Uang Saku, Pengetahuan Dasar Keuangan Anak

Investment / 30 July 2007

Kalangan Sendiri

Uang Saku, Pengetahuan Dasar Keuangan Anak

willem laoh Official Writer
7147

Bagaimana anak-anak kita belajar tentang cara mengelola keuangannya? Sebagian besar dari mereka tidak belajar sampai mereka dewasa dan pelajaran ini mereka dapat dari keberhasilan dan kegagalan yang mereka alami.

Sekolah? Tidak mengajarkan bagaimana kita dapat mengelola keuangan secara mandiri. TV juga tidak memberikan banyak arti bagi pengetahuan keuangan. Mengamati bagaimana orang tua mereka berprilaku terhadap keuangan, mungkin bisa tapi lebih banyak membingungkan mereka. Ditambah lagi, anak-anak sekarang lebih banyak berhadapan dengan masalah uang dan di usia yang masih muda mereka sudah memiliki cara pandang keuangan. Tanpa Anda sadari mereka sudah memiliki kebiasaan buruk berkenaan dengan keuangan dan hal ini bisa berlangsung sampai mereka tua.

Realitanya, tidak banyak orang tua yang memperkenalkan pengetahuan keuangan sampai anak mereka sudah dewasa. Di waktu tersebut, masalah ini bisa sangat mahal harganya dan tentunya akan banyak mempengaruhi emosi mereka.

Jadi dapat disimpulkan bahwa satu-satunya jalan anak-anak dapat belajar mengenai cara mengelola keuangan adalah dari pengalaman mereka dan tentunya Anda sebagai orang tua memberikan arahan. Atau dapat diartikan bahwa anak-anak akan belajar dengan trial and error dan melihat orang tua sebagai role model. Bila semasa kecil mereka tidak dapat belajar mengenai keuangan, biaya kesalahan pada saat dewasa bisa sangat besar berkaitan dengan keuangan dan hubungan antarmanusia.

Apa yang Harus Dilakukan?

Langkah pertama dan merupakan bahan pembahasan untuk artikel kali ini, yaitu berikan uang saku bagi anak-anak Anda. Di bawah ini ada beberapa hal, mengapa anak-anak perlu uang saku:

  1. Satu-satunya proses di mana anak-anak dapat belajar mengenai cara mengelola uang adalah dengan adanya pendapatan regular berupa uang saku.
  2. Mereka diposisikan untuk boleh melakukan kesalahan saat biaya yang harus di tanggung kecil.
  3. Dengan mengetahui keterbatasan dana yang dimiliki, memaksa anak-anak untuk:
    • Memikirkan harga dari barang-barang yang ingin dibeli.
    • Menentukan pilihan barang yang akan dibeli dengan berbagai macam keinginan.
  4. Menumbuhkan rasa apresiasi atau kepemilikan terhadap berbagai barang yang dibeli sendiri dengan uang mereka.

Kapan Sebaiknya Mulai?

Untuk hal ini bila anak-anak Anda sudah mulai tertarik dengan uang dan mulai memahami nilai barang, misalkan anak Anda mengetahui harga sebuah barang, maka sudah saatnya bagi Anda untuk memperkenalkan dasar-dasar mengelola keuangan. Untuk sebagian anak mungkin sekitar usia 4-5 tahun. Usahakan pemberian uang saku dilakukan setiap minggu untuk awal pelajaran bagi mereka.

Berapa Nilai yang Sesuai?

Dalam hal ini setiap keluarga pasti memberikan uang saku yang berbeda. Untuk itu kami coba memberikan beberapa faktor yang sebaiknya Anda gabungkan dalam menentukan nilai uang saku tersebut, seperti usia anak, berapa besar teman-teman anak Anda memperoleh uang saku, di mana Anda tinggal, juga bisa menjadi faktor penentu dan tentunya berapa besar yang akan Anda berikan agar anak mulai untuk menentukan pilihan dan mengemban tanggung jawab.

Cobalah untuk bertanya dengan teman-teman yang memiliki anak seusia anak Anda. kemudian kumpulkan semua fkator tersebut dan mulailah untuk mencoba. Tentunya anda masih tetap bisa mengubahnya di masa datang. Anda tentu tidak ingin anak menjadi frustasi karena uang saku yang terlalu kecil dan kebingungan karena uang sakunya terlalu besar. Belajarlah dari pengalaman selama ini.

Uang Saku Tambahan?

Memberikan uang saku tambahan bisa saja Anda berikan. Tapi ingat, uang saku tambahan tersebut bisa diberikan bila anak-anak melakukan suatu pekerjaan di atas yang Anda rasa bisa dilakukan. Dan harus diingat, usahakan agar uang saku tambahan tersebut dialokasikan untuk ditabung guna membeli suatu barang yang diiinginkan di masa datang. Pelajarannya di sini adalah saya (anak-anak) dapat bekerja lebih kerasa untuk membeli suatu barang special yang diinginkan.

Jangan memberikan hukuman karena mereka melakukan kesalahan dengan memotong uang saku mereka. Bagaimana mereka bisa diharapkan untuk mengelola uang mereka bila uang saku yang diterima tidak selalu pasti.

Memberikan uang saku tambahan berbeda dari satu keluarga dengan yang lain, dan jangan merasa bersalah bila Anda memberikan terlalu sedikit atau terlalu banyak, paling tidak Anda memberikan peluang kepada mereka untuk mendapatakan uang saku lebih dari yang disepakati.

Dalam pelajaran uang saku ini, sangat penting bila Anda duduk bersama dengan anak-anak sebelum memulai proses ini, dan menjelaskan apa yang Anda harapkan mereka belanjakan dari uang saku tersebut. Anda tidak dapat menentukan apa yang bisa dibeli namun paling tidak Anda dapat menyampaikan beberapa hal yang bisa dilakukan dengan uang saku mereka:

  1. Berbagi atau sumbangan. Anjurkan anak-anak untuk berbagi, misalkan untuk sumbangan fakir miskin atau untuk membeli kado untuk teman mereka yang berulang tahun.
  2. Berbelanja (spending). Dari uang saku yang diperoleh mereka dapat gunakan untuk membeli keinginan mereka seperti mainan, permen atau cokelat, hiburan dan lain-lain.
  3. Menabung. Anjurkan agar anak Anda menyisihkan untuk ditabung sekitar 10-20 persen dari uang saku yang mereka terima, untuk membeli suatu barang yang nilainya agak mahal.

Point Penting

Dalam membuat sebuah program yang berkitan dengan uang saku untuk anak-anak memang tidaklah semudah membalik telapak tangan. Semua itu memerlukan pertimbangan. Untuk itu kami coba berikan beberapa hal yang dapat membantu dalam membuat program yang cukup masuk akal dan dapat diperbaharui bila dibutuhkan.

  1. Tentukan siapa yang mendapatkan apa.
    Cobalah buat sebuah sistem di mana Anda memberikan uang saku lebih besar untuk anak yang berusia lebih tua. Tapi, tetap harus fleksibel sampai menemukan formula yang tepat bagi anak-anak. Secara umum, sebaiknya memberikan nilai yang lebih tinggi untuk anak yang lebih tua karena kebutuhannya juga meningkat.
    Dalam hal ini bermurah hatilah.
  2. Buat kesepakatan mengenai aturan.
    Setiap anak sebaiknya memahami mengapa mereka mendapatkan uang saku dan dapat digunakan untuk hal apa saja uang saku tersebut. Sebaiknya katakana bahwa mereka menerima uang saku karena mereka adalah anggota keluarga.
  3. Bayarlah tepat waktu.
    Memberikan uang saku pada waktunya, mengajarkan anak Anda nilai untuk menghargai obligasi seseorang.
  4. Uang saku bukan sebagai alat pengontrol
    Jangan gunakan uang saku sebagai salah satu alat untuk menghukum kesalahan yang mereka lakukan. Karena pada dasarnya pemberian uang saku untuk mereka agar mereka belajar mengani bagaimana mengelola uang agar lebih bijak.

Catatan Pengeluaran

Begitu anak bertambah usia, tentunya kebutuhan mereka juga meningkat. Anda sebagai orang tua juga harus mempertimbangkan untuk menambah uang saku mereka. Oleh karena itu penting bagi mereka untuk paling tidak membuat catatan untuk semua pengeluaran yang mereka lakukan. Jadi, apakah sebaiknya mereka membuat anggaran? Jangan. Tapi buatlah cacatan untuk semua pengeluaran yang mereka lakukan. Bantulah anak Anda untuk membuat cacatan pengeluaran begitu Anda memberikan mereka uang saku. Jelaskan, bahwa semua orang harus tau ke mana uang yang didapat dibelanjakan. Dalam pembuatan, mungkin Anda dapat membuat sebuah contoh dengan catatan pengeluaran Anda sendiri, misalkan untuk belanja harian, transportasi, sewa vcd, laundry, telepon., listrik dan lain-lain. Cobalah jelaskan bahwa ada pengeluaran yang tidak bisa dielakkan seperti listrik. Namun ada yang bisa dikurangi seperti sewa vcd.

Diskusikan semua pengeluaran yang bisa mereka lakukan dan mereka rasa bisa mereka pegang tanggung jawabnya. Tapi dengan arahan yang Anda berikan, satu hal yang harus diingat tidak boleh membatasi penggunaan dari uang saku yang akan mereka terima.

Dalam pembuatan catatan pengeluaran, pastikan bahwa Anda dan anak membuat daftar dari berbagai kemungkinan pengeluaran seperti, makan siang, jajan di sekolah, sewa vcd, nonton film di bioskop dan tentunya mereka juga sebaiknya mengalokasikan untuk hal-hal yang tak terduga seperti hadiah ulang tahun dan lain-lain.

Terakhir cobalah dorong anak-anak untuk beramal. Karena masih banyak anak-anak saat ini yang kekurangan dan perlu bantuan. Dengan begitu mereka bisa belajar bahwa uang bisa menjadi alat bantu untuk orang yang kesusahan.

Menabung

Bayangkan bila anak anda menginginkan sesuatu, misalkan sepeda. Bagaimana mereka dapat mencapainya? Sebagai contoh, bila anak Anda menginginkan sepeda yang diidamkan. Maka Anda bisa memberikan gambaran seperti ini, harga sepeda kira-kira Rp.250 ribu dan dengan uang saku setiap bulan Rp.100 ribu maka berikan gambaran bahwa mereka bisa mencoba untuk menyisihkan Rp.25 ribu setiap bulan dan setelah 10 bulan akan terkumpul uang sejumlah harga dari sepeda yang diinginkan. Bila terjadi di mana harga dari sepeda naik, maka Anda sebagai orang tua dapat membantunya dengan menambah kekurangannya.

Selain mendorong mereka untuk menabung, tentunya Anda juga harus membantu untuk mengembangkan catatan pengeluaran mereka, sehingga mereka dapat melihat bahwa menabung sama saja dengan menunda pembelanjaan. Sehingga dengan begitu mereka dapat mengelola keuangan dengan lebih bijak. tau kapan harus menunda pemakaian untuk tujuan masa datang yang lebih besar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa alasan Anda memberikan anak-anak Anda uang saku adalah untuk membangun pondasi yang kuat mengenai keuangan yang bisa bertahan sampai mereka dewasa. Tentu, Anda bisa saja memberikan uang untuk semua kebutuhan mereka, tapi dengan mengharuskan mereka untuk menyisihkan dari uang saku mereka akan memberikan gambaran yang lebih baik mengenai cara mengelola keuangan pribadi. Dari program uang saku ini diharapkan mereka dapat belajar mengenai kesabaran, disiplin dan mudah-mudahan menjadi lebih baik dalam mengatur keuangannya di masa datang. Semoga bermanfaat.

Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.

Sumber : Sinar Harapan
Halaman :
1

Ikuti Kami