Amsal 29:11
"Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya."
Apakah Anda pernah berada dalam suasana yang mengarah pada pertengkaran dengan rekan, pasangan atau siapa pun? Anda bicara cukup keras, dia juga begitu dan suasana semakin memanas. Kata-kata yang tidak mengenakkan diluncurkan kepada satu sama lain, dan tiba-tiba suara telepon berbunyi. Sesungguhnya Anda sedang benar-benar marah saat itu, tapi tiba-tiba Anda menjawab telepon dengan suara normal, "Halo?" Saat itu Anda memilih untuk mengontrol amarah. Mengapa? Karena Anda pikir itu saat yang tepat untuk tidak menunjukkan amarah.
Apa maksud ilustrasi di atas? Kita memiliki banyak kontrol atas kemarahan daripada yang kita pikir dapat dilakukan. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan kita dapat mencari cara untuk mengontrolnya. Alkitab mengatakan, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Artinya, kita dapat mengontrol amarah dengan pertolongan Allah. Jadi kita bisa berhenti mencari alasan dan mulai menerima tanggung jawab atas reaksi Anda sendiri. Amsal 29:11, "Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya." Daripada melampiaskannya, kita diminta untuk meredakannya. Hal ini menunjuk kepada kemauan, sesuatu yang kita pilih untuk dilakukan. Jika masih tidak mengerti, pahami ini: Menjadi marah adalah sebuah pilihan, seperti setiap emosi lainnya.
Anda dapat mengontrol amarah dengan pertolongan Allah, jangan hanya mengandalkan kekuatan Anda.