Mengapa Ada Penderitaan?

Kata Alkitab / 16 June 2008

Kalangan Sendiri

Mengapa Ada Penderitaan?

Fifi Official Writer
8550
Tidak ada jawaban yang benar-benar memuaskan untuk pertanyaan "kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan". Sejak dulu, manusia bergumul dengan pertanyaan ini, hanya untuk menemukan jawaban yang hampir tidak dapat mengisi kekosongan jiwa. Meskipun Tuhan memang menumbuhkan iman kita melalui penderitaan dan respon kita, itu bukanlah alasan utamaNya mengijinkan kita menderita. Bahkan, cinta-lah alasan yang lebih besar, dan Tuhan akan mengijinkan ciptaanNya melalui apapun dalam nama cinta, apapun juga. Bagi Dia, cinta adalah priotitas yang lebih tinggi daripada kenyamanan, kesukaan, bahkan kebahagiaan.

Penderitaan bukanlah bagian dari rancangan awal Tuhan, tapi cinta-lah yang menjadi bagian rancanganNya. Dan Tuhan tahu bahwa jika cinta perlu ada, maka kehendak bebas juga perlu ada. Dalam dunia dimana Dia memberikan pilihan kepada manusia untuk mencintai atau membenci, Dia tahu bahwa beberapa akan memilih untuk membenci dan mereka harus membayar harga berupa rasa sakit yang tidak dapat dihindarkan. Tapi, tampaknya Tuhan lebih mengijinkan hal ini daripada menarik kembali kehendak bebas dari manusia ciptaanNya, walaupun Dia tahu bahwa akan ada penyakit, pembunuhan, kekerasan, dan tragedi di dunia.

Namun rasa sakit itu menghancurkan hatiNya. Jadi Tuhan mengambil penyalahgunaan kehendak bebas oleh manusia itu dan menebusnya. Tuhan tidak membenarkan semua kesalahan di bumi. Tapi Dia ahli dalam mengambil yang salah dan membuat sesuatu yang indah dari sana. Dia terus-menerus menawarkan kesempatan bagi anak-anakNya untuk melatih kehendak bebas itu dalam kasih kepada satu sama lain, sehingga beberapa dari yang telah hancur itu dapat diperbaiki kembali. Rasa sakit menawarkan kesempatan untuk bertumbuh dalam cinta.

Rasa sakit juga merupakan kesempatan yang unik bagi manusia untuk memilih mencintai Tuhan karena siapa Dia sebenarnya, daripada hanya mencintai berkat-berkat yang Dia berikan pada ciptaanNya. Tuhan memang senang memberi pada anak-anakNya. Namun dalam kehidupan tanpa rasa sakit atau penderitaan, hanya akan ada sedikit kebutuhan untuk mencintai Tuhan selain hanya karena peranNya sebagai sinterklas. Tuhan ingin kita mengasihiNya karena siapa Dia, karena pengampunanNya, anugrahNya, kebaikanNya, belas kasihanNya, dan karakter-karakterNya yang lain, bukan karena Dia membuat hidup kita lebih mudah.

Akhirnya, Tuhan mengijinkan rasa sakit untuk mengingatkan kita bahwa rumah kita bukanlah di dunia ini, bahwa hidup kita yang sesungguhnya dimulai setelah "kehidupan" di dunia, yaitu di Surga. Dia ingin kita mengharapkan tempat masa depan itu. Dan rasa sakit mempunyai cara untuk menjaga harapan kita tetap di sana, bukan di dunia. Ini adalah hal yang baik, karena Surga menjanjikan hal-hal yang lebih mengagumkan, lebih indah, lebih besar daripada yang kita temukan di sini. Bumi adalah tempat untuk memutuskan apakah kita akan mengasihi satu sama lain seperti Pencipta kita. Surga adalah tempat dimana semua pengalaman hidup kita akan menemukan kepenuhannya.


Sumber : Connie Strasheim - cbn
Halaman :
1

Ikuti Kami