KELUARGA BAGI NAY
Keluarga juga punya arti penting bagi pemeran utama sinetron Melody produksi RCTI. Keluarga adalah tempat Nay membangun fondasi kuat supaya bisa mempelajari banyak hal dalam kehidupan. "Keluarga juga mengajarkanku hal-hal yang memang semestinya harus aku hadapi dalam hidup. Bagiku, keluarga adalah hidup itu sendiri. Untuk aku nih, ibaratnya kalau nggak ada keluarga, nggak akan ada Nay yang sekarang," jelasnya lagi.Masih dalam ceritanya seputar keluarga, ia bersyukur atas orangtua yang dimilikinya. Meski berbeda keyakinan, Nay menghormati dan mengasihi keduanya dengan tulus. Bicara soal sang ayah, Jamal Mirdad, ada satu kejadian yang membuatnya tak enak hati. "Ketika aku memutuskan mengikut Tuhan Yesus, untuk ngomong ke Papa soal itu rasanya sangat nggak enak. Tapi mau gimana lagi, karena dalam memilih iman aku belajar mengikuti panggilan hati. Dan aku percaya semua ini dalam bentuk apa pun adalah dari Tuhan, karena Tuhan Yesus sayang banget sama aku."
Keluarga yang terdiri dari berbagai individu dengan aneka karakter juga menjadi warna pelajaran tersendiri bagi artis yang baru memiliki satu keponakan ini. Keragaman karakter dan kisah hidup antar anggota keluarga dianggapnya sebagai cermin. "Belajar soal hidup nggak hanya dari pengalaman diri sendiri tapi juga dari pengalaman orang lain. Kisah mereka bisa menjadi cermin buat diri kita. Entah itu keburukan, kegagalan atau kebaikan dan juga ketulusan, semua layak dipetik dan diambil hikmahnya. Semua itu memberiku pelajaran untuk hati-hati dalam melangkah, termasuk dalam mengambil keputusan dan bersikap."
POLOS DAN BERSAHAJA
Belajar dan mencoba menikmati tiap hal yang terjadi. Prinsip inilah yang berusaha diaplikasikan Nay dalam melewati keseharian hidupnya, bahkan jauh sebelum ia menjadi pemain sinetron yang melambungkan namanya. Sikapnya yang bersahaja dan terbilang polos juga kerap hadir dalam karakter setiap tokoh yang diperankannya. Seolah hendak menyatakan tiap tokoh selalu memunculkan satu sisi dirinya sendiri. Tak ditampiknya bahwa nada serupa juga pernah sampai ke telinganya. Namun, bintang iklan kelahiran 23 Mei 1988 tersebut menanggapinya santai. "Kalau dilihat dari sisi positifnya, aku menerimanya sebagai pujian. Bagi aku, Intan ya Intan dan Nay adalah Nay. Walaupun mungkin ada beberapa kesamaan, tapi kami tetap dua karakter yang berbeda." Itulah komentar sederhananya tentang tokoh Intan dalam sinetron dengan judul sama yang semakin melambungkan namanya di jagat sinetron Indonesia.
Menyoal popularitas yang dianggap instan tersebut, Nay menimpalinya dengan rasa syukur. Ia yakin hal itu merupakan kepercayaan yang diberikan Tuhan untuknya. Lewat itu, ia diberi amanat untuk menyenangkan dan mengasihi orang lain. Sikap apa adanya tersebut bukanlah sebuah kepura-puraan. Berikut satu kisah yang juga lagi-lagi berbuah baik. "Waktu itu aku diajak Mama nemenin kak Nana casting. Aku mau dan nurut-nurut saja. Giliran Kak Nana yang casting, aku juga disuruh Mama ikutan. Ya udah aku coba. Dan sampai sekarang ini hasilnya," tuturnya ramah. Nay yang memulai karier di dunia entertainment pada tahun 2005 lewat sinetron Liontin bersama sang kakak ini juga sedang melewati hari-hari pasca kehilangan mobil CRV-nya yang berwarna silver. Lagi-lagi ia pun menghadapi dan menerima kejadian ini dengan lapang dada. Buktinya, ia tetap bisa tampil maksimal dan penuh konsentrasi di lokasi syuting sinetron Intan. Rasa kesal atau jengkel pastilah ada, apalagi mobil tersebut dibeli dengan uang sediri. Namun, ia memilih untuk mengerjakan profesinya dengan tekun ketimbang memikirkan mobil yang jelas-jelas sudah hilang itu.
MASA DEPAN
Usai menamatkan pendidikan SMU tahun 2005, ia berencana melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Harapannya satu hari kelak ia bisa menjadi seorang psikolog. Namun, rencananya tersebut belum bisa terealisasi. Jauh sebelum itu, Nay pernah bercita-cita menjadi pramugari. Tapi sayang, syarat fisik yang menjadi penghalang memaksanya untuk menghapus cita-cita tersebut. Menunda sementara untuk jadi psikolog, ia punya cita-cita lain, yaitu pengusaha. Rencana tersebut tampaknya lebih matang ketimbang rencana kuliahnya. Ditanya begitu Nay keberatan menjabarkannya, "Sebenarnya aku pengen banget kuliah, dan tetap ada rencana ke sana. Tapi memang belum bisa diwujudkan sekarang. Aku harus fokus untuk persiapan buka cottage. Seperti sebuah cafe tapi ada tempat makan dan juga penginapan di daerah Bandung."Rencana itu terlintas ketika Nay kebanjiran order sinetron. Penghasilannya yang lumayan tersebut diinvestasikannya dalam bentuk usaha cottage. Pemilik tinggi 160 cm dan berat 48 kg ini yakin, semangat dan kerja kerasnya di lokasi syuting tak akan sia-sia. Apalagi ia sudah rela menunda studinya. Namun sekali lagi, rasanya itu tak jadi soal lantaran aktingnya bisa diterima masyarakat. Ini terbukti dengan seringnya masyarakat menungguinya di lokasi syuting untuk sekadar berfoto bersama atau meminta tanda tangannya. "Semoga apa yang aku kerjakan di sinetron bisa membuat orang banyak senang dan terhibur," harapnya polos.