SoloSex

Marriage / 4 September 2008

Kalangan Sendiri

SoloSex

Purnama Sari Dewi Gultom Official Writer
18078

Saya menerima e-mail pendek dari Rian, 23Th, seorang Karyawan di Kota Batam; Dalam e-mailnya dia menulis begini: Dokter, saya terlalu sering hidup sendiri, sehingga banyak hal yang tidak bagus saya lakukan sendiri, termasuk dalam segi kepuasan (seksual). Bagaimana cara untuk bisa menghilangkan kebiasaan buruk ini?

E-mail yang dikirim Rian kepada saya bukan hanya pendek tetapi juga penuh dengan kalimat tersirat; Karena itu saya perlu menafsirkannya, sebelum memberi jawaban kepadanya. Saya menilai Rian adalah seorang pemuda lajang, dan terikat dengan solosex (masturbasi/onani); Berikut adalah jawaban saya kepadanya.

\"\"Rian, hal baik yang kamu miliki adalah menyadari bahwa kebiasaan melakukan solosex adalah kebiasaan buruk, dan ingin menghilangkan kebiasaan tersebut.

Saya sependapat dengan Rian bahwa solosex adalah kebiasaan buruk, karena solosex pada pria akan berpotensi menyebabkan ejakulasi dini pada yang bersangkutan.

Solosex akan terjadi bila ada 3 unsur berikut, pengaruh hormon reproduksi, rangsangan seksual, dan kesempatan melakukannya.

Semenjak masa pubertas testosteron diproduksi dalam jumlah besar dalam tubuh seorang pria; Hormon inilah yang menyebabkan seorang pria bisa memiliki libido atau dorongan seksual. Tetapi tanpa rangsangan seksual dari luar, libido ini hanya menjadi suatu kekuatan potensial seks yang tertidur.

Rangsangan seksual bisa datang dan masuk dalam Libido center melalui berbagai pintu, tetapi pintu terbesar rangsangan seksual pada pria adalah mata. Melihat hal-hal yang erotis baik dari media (bacaan, tv, vcd, dvd, movie, dll) atau pada orang-orang tertentu yang berpakaian atau berpose erotis akan memberikan dorongan seksual yang kuat. Bisa saja digambarkan bahwa hormon testosteron adalah bensin dan rangsangan seksual adalah apinya, maka kalau bertemu akan ada kebakaran yang besar.

\"\"Rangsangan seksual cenderung menuntut suatu bentuk pemuasan. Pada remaja seperti Rian pemuasan itu biasanya adalah solosex, karena solosex dianggap tidak memiliki resiko, bahkan menyehatkan. Karena itu bila ada kesempatan, dorongan seks tersebut akan dilampiaskan melalui solosex, tentu disertai dengan fantasi seksual (fantasi erotis) dengan sumber rangsangan.

Solosex memiliki resiko, dan karena itu perlu dikendalikan. Dari tiga unsur di atas, 2 hal yaitu rangsangan dari luar serta kesempatan adalah hal-hal yang bisa di kontrol oleh seseorang secara sadar. Karena itu bila Rian ingin menghindarkan solosex, jauhi hal-hal erotis dan hindari kebiasaan menyendiri agar tidak lagi memiliki kesempatan untuk melakukannya.

Hal praktis lain yang Rian perlu lakukan adalah bergabunglah dengan komunitas gereja lokal yang sehat, serta program ulang kecenderungan seksual dalam akal budi Rian dengan cara membaca, menghafalkan serta merenungkan Firman Tuhan setiap saat. Sebab, FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Mazmur 119:105). Be Wise, always remember Wisdom for Sex Life. (draw)

 

Dr. Andik Wijaya, MRepMed adalah seorang dokter spesialis dan juga seorang hamba Tuhan yang memiliki karunia pengajaran. Dengan visi dan misi yang diyakininya menjadi panggilan hidupnya, beliau kemudian mendirikan YADA Institute, The School of Everlasting Intimacy. Melalui institusi ini Andik mengimani bahwa Tuhan memanggil, memperlengkapi, mengutus dan mengurapinya untuk mengajarkan Everlasting Intimacy (keintiman abadi) melalui penyingkapan misteri seksual. Karena itu dua tema utama dalam setiap pelayanan YADA Institute adalah Menyingkap Misteri Seksual, Membangun Keintiman Abadi. Saat ini beliau banyak memberikan seminar pengajaran di berbagai kota di Indonesia.

Halaman :
1

Ikuti Kami