Salah satu hal yang mayoritas menghalangi para pria memenuhi panggilan Tuhan adalah kekalahan dalam hal hawa nafsu ini. Seorang remaja laki-laki mungkin mendengar panggilan Tuhan baginya untuk menginjil. Dia juga merasa tertarik untuk mengikuti panggilan itu. Tapi dia tidak mentaatinya karena dia melakukan masturbasi secara teratur. Dia merasa bersalah. Dia tidak bisa membayangkan bersaksi atau menginjil kepada seorang gadis cantik tentang Tuhan karena dia terlalu terbiasa melihat gadis-gadis telanjang dalam imajinasinya. Jadi dia merasa tidak layak dan tidak mampu menaati panggilan Tuhan. Masturbasi menjadi musuh dari misi dan panggilan Tuhan.
Apakah masturbasi itu salah?
Ijinkan saya membahas isu ini terutama untuk para pria. Saya tidak bisa membayangkan orgasme seksual dapat terjadi tanpa adanya gambaran-gambaran atau imajinasi seksual di pikiran. Saya tahu ada yang disebut dengan mimpi basah, yang saya sebut sebagai hal yang tidak salah dan membantu, tapi saya meragukan bahwa itu menjadi pengalaman orgasme tanpa adanya mimpi seksual yang menyediakan gambaran-gambaran yang dibutuhkan dalam pikiran.
Dengan jelas Tuhan telah membuat hubungan antara orgasme seksual dengan pemikiran seksual sedemikian rupa sehingga sensasi orgasme tergantung kepada hal-hal atau gambaran-gambaran yang ada dalam pikiran kita. Karena itu untuk dapat bermasturbasi, perlu adanya gambaran atau pemikiran yang erotis dalam pikiran. Ini bisa dilakukan dengan hanya berimajinasi langsung atau dengan bantuan gambar atau foto atau film atau cerita erotis atau gambaran orang yang nyata. Gambaran-gambaran ini selalu menjadikan wanita sebagai obyek seksual. Saya menggunakan kata "obyek" karena seorang wanita yang bisa dikatakan sebagai subyek seksual harus nyata dan juga berhubungan secara nyata dengan kita, dimana kita bersama-sama dia benar-benar mengalami secara nyata apa yang kita bayangkan atau imajinasikan. Hal ini tidak berlaku pada masturbasi.
Jadi saya tidak setuju dengan masturbasi. Ada banyak alasan mengapa masturbasi adalah salah. Namun alasan saya adalah karena adanya gambaran-gambaran seksual yang terlibat dalam masturbasi dan yang mengubah wanita menjadi obyek seksual. Pemikiran seksual yang memampukan masturbasi tidak dapat menjadikan atau membantu pria manapun untuk memperlakukan wanita dengan hormat. Itulah sebabnya masturbasi mengakibatkan rasa bersalah dan menghalangi ketaatan.
Tiga pesan bagi para pria lajang:
1. Anda tidak sendirian dalam "pertempuran" ini. Cari teman-teman sesama pria dimana anda dapat berbagi dan saling menguatkan.
2. Kegagalan berkala di area ini tidak lebih mendiskualifikasi Anda dari suatu pelayanan dibanding kegagalan dalam ketidaksabaran (yang juga merupakan dosa).
3. Cari gambaran-gambaran atau fokus yang baru. Misalnya buku-buku dengan gambar fotografi, atau gambar-gambar yang lain. Berfokuslah pada hal-hal yang akan memacu anda menjadi lebih baik.