Prihatiningsih, instruktur pelatihan membuat blog, pada prinsipnya, setiap orang bisa membuat media ini. Blogger, situs freehosting (penyedia jasa gratis) itu dipilih karena relatif lebih mudah digunakan (user friendly) dibandingkan lainnya macam Wordpress, Thoughts, Multiply, dan Facebook. Bagi kalangan guru, blog ini bisa menjadi media interaksi antara pengajar, pakar, dan siswa sendiri.
Narsis
Nevoyati (44), guru SMKN I Cimahi, bertekad akan memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran. "Nantinya, di blog yang saya buat, akan diisi dengan tugas-tugas harian. Para siswa diundang dan diminta mengakses blog untuk bisa mengerjakannya," ujarnya. Apakah ini bisa dikatakan narsis? "Gak masalah. Selama itu arahnya positif dan tidak mengarah ke kesombongan, ya tidak apa-apa," ucapnya.
Menurutnya, hal tersulit yaitu kreativitas mengembangkan serta membuat blog itu agar menarik dan bisa dikunjungi orang. Ia sendiri mengaku akan terus belajar mengenai desain blog dan fitur-fitur pelengkapnya, termasuk yang dikembangkan perangkat lunak Macromedia Flash Player.
Kongres I AGSI ini sendiri akan berlangsung hingga Senin (20/10) ini. Peserta yang hadir itu ada yang berasal dari Aceh hingga Papua. Penyelenggara kegiatan tidaklah menyediakan biaya transportasi. Peserta dari Papua misalnya, mengeluarkan biaya hingga Rp 8 juta untuk ikut kegiatan ini. Menurut Yuyun, ini merupakan bentuk antusiasme guru mengikuti kegiatan ini.