Keluarga No.1

Marriage / 5 December 2007

Kalangan Sendiri

Keluarga No.1

prisca Official Writer
4808

Tim Miller berdiri di teras White House dan memandang sekeliling. Dia telah mencapai puncak karirnya. Menjadi agen Secret Service merupakan impian masa kecilnya.

Pada saat itu bulan Oktober 1994. Dia baru saja melewati tangga menuju tempat tinggal pribadi milik Presiden saat dia mendengar suara tembakan yang bertubi-tubi di luar. Lalu kaca-kaca mulai berpecahan, Dengan segera, earphone milik Tim mulai dipenuhi dengan laporan-laporan dari petugas berpakaian preman di luar yang mengatakan bahwa ada seseorang menyerang Gedung Putih. Tim berlari keluar pagar mengelilingi trotoar. Tembakannya nampaknya telah berhenti, namun ada hiruk pikuk di jalan di depan White House. Petugas Secret Service telah memborgol laki-laki tersebut.

Fransisco Martin Duran mengatakan pada teman-temannya bahwa dia akan membunuh sang Presiden (Amerika Serikat). Tidak ada yang menanggapinya dengan serius sampai dia pergi ke Washington, dikelilingi oleh turis-turis, menembaki kediaman Presiden. Pada saat dia berhenti menembak untuk mengisi pelurunya, dua orang sipil menghajarnya dan memegangnya sampai agen berpakaian preman datang dan menangkapnya. Tim menahan lelaki itu dan menginterviewnya.

Pada saat sedang menyetir pulang ke rumah pada malam itu, Tim mengingat ulang kejadian tersebut. Dia merasa senang, dan merasa inilah yang dia inginkan, mengambil bagian dalam masalah hidup dan mati bagi kepentingan nasional, puncak dari tahun-tahunnya sebagai marinir dan polisi.

Namun dia tidak bisa menyingkirkan pikiran yang mengganggu bahwa mungkin pekerjaannya tidaklah sebegitu berharganya. Istrinya akan kesal karena dia pulang malam dan lagi-lagi melewatkan makan malam keluarga.

Tim sangat mencintai istri dan anak-anaknya, tapi nampaknya mereka mengalami jalan buntu dalam mengatasi masalah tersebut. Menjadi agen Secret Service adalah sebuah gaya hidup, jadi saat karirnya bentrok dengan kehidupan pribadinya, pekerjaannya haruslah didahulukan. Keluarganya membayar harga yang tinggi untuk kesuksesannya. Dia bekerja tiga kali dari empat akhir pekan, melewatkan ulang tahun pernikahannya sementara dia naik unta keliling piramid Mesir menjaga Tipper Gore (istri wakil Presiden pada masanya) dan melewatkan ulang tahun anak perempuannya karena melindungi Presiden di Hawaii. Tapi keluarganya tahu bahwa dia mencintai mereka,kan?

Walau Secret Service memiliki tingkat perceraian tertinggi dibandingkan agen dari kesatuan hukum lain, Tim yakin hal itu tidak akan pernah terjadi padanya dan istrinya, LaDonna. Tetapi dia merasa tonjokkan di perutnya kalau mengingat istrinya berkata seminggu atau dua minggu yang lalu, "Tim, aku merasa seperti orang tua tunggal."

Komentar ini membuatnya bingung dan putus asa. Dia seharusnya sedang menikmati hidup; dia sedang berada di tempat yang selalu dia impikan terjadi. Namun, tahu dia berada di sana dengan mengorbankan istri dan anaknya meninggalkan rasa pahit di mulutnya. Dan bukan mereka yang salah.

Waktunya untuk berubah

Beberapa bulan setelah peristiwa penembakkan, Tim melakukan perjalanan lebih sering dari sebelumnya. Pekerjaannya terus memanggilnya untuk tugas-tugas yang penting dan tempat tujuan yang mengasyikkan. Dia tinggal di istana Pangeran Saudi, Pangeran Abdullah dan melindungi Perdana Menteri Israel, PM Radin, tiga minggu sebelum pembunuhan Rabin.

Kemudian suatu hari, pada saat sedang menuju White House, Tim mendengar kotbah Dr. Dobson di Radio mengatakan, "Jika karir anda menyebabkan anda kehilangan keluarga anda, anda harus berdoa dan meminta Tuhan memberikan anda pekerjaan dimana anda bisa benar-benar menjadi suami bagi istri anda dan ayah yang baik bagi anak anda."

Kata-kata tersebut seperti meniup segala dilema yang dia rasakan. Tim mendapatkan dirinya menangis, dan dia dengan segera mengambil keputusan untuk mencari pekerjaan baru. Hal itu bukanlah pilihan yang mudah. Dia tidak tahu apa yang Tuhan rencanakan, tapi keluarganya tidak akan lagi berada di urutan kedua.

Tim meninggalkan Secret Service dan menjadi agen bea cukai AS. Posisinya sebagai Agen Senior Khusus Anti Teroris di Kantor Bea Cukai AS memberikannya tanggung jawab yang besar sekali untuk mengimplementasikan rencana berskala nasional untuk menjaga perbatasan Amerika dari masuknya dan serangan teroris.

Pada saat Tim bersiap-siap menyerahkan karirnya, Tuhan tidak hanya memberkati keluarganya tetapi juga memberikannya pekerjaan yang dia cintai. Sekarang dia memiliki hidup yang lebih baik dan menikmati akhir pekan bersama keluarganya. Pada tahun 2003, Tim menjabat sebagai Senior Department of Homeland Security Liaison di FBI, Tim mempunya tanggung jawab yang besar untuk membantu menjaga keamanan AS.

Dia tidak akan menukar dengan apapun juga untuk hubungan yang dia telah bangun bersama keluarganya selama tujuh tahun terakhir. "Anak laki-laki saya, Aaron, menikah tahun lalu," ujar Tim. "Salah satu momen yang terbaik dalam hidup saya adalah hari di saat dia meminta saya apakah saya bersedia menjadi pendamping prianya."

Sumber : Chuck Holton,www.focusonfamily.com
Halaman :
1

Ikuti Kami