Dia bukan Pria Idamanku

Marriage / 3 November 2007

Kalangan Sendiri

Dia bukan Pria Idamanku

Fifi Official Writer
8869

Saya melihat suami saya. Dia bukan pria pintar seperti yang saya dambakan. Dia juga tidak berkulit sawo matang dan gagah seperti yang saya mau. Hm...

 

Masih dalam pemikiran itu, suami saya melihat balik ke arah saya, membelai rambut saya dan berkata "Dari dulu saya pikir saya menginginkan seorang wanita berambut panjang lurus yang sangat modis dalam penampilan. Tapi sekarang didepan saya ada kamu yang berambut ikal dan kadang kadang tidak modis sama sekali". Mendengar itu saya tertawa. "Kamu keberatan ya?" "Sama sekali tidak. Justru saya orang yang paling beruntung bisa bersama dengan kamu", ujarnya sambil memeluk saya.

 

Saat itu juga,  saya mengingat momen saya bertemu dengan dia. Saya tahu saat itu bahwa saya sedang tidak melihat seorang pria idaman di depan saya. Tapi begitu mengenalnya, tampak ada sesuatu yang sangat menarik dari pria yang satu ini. Makin lama saya menjadi temannya, sesuatu yang tadinya ‘ideal' betul-betul tidak lagi menjadi soal utama. Ketika kami akhirnya berpacaran, kami menjadi 2 orang teman yang sangat akrab. Kami berbagi selera musik yang sama, pergi ke gereja bersama, dan belajar tentang hal-hal yang disukai dan tak disukai. Dan itu indah!

 

Kami juga terlibat dalam diskusi yang penuh perbedaan pendapat. Wah, kalau soal itu sih sampai sekarang juga masih sering. Saya orang yang spontan, sedang suami saya adalah seorang yang penuh teori di kepalanya. Saya melihat sebuah gelas dengan setengah jumlah air sebagai "setengah penuh" sedangkan suami saya sering melihatnya sebagai "setengah kosong". Tapi dalam melewati semua itu, kami tetap bertahan sebagai 2 orang teman baik. Dan hari ini, setelah 20 tahun menikah, saya ingin membagikan 4 karateristik dasar yang selama ini sangat membantu kami untuk bertahan dan saling mencintai.

 

Penghiburan

Kami belajar untuk menagih penghiburan yang kami butuhkan. Di saat-saat yang sulit kala ada kerabat yang meninggal, ada kesalahan yang kami buat di masa lalu, atau dalam keadaan seburuk apapun, penghiburan itu selalu ada. Suami saya sering menghibur dengan berkata "Saya bersyukur memiliki kamu", atau "Saya percaya kamu bisa melalui ini. Saya tidak pernah meragukan kamu".

Kadang dengan pernyataan singkat seperti itu atau dengan sebuah sentuhan saja, penghiburan itu bisa didapat, tergantung kebutuhan masing-masing. Intinya, kami harus selalu ada untuk menghibur satu sama lain.

 

Belas Kasihan

Kami belajar tentang belas kasih persis seperti belajar piano. Harus rutin dan perlu waktu sampai akhirnya bisa. Saya kadang malas dan lelah mendengar curhat suami saya. Tapi saya berusaha untuk selalu menyediakan waktu untuk itu. Suami saya juga demikian. Tapi dia juga berusaha terus untuk memahami perasaaan seorang wanita yang penuh gejolak seperti saya. Kami bersumpah dihadapan Tuhan dan manusia untuk selalu berbagi baik suka dan duka. Dan rasa belas kasihan akan satu sama lain itulah yang kami gali terus.

 

Hubungan

Kami terus menjaga hubungan dengan komunikasi yang lancar dan melakukan hal-hal praktis yang memperkuat hubungan. Kami sering pergi keluar untuk makan sambil membahas berita yang seru, sering mendengar musik favorit berdua, atau bahkan pergi sesekali untuk candle light dinner yang romantis. Kadang kami juga camping, lari pagi, fitnes, main game di mal, atau pergi ke bioskop. Keluarga juga sering kami libatkan. Kakak, adik, sepupu, atau orang tua ikut sering kami ajak jalan bersama. Dan satu yang paling utama ialah komunikasi dengan Tuhan secara bersama. Memang ada sih waktu pribadi dengan Tuhan. Tapi berdoa dan membahas kebenaran firman Tuhan berdua merupakan momen yang penuh kekuatan dalam kehidupan kami hari demi hari.

 

Konsistensi

Konsisten untuk selalu setia itu sangat penting. Menjadi orang yang benar-benar dapat selalu dipercaya juga penting. Walau kadang manusia tidak luput dari kesalahan, tetapi konsistensi itu benar-benar vital dan harus terus dijaga.

Dengan 4 karakteristik sederhana itu, kami berdua mampu bertahan bukan hanya untuk menjadi pasangan tetapi menjadi teman baik untuk satu sama lain.

Halaman :
1

Ikuti Kami