Multitasking pun Ada Batasnya

Career / 14 October 2008

Kalangan Sendiri

Multitasking pun Ada Batasnya

Fifi Official Writer
4218

Hidup di dunia digital seperti sekarang, segala sesuatu pun dituntut serba cepat, tak ada lagi tempat untuk keterlambatan. Untuk memenuhi tuntutan itu, mau tak mau kita harus ahli dalam melakukan multitasking. Menelepon, mengetik, dan mencari data di google, ditambah mendengarkan musik, dikerjakan pada saat bersamaan.

Para ahli telah memperingatkan bahwa perhatian kita saat ini sangat terbagi (hyperdistracted) oleh e-mail, internet, dan pekerjaan. Padahal, manusia bukan komputer. Kita penuh dengan keterbatasan. Makin banyak pekerjaan yang kita lakukan pada saat bersamaan, makin tidak efektif hasilnya. Demikian menurut Edward Hallowell MD, penulis bukuCrazyBusy: Overstretched, Overbooked, and About to Snap! Strategies for Coping in a World Gone ADD.

Menurut Hallowell, manusia zaman sekarang tidak bisa memberikan perhatian penuh terhadap satu urusan atau disebut juga dengan gejala berkurangnya perhatian (symtom of attention deficit). Banyak orang yang menganggap keterampilan multitasking adalah sebuah nilai tambah di dunia kerja, namun sayangnya otak kita tidak dirancang untuk melakukan semua pekerjaan sekaligus, akibatnya adalah kekacauan.

Oleh sebab itu, Hallowell menyarankan agar Anda membuat rincian daftar aktivitas dan membuat skala prioritas sehingga pekerjaan dapat terselesaikan satu persatu. Beth Herild, seorang konsultan karir yang berada di Seattle, AS, mengatakan peak tertinggi dari pekerjaan sebenarnya bisa diprediksi. "Bila Anda sudah mengantisipasi, seharusnya tersedia waktu lebih banyak untuk menyelesaikannya," katanya.

Hidup di dunia yang terlalu sibuk, hectic, bukan hanya membuat kita stres, tapi juga membuat pekerjaan tidak bisa selesai maksimal. Berikut beberapa saran untuk menenangkan otak kita.

- Untuk membebaskan pikiran Anda sebelum tidur, catat semua hal yang perlu untuk diingat sehingga Anda bisa beristirahat.

- Kendalikan kebiasaan multitasking ketika bekerja di kantor, belajar, atau mengemudi mobil.

- Stres di kantor? Gantilah suasana. Pergi ke luar, memandang ke jendela atau turun ke taman dan biarkan alam menyentuh hati dan pikiran Anda. Sentuhlah tanaman dan hirup napas dalam-dalam sambil berkata, "Terima kasih, saya diberi kehidupan".

- Ambillah saat teduh paling tidak 20 menit setiap hari.

- Dengarkan musik latar belakang yang lembut sambil merasakan betapa istimewanya diri Anda.

- Sentuhlah orang-orang yang Anda kasihi: pasangan, anak, atau mungkin hewan kesayangan.

- Jika Anda masih merasa terlalu sibuk, mungkin Anda memang benar-benar sudah overload. Bicarakanlah dengan atasan Anda agar mencari tambahan karyawan untuk pendelegasian tugas, atau pengaturan kembali pembagian kerja. Ingatlah, kesehatan dan keluarga Anda tidak bisa tergantikan oleh apapun...

Sumber : kompas
Halaman :
1

Ikuti Kami