Kematian anggota keluarga secara mendadak, keguguran, dipecat dari kerja, mengalami kecelakaan, mengalami perkosaan, semua ini dapat menjadi contoh pengalaman traumatik. Stres yang diakibatkannya, atau yang menyusul kejadian traumatik disebut sebagai stres pascatrauma. Manusia sesungguhnya memiliki mekanisme adaptasi untuk menghadapi masalah, termasuk dalam menghadapi trauma. Meski demikian, penyesuaian menghadapi stres traumatik lebih sulit dilakukan. Berbeda dengan stres sehari-hari yang umumnya dapat lebih mudah ditanggulangi, stres traumatik bila tidak tertangani baik dapat sangat mengganggu fungsi individu.
Gejala Stress Traumatik:
1. Mengalami mimpi buruk berulang kali mengenai kejadian buruk itu dan insomnia.
2. Menarik diri dari lingkungan. Misalnya menghindari tempat-tempat yang akan menimbulkan trauma atau tidak mau melakukan kegiatan-kegiatan yang disuka.
3. Gangguan makan: mual dan muntah, kesulitan makan, atau justru kebutuhan sangat meningkat untuk mengkonsumsi makanan
4. Hiperaktif yang negatif, punya kegelisahan yang berlebihan, rasa kekuatiran yang tidak masuk akal dan sikap yang tak tenang.
5. Kewaspadaan berlebih, kebutuhan besar untuk menjaga dan melindungi diri
6. Merasa terganggu bila diingatkan, atau teringat tentang traumanya (oleh sesuatu yang dilihatnya, didengar, dirasakan, dicium, atau dirasakan (lidah)
Tindakan yang bisa anda lakukan untuk menolong: