Siapkan Mental Menyambut Anak

Marriage / 1 May 2008

Kalangan Sendiri

Siapkan Mental Menyambut Anak

Fifi Official Writer
4827
Meski pada umumnya memiliki anak menjadi impian pasangan yang menikah, ternyata masih banyak juga yang belum siap mental untuk berperan sebagai ayah dan ibu Lalu, bagaimana mempersiapkannya dan kapan sebaiknya memiliki anak? Menurut Widiawati Bayu, Psi, psikolog dari PT. Kasandra Persona Prawacana Test and Cosultancy, Jakarta, waktu yang tepat untuk memiliki anak berbeda antara pasangan yang satu dengan yang lainnya. Sebab, kesiapan mental maupun finansial masing-masing juga tidak selalu sama waktunya.

Meski pada umumnya setiap pasangan suami-istri menginginkan anak dalam kehidupan pernikahan mereka, pada kenyataannya tidak semua pasangan siap diberi momongan. Apalagi, jika itu terjadi tidak lama setelah menikah. "Ketidaksiapan ini bisa karena mereka belum siap secara materi, belum memiliki tempat tinggal yang tetap, atau bisa juga secara mental," ujar Widia. Jadi, saran Widia, rencana memiliki anak sebaiknya dibicarakan berdua dengan pasangan. Rencanakan dengan matang sebelum akhirnya mengambil keputusan.

PERAN BARU
Penyebab lain dari ketidaksiapan mental untuk memiliki anak ini, karena belum siapnya salah satu atau kedua pihak untuk mengemban peran baru sebagai ayah dan ibu. Sebab, praktis mereka harus menyesuaikan diri dengan pola hidup yang baru. "Misalnya, dulu istri punya pendidikan dan karier bagus, tapi terpaksa berhenti bekerja karena ternyata kondisi anak butuh ditangani secara khusus."

TERLALU LELAH
Sementara, bagi sebagian pasangan yang keduanya sibuk bekerja di luar rumah, merasa sudah tidak punya waktu lagi untuk bercanda dengan anak, karena tiba di rumah sudah terlalu lelah dan menjelang malam. Bila situasi ini tidak dicermati, tentu akan menurunkan kualitas hubungan dengan anak maupun pasangan. "Namun, selelah apa pun, berusahalah memberi perhatian pada semua pihak. Dan jadikan aktivitas baru sebagai ayah dan ibu menjadi sesuatu yang menyenangkan, dan tanggungjawab bersama."

ANAK PUN PUNYA HAK
Selain urusan mental, siap secara finansial juga sering menjadi syarat bagi sebagian pasangan. Widia mengingatkan, siap finansial juga penting karena anak punya hak untuk mendapatkan asupan yang baik, kesehatan, dan pendidikan yang memadai. Menabung merupakan langkah yang bijak untuk meyiapkan kebutuhan materi anak.

"TEROR" DARI LUAR
Meski pasangan suami-istri sudah sepakat untuk menunda mempunyai anak, misalnya, belum tentu keadaan sudah aman dari "teror mental". Sebab, bisa jadi justru pihak luar yang mendesak mereka untuk segera punya momongan, antara lain orangtua dan saudaranya. Bila situasi semakin sulit "diredam", tidak ada salahnya untuk mendiskusikan kembali komitmen yang sudah dibuat.

Intinya, keputusan tetap di tangan Anda berdua sebagai pasangan suami istri, karena Anda berdualah yang akan bertanggungjawab di hadapan Tuhan untuk keluarga Anda yang baru ini. Berdoalah dan jika perlu, mintalah masukan dari orang-orang yang lebih dewasa dan bijak untuk Anda pertimbangkan.

Sumber : nova
Halaman :
1

Ikuti Kami