Kapan Tuhan? Kapan? (1)

Kata Alkitab / 27 June 2008

Kalangan Sendiri

Kapan Tuhan? Kapan? (1)

Admin Spiritual Official Writer
7091
Kita semua menginginkan hal-hal baik terjadi dalam hidup kita, tapi terlalu sering kita menginginkannya saat ini juga, bukan nanti. Jika tidak terjadi seperti itu, kita sering tergoda untuk bertanya, "Kapan Tuhan? Kapan?" Kebanyakan dari kita perlu bertumbuh untuk belajar mempercayai Tuhan dibanding berfokus pada pertanyaan "kapan".

Jika Anda kehilangan sukacita dan damai sejahtera, itu berarti Anda belum cukup mempercayai Tuhan. Jika pikiran Anda kuatir setiap waktu, Anda belum cukup mempercayai Tuhan. Kecenderungan untuk mengetahui dan mengerti tentang segala sesuatu yang sedang terjadi dapat merugikan pertumbuhan iman Anda. Kadangkala mengetahui segala sesuatu dapat menjadi tidak nyaman, bahkan dapat menyakiti Anda. Saya menghabiskan sebagian besar hidup saya menjadi orang yang tidak sabar, frustasi, dan kecewa, karena ada hal-hal yang tidak saya tahu. Tuhan harus mengajar saya untuk membiarkan hal-hal itu dan berhenti merasa bahwa saya harus tahu segalanya. Saya akhirnya belajar untuk mempercayai Satu-satunya yang mengetahui segalanya dan belajar menerima bahwa beberapa pertanyaan mungkin akan tetap tidak pernah terjawab. Kita membuktikan kepercayaan kita kepadaNya ketika kita menolak untuk kuatir.

Tuhan mau kita hidup dengan bijaksana, dengan pengetahuan yang dibukakan oleh Tuhan, bukan pengetahuan 100% logika. Sulit untuk melatih kebijaksanaan jika Anda selalu berusaha mengerti segalanya. Tapi jika Anda mau berkata, "Tuhan, saya tidak bisa mengerti tentang ini, jadi saya akan mempercayai Engkau untuk membukakan pengertian yang akan membebaskan saya." Lalu Anda bisa tetap merasa nyaman meskipun Anda tidak mengerti segalanya. Mempercayai Tuhan sepenuhnya kadangkala membutuhkan ketidaktahuan kita akan bagaimana Tuhan akan melakukan hal-hal yang perlu dilakukan dalam hidup kita dan ketidaktahuan kita akan kapan Dia akan melakukannya. Kita sering mengatakan Tuhan tidak pernah terlambat, tapi secara umum Dia juga tidak akan terlalu awal. Kenapa? Karena Dia menggunakan waktu menunggu itu untuk melatih iman kita kepadaNya dan untuk membawa perubahan serta pertumbuhan dalam hidup kita.

Menunggu Dengan Sabar

Kita menghabiskan banyak waktu dalam hidup kita untuk menunggu karena perubahan adalah sebuah proses. Banyak orang mau berubah, tapi mereka tidak mau melalui proses menunggu. Tapi sebenarnya, menunggu itu adalah sebuah karunia, kita semua pasti akan menunggu. Tapi pertanyaannya, apakah kita akan menunggu dengan cara yang salah atau yang benar? Jika kita menunggu dengan cara yang salah, kita akan sengsara, namun jika kita memutuskan untuk menunggu dengan cara Tuhan, kita dapat menjadi sabar dan menikmati proses menunggu.

Itu memang membutuhkan latihan, tapi jika kita membiarkan Tuhan menolong kita dalam setiap situasi, kita akan mengembangkan kesabaran, yang adalah salah satu buah Roh (Gal 5:22). Kesabaran hanya berkembang di dalam pencobaan, jadi kita seharusnya tidak lari dari situasi-situasi yang sulit. "Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." (Yakobus 1:4). Seiring dengan kita mengembangkan kesabaran, Alkitab mengatakan kita akan merasa puas dan tak kekurangan apapun. Bahkan hubungan kita dengan Tuhan juga melibatkan perubahan yang progresif.

Hubungan saya dengan Tuhan saat ini sudah berbeda dibanding saat-saat awal saya menjadi Kristen. Mungkin tidak terlalu emosional, tapi lebih baik. Setiap perubahan yang saya alami menjadikan saya lebih dewasa dan lebih teguh. Kita belajar mempercayai Tuhan melalui banyak pengalaman yang membutuhkan iman. Dengan mengalami kesetiaanNya berkali-kali, kita melepaskan keyakinan kita pada diri sendiri dan menumbuhkan kepercayaan kita kepadaNya. Perhatikan ini, waktu memainkan peranan penting dalam proses kita untuk belajar mempercayai Tuhan. Jika Dia melakukan semua yang kita minta dengan segera, kita tidak akan pernah bertumbuh dan berkembang. Waktu dan iman bekerja bersamaan.

Menerima Waktu Tuhan

Tuhan memberi kita harapan dan mimpi akan beberapa hal untuk terjadi dalam hidup kita, tapi Dia tidak selalu mengijinkan kita untuk melihat waktu yang tepat dari rencanaNya. Meskipun ini membuat kita frustasi, tidak mengetahui waktu yang tepat seringkali malah menjaga kita tetap berada dalam program. Ada saat-saat dimana kita mungkin akan menyerah jika kita tahu berapa lama kita akan menjalani sesuatu, tapi saat kita menerima waktu Tuhan, kita dapat belajar untuk hidup dalam harapan dan menikmati kehidupan sementara Tuhan bekerja melalui masalah-masalah kita. Kita tahu bahwa rencana Tuhan untuk hidup kita itu baik, dan saat kita mempercayakan diri kita kepadaNya, kita dapat mengalami damai sejahtera dan kebahagiaan.

Kitab Kejadian menceritakan tentang kisah Yusuf, yang menunggu selama bertahun-tahun untuk penggenapan mimpi yang Tuhan berikan padanya. Dia telah dituduh dan dipenjara sebelum waktunya tiba bagi dia untuk melakukan apa yang Tuhan ingin dia lakukan. Kitab Keluaran 13:17-18 mengatakan bahwa Tuhan memimpin bangsa Israel lewat jalan yang lebih sulit dan lebih lama ke tanah perjanjian karena Dia tahu mereka belum siap memasukinya. Harus ada waktu untuk melatih mereka. Mereka membuang banyak waktu memikirkan tentang waktu Tuhan, tapi Dia tidak pernah gagal untuk menunjukkan apa yang sebenarnya Dia ingin mereka lakukan. Hal yang sama berlaku juga dalam hidup kita.

Nantikan lanjutan artikel ini pada menu "Teaching" berikutnya di Jawaban.Com!


Sumber : joyce meyer
Halaman :
1

Ikuti Kami