Sejak dulu sampai sekarang salah satu misteri bagi manusia adalah ketidakpastian akan masa depan. Dalam kegelisahannya manusia berusaha mereka-reka kalau-kalau nasib masa depan mereka bisa ditentukan oleh bintang-bintang di langit, atau hari, bulan, dan tahun saat mereka lahir. Atau lewat bola kristal. Singkatnya manusia cenderung mengandalkan dirinya sendiri.
Kepastian apa bagi Musa selama 40 tahun di padang pasir? Setiap hari hanya memandang hamparan pasir hampa, tanpa tahu kapan ini akan berakhir. Kepastian apa bagi Daud ketika hidup sebagai seorang pelarian, yang hidup sehari-hari pun tanpa jaminan, sampai-sampai harus minta roti ke Bait Allah? Kepastian apa bagi Yusuf di penjara bawah tanah di bawah segel Firaun, penguasa negara adikuasa? Secara logika mustahil baginya untuk dapat melihat alam bebas lagi.
Para pahlawan iman di atas telah membuktikan bahwa Tuhan sepenuhnya, di atas segala kekuatan dan kelemahan kita, di atas segala mudah dan sukarnya keadaan. Kepastian pada akhirnya ada dalam genggaman tangan Tuhan, dan jalan ke sana adalah mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Jalan ke sana adalah sepotong iman percaya, bahwa tangan kita sungguh tidak sanggup menggenggam masa depan, hanya tangan-Nya yang sanggup.
Kepastian masa depan Anda sungguh ada, ketika Anda mengandalkan Tuhan sepenuhnya.