Valentine, Antara Hawa nafsu dan Kasih Sejati

Internasional / 13 February 2008

Kalangan Sendiri

Valentine, Antara Hawa nafsu dan Kasih Sejati

Puji Astuti Official Writer
7461
Semua orang jika menerima tanda cinta pada hari Valentine pasti sangat berbahagia. Siapa sih orang yang tidak ingin dicintai? Semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan untuk di cintai. Seorang bayi yang baru lahir, jika tidak disentuh dan dipeluk dengan kasih sayang, sekalipun di beri makan dan minum dengan cukup, dia akan mati. Orang-orang yang kurang menerima kasih dari keluarga atau bahkan mengalami penolakan saat kecil, sekalipun sewaktu masih dalam kandungan, maka anak itu terluka dan ketika bertumbuh dewasa akan mempengaruhi kehidupannya.

Jadi kesimpulannya, setiap orang membutuhkan cinta. Wah.. berarti Valentine itu bisa jadi ajang yang tepat dong untuk mengungkapkan cinta. Bisa ya..bisa tidak.. Mari kita lihat dulu apa yang Ken Sweiger tulis dalam artikel Should Biblical Christians Observe It, tentang "Be my Valentine". Dia mengatakan bahwa kata Valentine berasal dari kata Latin yang berarti : Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, Dewa orang Romawi kuno. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi, to be my Valentine, hal itu berarti menduakan Tuhan (karena memintanya menjadi Sang Maha Kuasa dalam hidupnya) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Adapun lambang Cupid yang marak muncul sebagai icon Valentine itu, kata Cupid sendiri berarti: the desire, hasrat atau hawa nafsu. Si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod the hunter, dewa Matahari. Nimrod sering disebut dewa cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!

Jadi sebenarnya bila dicermati, jika kita menelan mentah-mentah Valentine dan segala budaya yang dihadirkannya, hal itu salah kaprah. Kita harus dapat memilah-milah dan membuat garis lurus pemisah antara kebenaran firman Tuhan dan budaya yang ada saat ini. Esensi Tuhan sendiri adalah kasih (1 Yoh 4:8), tentu Dia ingin kita untuk saling berbagi cinta yang kita miliki. Bahkan Dia pun menyatakan cinta-Nya kepada manusia. Dia memberikan Diri-Nya sebagai hadiah bagi seluruh umat manusia, agar seluruh umat manusia di selamatkan.

Segala yang Anda miliki tidak akan berguna jika Anda tidak memiliki kasih, bahkan pemberian tanpa kasih yang tulus tidak bermanfaat sama sekali. Hal ini dinyatakan dengan jelas dalam 1 Korintus 13: 1-4. Dan inilah kasih itu, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak melakukan hal yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri. Kasih itu tidak pemarah, dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, dia suka keadilan dan kebenaran. Dan yang pasti, kasih itu menarik mujizat ke dalam kehidupan Anda, karena kasih itu menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu dan sabar menanggung segala sesuatu (1 Kor 13:4-7).

Cinta dengan kriteria diatas, adalah cinta sejati yang dibutuhkan oleh setiap orang. Dan semakin sering Anda membagikannya, Anda akan semakin berkelimpahan dengan cinta Tuhan. Cinta adalah sesuatu yang Anda miliki, dan sekalipun Anda membagikannya kepada setiap orang, hal itu tidak akan pernah habis. Namun yang pertama, Anda harus menerima cinta Tuhan terlebih dahulu. Jika Anda tidak memperoleh cinta dari sumbernya, yaitu Tuhan sendiri, maka yang akan Anda temukan adalah sesuatu yang palsu.

Sumber : Berbagai sumber/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami