Single parent, orang tua tunggal, bisa menjadi mimpi buruk yang seram bagi banyak orang. Tugas memelihara dan mengasuh anak seorang diri tanpa dukungan seorang partner sambil dibebani tanggung jawab pasti tidak pernah terbayangkan di benak seorang pria atau juga wanita.
Mengajar dan membentuk anak menjadi dewasa layaknya ia memiliki ayah atau ibu yang lengkap tidaklah mudah. Ada bagian terhilang yang tidak diterima anak tentang figur ayah dan ibu yang tidak ada dalam kehidupan mereka. Karena itulah orang tua tunggal mempunyai tugas ganda untuk menghadirkan nilai-nilai dan bagian yang tidak ia miliki yang seharusnya disumbang oleh pasangannya bagi anak-anak mereka. Ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan orang tua tunggal, tapi itu bukan suatu perkara yang mustahil.
Tidak hanya kewajiban dan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anak layaknya sebuah keluarga yang utuh yang menjadi beban orang tunggal. Mereka yang hidup sebagai orang tua tunggal juga harus berhadapan dengan banyak tantangan yang lain. Penilaian miring di masyarakat terus berhembus saat berhadapan dengan seorang ibu tanpa suami atau seorang pria tanpa istri. Cibiran bibir, penghakiman dan sikap penerimaan yang berbeda dari masyarakat sekitar terkadang menjadi makanan sehari-hari orang tua tunggal.
Orang tua tunggal dapat menjadi lebih kuat dalam banyak hal dibanding mereka yang hidup dengan pasangannya. Mereka melakukan lebih banyak hal, lebih banyak kewajiban dan lebih sedikit hak yang bisa dinikmati dalam keluarga yang normal. Namun untuk masalah godaan hidup tentulah sama bagi kebanyakan orang. Orang tua tunggal pasti memiliki harapan untuk menyeimbangkan keadaan, mengurangi beban dan tanggung jawab yang dimiliki atas kesendirian mereka, menghapus sindiran dan persepsi buruk masyarakat sekitar. Amat wajar bila orang tua tunggal tergoda untuk mencari pasangan hidup yang baru. Ini menjadi pergumulan dan tantangan tersendiri.
Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam pengasuhan keluarga orang tua tunggal. Namun kesendirian bukanlah akhir segalanya. Beberapa mereka berhasil dan amat gemilang melebihi keluarga normal lainnya :
• Kartini Hutabarat ditinggal mati suami akibat kecelakaan lalu lintas. Tanpa pengalaman kerja sebelumnya ia harus menghidupi 11 (sebelas!) orang anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Dari menjadi pedagang ketupat pinggir jalan hingga kuli angkut pelabuhan ia jalani. Tangis penderitaan mengasuh kesebelas anak-anaknya terbalas dengan kesuksesan setiap anaknya saat ini. Tidak ada seorangpun putra-putrinya yang berpendidikan rendah. Putra putrinya menjadio orang yang berhasil dan hidup di berbagai bangsa dan benua. Keteguhan dan mental baja seorang ibu!.
• Ibu Suryati harus berjuang sendirian selepas dari kekejaman suaminya. Berjuang sendirian tidaklah cukup, tiga putri tercintanya terlibat narkoba yang parah. Perjuangan, tangis dan doa seorang ibu akhirnya membebaskan putri-putrinya dari belenggu obat bius. Seorang ibu dapat juga menjadi sandaran yang kuat.
Jika mereka bisa mengatasi ketidakberdayaan mereka ketika mereka datang pada Tuhan, Anda sebagai orang tua lengkap atau orang tua tunggal dapat melakukan hal yang sama. Sikap dan pengharapan akan masa depan yang memiliki jalan keluar harus dimiliki untuk melalui semua itu.
Dr. Richard D. Dobbins - cbn