Susu kacang kedelai sedang naik daun belakangan ini. Bukan hanya yang sudah siap minum dan biasanya disajikan dalam keadaan dingin, tapi juga dalam bentuk susu bubuk yang dijual di pasar swalayan. Atau, bagi anda yang suka bertandang ke resto Jepang, semangkuk kacang kedelai rebus (edamame) bisa dijadikan sebagai camilan sembari menunggu hidangan utama disajikan. Apa saja sebenarnya manfaat kedelai?
Siapa yang tidak kenal dengan tempe mendoan yang berasal dari kedelai? Atau tau gejrot asal Cirebon yang juga dibuat dari kedelai? Sebut juga ulukutek oncom dari Jawa Barat, atau tahu aci dari Slawi. Memang, setelah dibuat menjadi beragam olahan, kedelai naik gengsinya.
Tak hanya di Indonesia, dalam kuliner Jepang, produk kedelai juga banyak disuka. Misalnya sup miso yang berisi potongan tahu dan irisan daun baang sangat digemari. Di Jepang dan beberapa negara di Eropa, kembang tahu kering biasa digunakan sebagai bahan pembuat ham tiruan dan chicken roll. Di Cina, tahu sutra diolah sebagai hidangan penutup, yang disajikan bersama sirop jahe.
Kapan dan siapa sebenarnya yang pertama kali menemukan tanaman kedelai, masih kurang jelas. Catatan pertama tentang kedelai terdapat dalam jurnal Chinese Materia Medica yang ditulis oleh Kaisar Sheng Nung pada tahun 2838 SM. Disebutkan bahwa tanaman kedelai liar (Glycine ururiencis) adalah jenis kedelai pertama yang tumbuh di daerah Manchuria (daratan Cina). Dari Cina, tanaman kedelai merambah hingga ke Jepang (abad ke 6) dan Eropa (abad ke 17). Di Indonesia, tanaman kedelai mulai dibudidayakan untu bahan pangan dan pupuk hijau sejak abad ke 17.
Dilihat dari kandungan gizinya, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik. Susunan asam amino pada kedelai lebih lengkap dan seimbang. Kedelai sangat berkhasiat bagi pertumbuhan dan menjaga kondisi sel-sel tubuh. Kedelai mengandung protein tinggi dan mengandung sedikit lemak. Protein kedelai juga dibuktikan paling baik dibandingkan jenis kacang-kacangan yang lain. Kandungan proteinnya setara dengan protein hewani dari daging, susu, dan telur.
Terlebih lagi, 25% kandungan lemak dalam kedelai terdiri dari asam lemak tak jenuh yang bebas kolesterol. Asam lemak tak jenuh ini dapat mencegah timbulnya pengerasan pembuluh-pembuluh nadi (arterio sclerosis). Kedelai juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan dapat mengurangi resiko penyakit jantung, seperti dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa mengkonsumsi 4 porsi makanan dari kedelai setiap hari, kadar LDL dalam darah bisa berkurang hingga 10%, yang berarti dapat menurunkan resiko penyakit jantung hingga 20%.
Selain itu, kedelai juga kaya akan asam linoleat, asam linolenat, dan lesitin. Linoleat dan linolenat adalah asam lemak esensial dari kelompok omega-6 dan omega-3, yang dapat mengurangi resiko penyakit jantung dan diabetes. Sedangkan lesitin adalah senyawa kimia campuran fosfatida dan senyawa-senyawa lemak, yang meliputi fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin, fosfatidil inositol, dan senyawa lainnya. Lesitin diyakini khasiatnya sebagai obat awet muda, meningkatkan memori, dan mempertinggi daya tahan tubuh. Tidak mengherankan, sekarang lesitin juga bisa dikonsumsi langsung dalam bentuk tablet atau kapsul lunak (soft gel). Segudang khasiat kedelai ini bisa dipetik manfaatnya, jika kita megkonsumsinya secara rutin.
Sumber : fmn