Petualangan Di Israel

Kata Alkitab / 20 September 2007

Kalangan Sendiri

Petualangan Di Israel

Admin Spiritual Official Writer
17805

Antara peserta dan pemimpin tour tentunya memiliki cara pandang yang berbeda walaupun mereka pergi mengunjungi tempat yang sama. Bagaimana pandangan seorang tour leader tentang ziarah ke Israel? Apa manfaat rohaninya dan bagaimana pandangan-pandangan teologinya? Berikut petikan hasil wawancara tim www.jawaban.com/spiritual dengan Pendeta Samuel Sie, seorang gembala jemaat di Gereja Bethel Indonesia - Citra Garden Cengkareng. Beliau ini telah menjadi pemimpin rombongan Holy Land Tour sebanyak 12 kali.

Hal apakah yang menyemangati bapak sehingga tetap eksis menjadi seorang tour leader?

Yang pertama, karena saya memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang situasi dan kondisi di sana. Selama ini saya mempelajari tentang firman Tuhan. Dan kebetulan saya sendiri adalah seorang penggali, pengajar dan pemberita firman Tuhan. Rasanya tidak lengkap jika saya sendiri tidak pernah pergi ke sana untuk mengetahui secara geografis kota atau daerah yang tertulis dalam sejarah di Alkitab. Kedua, saya merasa ada kepentingan lain yaitu saya ingin mengajak orang lain ke sana untuk mengalami pengalaman seperti yang saya alami. Dan alasan yang ketiga ialah setelah beberapa kali ke sana, saya merasa ada suatu misteri yang perlu diketahui lagi. Di sana kita tidak hanya berziarah atau berkunjung, tetapi ada tanda-tanda akhir jaman yang memiliki hubungan dengan keberadaan bangsa Israel atau kaum Yahudi itu sendiri, yaitu tentang pembangungan kembali bait Allah.

2-3 tahun belakangan ini saya perhatikan, bangsa Israel sementara mempersiapkan tujuannya tersebut. Inilah yang membuat saya tertarik untuk kembali dan terus berkunjung ke sana sampai saya melihat kenyataannya nanti, betulkah pembangunan bait Allah ini akan terwujud? Bagi saya pembangunan ini merupakan suatu signal tentang akhir jaman di mana Antikris sudah hadir dan kedatangan Tuhan kedua kali semakin dekat.

Berapa kali dalam setahun bapak memimpin rombongan Holy Land Tour?

Sebenarnya saya sendiri memiliki jadwal kunjungan itu setahun sekali. Dan kebetulan setiap tahunnya ada agen tours and travel yang bisa bekerja sama dengan misi saya ini.

Pernahkah ada kesaksian dari anggota rombongan setelah mereka berziarah ke Israel dan sekitarnya?

Pada dasarnya, berkat itu memang ada. Baik berkat rohani maupun jasmani. Berkat secara rohani sering saya temui atau dengarkan langsung dari anggota rombongan yang berkata kepada saya : "Wah, kali ini saya baru mengetahui dengan pasti bahwa Yesus Kristus itu memang ada! Sebelumnya saya hanya mendengar dan membaca. Tetapi pengalaman berjalan di Israel membuka mata rohani saya tentang keKristenan." Biasanya juga saya memberikan pesan dan kesan secara rohani kepada peserta sebelum pulang kembali ke Indonesia. Dan momen seperti ini selalu menjadi seperti altarcall atau penyegaran rohani dan kesempatan untuk menantang kualitas iman seseorang kepada Kristus. Sebagian besar dari mereka merasa terkejut dengan apa yang telah mereka jalani selama di Israel. Bayangkan, selama ini mereka hanya belajar dari teori (agama), tetapi sekarang mereka telah menyaksikan tanda sejarah yang pernah mereka pelajari itu. Di mana Yesus lahir, besar dan melayani. Kemudian mati, bangkit dan terangkat ke Sorga.

Sedangkan, Secara jasmani : yaitu berupa kesaksian beberapa orang.

Ada seorang pengusaha pemborong bangunan. Pulang dari perjalanan ke Israel ia mendapatkan order besar untuk membangun beberapa bangungan di daerah Aceh. Sejak saat itulah usaha dan perekonomiannya meningkat pesat. Padahal sudah beberapa bulan belakangan usahanya ini sepi order. Ia sendiri berkata kepada saya bahwa ia ingin kembali ke sana.

Ada seorang ibu yang sudah 11 tahun menanti kehamilan yang tidak kunjung tiba. Ia pun telah menjalani pengobatan dan terapi baik di dalam maupun di luar negeri, namun sayang hasilnya tetap nihil. Sungguh ajaib, ketika ia menyelesaikan perjalanan ziarah ke Israel bersama kami. Beberapa waktu setelah itu, ia mengabarkan bahwa ia telah hamil. Anaknya sekarang berumur hampir setahun.

2 tahun yang lalu saya dan istri saya sendiri yang mengalami berkat Tuhan. Istri saya saat itu berusia 42 tahun. Dan kami menginginkan seorang anak lagi. Sepulang dari Israel, kerinduan kami ini digenapi Tuhan.

Walaupun, kita tidak menjanjikan adanya berkat jasmani melalui kunjungan ini kepada peserta. Tetapi kami percaya bahwa peran serta Tuhan ada dalam perjalanan religi kami ini.

Berapa hari biasanya kita dapat menikmati perjalanan spiritual di sana?

Minimal ada delapan hari. Tetapi rata-rata dari yang pernah saya jalani 11 hari lamanya. Karena ada opsi ke Mesir yang dipertimbangkan memiliki hubungan sejarah dengan Yesus dan beberapa fakta perjanjian lama dalam Alkitab. Contohnya saja, di Cairo ibukota Mesir. Di sana Yusuf dan Maria melarikan diri dari kejaran Herodes yang ingin membunuh bayi-bayi termasuk bayi Yesus. Ada juga gunung Sinai, tempat Musa menerima dua loh batu berisi sepuluh hukum Tuhan. Dan masih ada beberapa tempat lainnya yang memiliki kaitan sejarah Alkitab.

Tempat apa yang paling berkesan secara spiritual bagi bapak?

Pertama ialah Bethlehem. Seperti tertulis dalam Alkitab, ini adalah daerah tempat Yesus dilahirkan di dalam kandang domba. Menariknya, tempat ini dilestarikan oleh tiga kepercayaan yang memiliki kepentingannya masing-masing. Mereka adalah kaum Islam, Yahudi dan Katolik.

Kedua, Yerusalem. Ini adalah kota bersejarah di dalam Alkitab. Kota ini dikenal sebagai kota pusat pengajaran. Menurut sejarah Alkitab, setiap setahun sekali bangsa Yahudi dari berbagai wilayah berkumpul untuk beribadah di bait suci. Yesus pun menghabiskan waktu pelayananNya di kota ini. Sampai akhirnya sejarah menuliskan bahwa Ia di salib dan dikuburkan. Kabar terakhir tentang Yesus di kota ini ialah ketika Ia bangkit, murid-murid berkumpul di sebuah bukit untuk menyaksikan kenaikanNya ke Sorga.

Sedangkan jika ingin melihat dari kesan pemandangan indah, saya lebih memilih Tiberias.

Menurut kesaksian dari beberapa orang yang pernah berkunjung ke sana, mereka mengatakan bahwa bukit Golgota itu masih membingungkan karena terletak di dua tempat berbeda. Yang lebih membingungkan lagi, masing-masing tempat itu memiliki fakta pembenarannya masing-masing. Bagaimana pandangan bapak mengenai hal ini?

Sebenarnya, bukit Golgota itu hanya satu tempat saja. Namun karena ini adalah sejarah, dan kami bukanlah saksi hidup sejarah tersebut. Saya tidak dapat menentukan mana yang benar mana yang salah. Berikut informasi yang saya dapatkan selama menjadi pungunjung setia Israel.

Versi pertama ialah menurut kaum Katolik.

Firman Tuhan mengatakan bahwa : "Yesus di salibkan di luar kota Yerusalem." Kota Yerusalem itu sendiri adalah kota yang dikelilingi oleh tembok. Setelah mengalami perkembangan penduduk, kota ini diperluas. Dan temboknya pun direnovasi menjadi lebih besar dan luas areanya. Kondisi ini menempatkan bukit Golgota itu sekarang berada di tengah atau di dalam kota Yerusalem. Bukit tempat Yesus disalibkan itu sendiri sekarang di lindungi oleh bangsa Yahudi. Menurut firman Tuhan, ketika Yesus mati. Terjadilah gempa bumi dan bukit terbelah. Nah, di sini memang ada bukit yang dilindungi supaya tidak di rusak dan mengalami pergeseran-pergeseran karena erosi. Mereka membangunkan 7 gereja besar dengan model menempel di bukit itu. Di dalamnya juga terdapat kuburan dan fakta-fakta sejarah lain yang berhubungan dengan penyaliban Yesus.

Versi kedua ialah menurut kaum protestan.

Bukit Golgota itu berada di luar. Bukit itu lebih besar dan tinggi dibanding versi pertama. Jika dilihat dari kejauhan, bukit tersebut tampak seperti tengkorak. Ada sebuah foto (diambil 200 tahun yang lalu) yang ditempelkan di sana yang menunjukkan gambar bukit tersebut. Setelah dilihat, memang kondisinya lebih jelas bentuk tengkoraknya daripada yang ada sekarang. Fakta lainnya ialah, persis di bawah bukit tengkorak itu ada taman orang kaya (menurut jaman Yesus) yang masih ada sampai sekarang. Tempat itu dinamai taman Yusuf Arimatea. Tidak jauh dari situ ada dua lobang kuburan yang dipercayai sebagai tempat Yesus dikuburkan. Satu lobang telah terpakai dan satunya kelihatan belum pernah dipakai.

Dari kedua tempat itu, tempat mana yang bapak rasa paling tepat untuk direkomendasikan kepada peserta tour?

Banyak peserta yang bertanya kepada saya tentang tempat mana yang harus dipercayai sebagai tempat yang paling benar sesuai sejarah Alkitab. Namun saya hanya menjawab mereka dengan pernyataan bahwa : "Bagi saya, bukan masalah tempat dan bagaimana letaknya. Yang terpenting ialah Yesus sudah di salibkan dan telah menggenapi rencana penyelamatanNya. Dan kita beriman kepada penggenapan janji Allah tersebut sehingga keselamatan pun ada di tangan kita."

Saya tidak dapat menentukan mana yang benar dan paling tepat, karena saya pun bukanlah saksi hidup sejarah Alkitab ini. So, saya mengajak mereka untuk berjalan-jalan ke dua tempat tersebut.

Tadi bapak sempat menyinggung tentang rasa penasaran terhadap pembangunan kembali bait suci. Adakah argumentasi Alkitabiah yang mendukung hal tersebut?

Itu menjadi salah satu topik pembahasan saya ketika mengajar atau berbicara dengan beberapa orang. Pembangungan ulang bait suci itu menunjuk pada tanda akhir jaman. Bagi saya, fenomena yang kita alami di dunia ini sudah tertulis dalam Alkitab :

  • Alam semesta menubuatkan tentang akhir jaman (Matius 24). Adanya gempa, tsunami dan goncangan alam lainnya menunjukkan tentang akhir dari suatu masa.
  • Ajaran dan nabi-nabi palsu. Saat ini bukan barang asing lagi di antara kita.
  • Kemajuan teknologi seperti ‘microchip' yang ditanamkan pada tangan dan dahi seseorang, hal itu telah dituliskan dalam Wahyu 13.
  • Daniel 9:27 menuliskan nubuatan bahwa antikris itu akan menajiskan bait Allah. Sementara kita tahu bahwa bait Allah itu sudah tidak ada lagi. Dua kali di bangun dan dua kali juga di hancurkan. Kitab Daniel itu adalah kitab nubuatan yang menuliskan hal-hal yang akan terjadi. Nubuat di atas menunjuk pada penajisan sebuah bait Allah. Logikanya, bagaimana bangunan itu dinajiskan jika belum di bangun? Dengan rencana dan pembangunan bait Allah ini, paling tidak ini menjadi petunjuk bagi kita untuk bersedia menghadapi masa kekuasaan antikris. Praktisnya, sesudah bait itu selesai di bangun, antikris akan datang untuk menajiskannya.

2-3 tahun belakangan ini saya sering mengajak peserta tour untuk melihat-lihat di peternakan lembu merah. Sebab salah satu syarat pembangungan bait Allah adalah dengan dikorbankannya seekor lembu merah. Mungkin kita sebagai orang Kristen berpikir bahwa, bait suci dan taurat itu sudah tidak berlaku lagi. Namun tidak demikian bagi orang Yahudi yang memang tidak mempercayai Yesus Kristus, karena mereka masih berpegang pada hukum taurat Musa itu.

Saya juga mengajak peserta untuk mengunjungi Temple Institute (bayar $10 lagi sih..kan tambahan)...di sini ada perabot-perabotan bait Allah yang sudah di cetak ulang. Saya berpikir, untuk apa mereka (orang Israel red.) berusaha membuatnya kalau bukan ditujukan untuk pembangunan ulang bait Allah. Seorang staf yang bekerja di tempat itu pernah berkata kepada saya bahwa, benda-benda ini adalah benda-benda yang dipersiapkan untuk masa yang akan datang.

Bukti-bukti di atas saya perlihatkan kepada para peserta tour dengan tujuan untuk menunjukkan kepada mereka secara logis bahwa akhir jaman telah dekat karena tanda-tandanya sudah begitu jelas. So, apa yang Anda lakukan dengan keKristenan Anda?

Halaman :
1

Ikuti Kami