Placenta Praevia. Kondisi ini adalah kondisi kehamilan yang beresiko mengakibatkan terjadinya perdarahan saat umur kehamilan sudah cukup besar.
Ada beberapa faktor yang bisa mengakibatkan terjadinya placenta praevia ini, yaitu: Curettage, wanita yang pernah menjalani kuret pada rahimnya karena berbagai sebab memiliki kecenderungan mengalami Placenta Praevia ini, sebab jaringan rahim dimana plasenta biasanya melekat menjadi kurang sehat, karena itu plasenta secara alami akan ‘mencari' tempat melekat yang lebih sehat, sehingga plasenta akan berkecenderungan melekat di bawah.
Merokok. Kebiasaan merokok adalah kebiasaan yang tidak sehat, yang memiliki banyak pengaruh negatif pada wanita. Disamping mempengaruhi kesuburan dan mempercepat terjadinya menopause, merokok juga memicu terjadinya placenta praevia. Dalam penelitian terbukti merokok menyebabkan kualitas pembuluh darah dan sirkulasi darah di plasenta menjadi tidak baik. Sebagai kompensasi plasenta akan bertumbuh melebar ke bawah dan mengakibatkan terjadinya placenta praevia ini.
Tinggal di dataran tinggi. Penelitian juga membuktikan bahwa wanita yang tinggal di dataran tinggi atau daerah pegunungan jauh lebih sering mengalami placenta praevia ini dibandingkan dengan mereka yang tinggal di dataran rendah atau daerah pantai. Penyebabnya adalah kadar oksigen yang lebih rendah di dataran tinggi dibandingkan dengan di dataran rendah. Karena kadar oksigen yang rendah ini, maka plasenta melakukan reaksi kompensasi dengan memperluas kontaknya dengan rahim sehingga serapan oksigen memadai. Akibatnya plasenta tumbuh meluas ke bawah dan bisa menutup jalan lahir.
Placenta praevia ini memiliki berbagai derajat keparahan. Yang paling ringan adalah yang tumbuh di tepi jalan lahir, sedang yang berat menutup jalan lahir secara total. Bila menutup jalan lahir secara total, proses persalinan harus melalui operasi cesar.
Mengingat letaknya yang di bawah, plasenta ini bisa tergeser atau terdesak saat terjadinya hubungan seksual, dengan akibat terjadinya perdarahan yang bisa memicu kelahiran prematur. Karena itu, sebaiknya wanita hamil dengan Placenta Praevia tidak melakukan hubungan seksual terlebih dulu.
Bila ada dorongan seksual, wanita tersebut masih boleh melakukan outer course, yaitu hubungan seksual tanpa penetrasi. Bersama dengan suami, seorang istri dengan placenta praevia bisa melakukan eksplorasi hal-hal yang bisa menimbulkan kepuasan seksual berdua tanpa harus melakukan penetrasi. Salah satu contohnya adalah melakukan mutual masturbation atau saling merangsang organ vital sampai mengalami orgasme pada kedua belah pihak.
Suami-istri dalam kondisi kehamilan demikian, bisa memanfaatkan situasi seperti ini untuk belajar saling mengendalikan diri. Sebab: Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya (Amsal 25 : 28). Be WiSe, Always Remember Wisdom for Sex Life. (draw)
Dr. Andik Wijaya, MRepMed adalah seorang dokter spesialis dan juga seorang hamba Tuhan yang memiliki karunia pengajaran. Dengan visi dan misi yang diyakininya menjadi panggilan hidupnya, beliau kemudian mendirikan YADA Institute, The School of Everlasting Intimacy. Melalui institusi ini Andik mengimani bahwa Tuhan memanggil, memperlengkapi, mengutus dan mengurapinya untuk mengajarkan Everlasting Intimacy (keintiman abadi) melalui penyingkapan misteri seksual. Karena itu dua tema utama dalam setiap pelayanan YADA Institute adalah Menyingkap Misteri Seksual, Membangun Keintiman Abadi. Saat ini beliau banyak memberikan seminar pengajaran di berbagai kota di Indonesia.