Marah Yang Sehat

Psikologi / 2 May 2008

Kalangan Sendiri

Marah Yang Sehat

Lestari99 Official Writer
10071

Setiap orang pasti pernah marah, karena marah adalah manusiawi. Marah terkadang menimbulkan situasi yang serba salah. Jika kita melampiaskan amarah, kita bisa terserang penyakit, begitu juga jika kita tahan amarah, penyakit lain juga akan mengancam. Banyak macam orang mengungkapkan kemarahannya, bisa dengan meledak-ledak, bisa juga hanya diam saja.

Mengapa orang marah mudah terkena penyakit? Di dalam darah orang marah terkandung banyak hormon adrenalin. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal ini akan dilepaskan ke dalam darah ketika ada rangsangan emosi. Akibatnya adalah denyut jantung akan bertambah cepat dan tekanan darah meninggi. Keadaan ini yang mengakibatkan penyakit mudah datang.

Menurut Mark Gorkin, seorang konsultan pencegahan stres dan kekerasan untuk US Postal Service, layanan pos di Amerika Serikat, membagi marah dalam empat macam yaitu, Purposeful (marah yang disengaja), Spontan (marah yg dilakukan secara tiba-tiba), Konstruktif (marah yang disertai ancaman terhadap orang lain) dan Destruktif (marah yang ditumpahkan tanpa rasa bersalah). Namun problem yang sebenarnya bukan pada amarahnya, tetapi terletak pada bagaimana kita mengolah amarah tersebut.

Sebuah penelitian yang dilakukan Institute For Mental Health Initiaves mengungkapkan bahwa marah bisa berarti sehat, bahkan lebih sehat daripada memendam perasaan jengkel. Syaratnya adalah, pengelolaan secara sehat. Ada empat langkah nyata untuk mengelola amarah:

1. Mengidentifikasi kesalahan sikap dan pendirian yang mempengaruhi kita untuk marah secara berlebihan. Begitu kesalahan ini diperbaiki, kita bakal lebih mudah mengendalikan marah.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor dari masa kecil kita yang menghambat kemampuan kita mengekspresikan amarah. Faktor-faktor ini termasuk ketakutan, penolakan dan ketidaktahuan.

3. Mempelajari cara tepat untuk mengekspresikan kemarahan sehingga kita tetap dapat menguasai situasi yang menimbulkan kemarahan itu, bahkan secara lebih efektif.

4. Menutup luka-luka yang mungkin tertinggal oleh pengaruh emosional dari kemarahan yang menghancurkan.

Disamping empat cara untuk mengelola amarah di atas, ada empat hal yang tidak boleh dilakukan untuk merespon perasaan marah, yaitu:

1. Pengelakan: Mengingkari bahwa kita marah. Mengingkari marah akan menambah stres dan akan menggiring ke arah penyakit yang berhubungan dengan stres.

2. Pemendaman: Memendam marah meskipun kita tahu bahwa kita sedang marah. Ini bukan mengurung amarah, tetapi menunda ekspresinya.

3. Pengalihan: Menumpahkan kemarahan pada sesuatu yang tidak berhubungan dengan sasaran amarah kita.

4. Pengekspresian tak langsung: Marah karena alasan tertentu, tetapi menumpahkan kemarahan pada sesuatu yang lain.

Marah adalah manusiawi, Meskipun berbahaya bagi kesehatan kita, tetapi sebenarnya marah masih bisa dikelola. Dan jika kita bisa mengelola amarah itu dengan benar, maka marah tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan.

Sumber : kplg
Halaman :
1

Ikuti Kami