Bulan Juni lalu, di keluarga besar saya sedang heboh-hebohnya pemeriksaan kesehatan. Awalnya karena salah satu anggota keluarga ternyata divonis hampir terkena jantung koroner sehingga seluruh keluarga dimaklumkan untuk periksa darah. Dan hasilnya sungguh mengagumkan, hampir semua orang memiliki penyakit sama yaitu kolesterol tinggi dan asam urat.
Sejak hari itu, dimulailah hari-hari diet. Banyak sekali makanan yang diharamkan di rumah, dibuat jadwal berolahraga dengan bantuan treadmill dan terapi air putih. Masalahnya saya dan suami sering sekali melanggar diet itu karena kami lebih sering makan di luar ketimbang di rumah karena harus pergi ke kantor, sehingga diet kamipun berantakan. Jika kami memakan makanan haram, sering sekali kami berkata ‘sekali-kali tidak apa-apalah'. Dan ketika merenung justru lebih sering kami makan makanan haram ketimbang makanan sehat.
Menjalani kehidupan sehat dan berdiet boleh saja berantakan. Tapi, tidak boleh demikian dengan kehidupan rohani. Tidak boleh ada kompromi dalam kehidupan rohani kita karena Tuhan sama sekali tidak menyukai dosa. Kita semua tahu bahwa tidak mudah menjaga roh kita supaya tetap menyala-nyala. Tapi kita harus berjuang dengan keras menjaga hidup tetap kudus dan tidak bercacat cela di hadapan-Nya. Syukurlah kita punya Roh Kudus yang akan selalu mendampingi dan menolong kita.
Manakah yang lebih sering Anda lakukan, setia kepada-Nya atau berkompromi dengan dosa?