Tuhan Yang Memegang Janji

Family / 10 February 2007

Kalangan Sendiri

Tuhan Yang Memegang Janji

evrianty Official Writer
8853
Sumber Kesaksian: Yunus Santoso & Patricia
 

Tanggal 13 Desember 2001, Patricia yang saat itu berusia enam tahun mengalami panas tinggi dan kejang-kejang. Kemudian Ica dibawa oleh kedua orang tuanya ke rumah sakit. Hasil dari pemeriksaan yang menyeluruh, Ica divonis mengalami gagal ginjal.

Yunus Santoso, ayah Ica tidak lagi melihat harapan. Kondisi anak ini sudah amat parah dan kemungkinan tidak bisa ditolong lagi. Kami menyadari tidak memiliki pengharapan lagi secara medis lagi. Kami berserah. Semalam-malaman kami berdoa, semalam-malaman kami bernyanyi dan memuji Tuhan. Terus terang seumur hidup saya, saya tidak pernah berdoa seperti pada waktu malam itu. Saya tidak pernah berdoa dengan menangis seperti pada waktu malam itu. Tapi malam hari itu saya ditantang Tuhan. Saya dihadapkan pada satu permasalahan dimana saya tidak sanggup untuk menangani masalah ini.

Untuk menyelamatkan nyawa Ica, dokter menyarankan untuk dilakukan cuci darah. Kabar itu membuat Yunus dan istrinya tidak lagi memiliki harapan.

Kami berdoa, setelah itu masuklah anak kami di ruangan cuci darah. Tanggal 15 dokter melihat hasilnya cukup bagus. Ada perubahan membaik sebesar 50%, puji Tuhan. Tanggal 16 dokter mengatakan : "Besok lusa (tanggal 18), anak ini harus cuci darah lagi yang kedua kalinya."

Dengan hati yang hancur, Yunus dan istrinya berdoa dan menyerahkan anak mereka, Ica kedalam tangan Tuhan.

Setelah kami mendapatkan kabar tentang cuci darah yang kedua, saya ngomong pada istri saya : "Mari kita berdoa". Saya katakan : "Tuhan, ini anakMu. Engkau telah titipkan, Engkau telah percayakan pada saya. Pada malam hari ini, dia mengalami sakit penyakit dan saya tidak sanggup mengatasi masalah ini. Semua ini kami serahkan kepadaMu, biar kehendakMu saja yang jadi. Kami berjanji bahwa ini adalah anak perjanjian antara Engkau dan kami. Beri kesempatan anak ini untuk sehat, untuk hidup maka aku serahkan anak ini sepenuhnya untuk menjadi pelayanMu. Biarlah kehendak Tuhan yang jadi".

Itulah doa kami yang terakhir. Setelah itu kami bernyanyi : Kumenang... Kumenang... Kumenang... sampai fajar menyingsing.

Saat Ica dibawa keluar dari ruangan tersebut, dia mengatakan : "Pak, penyakit Ica sudah digendong Tuhan Yesus." Sebagai orang tua saya merasa hati saya teriris lagi. Saya menangis lagi disitu, saya tidak bisa menahan diri saya.

Setelah itu, pagi tanggal 17 itu, perawat mengambil darah, ditest. Siangnya dia datang lagi lagi untuk mengambil darah untuk ditest kembali. Sejak perawat datang ke kamar untuk mengambil darah, anak saya selalu katakan : "Suster, penyakit Ica sudah disembuhkan Tuhan Yesus." Kemudian sorenya diambil lagi darahnya.

Dari hasil pemeriksaan darah tersebut, tidak lagi ditemukan penyakit pada tubuh Ica. Oleh dokter Ica dinyatakan sembuh dan keesokan harinya bahkan telah diperbolehkan pulang.

Yunus tahu Tuhan telah mengerjakan suatu mujizat.
Menurut dokter ini merupakan satu mujizat yang belum pernah terjadi selama dokter itu menangani kasus penyakit ginjal. Pada anak kami dokter mengatakan : "Ini belum pernah terjadi. Namun ini adalah suatu mujizat yang nyata dan kelihatan yang dialami oleh dia (Ica)"

Saya percaya apa yang menjadi perjanjian saya dengan Tuhan, Tuhan telah jawab. Tuhan selalu menepati janjiNya.

Halaman :
1

Ikuti Kami