Kecanduan Cinta? Ih Seram...

Single / 17 December 2005

Kalangan Sendiri

Kecanduan Cinta? Ih Seram...

Fifi Official Writer
5347
Siapapun bisa berada pada keadaan "kecanduan cinta" karena berbagai alasan. Kenali tahap demi tahap agar anda bisa mengintrospeksi diri.

1. Obsesi. Pada tahap ini, seseorang mulai menjadi si pecandu karena termakan oleh pikiran-pikiran tentang intrik romantis. Pikirannya mulai sering melayang, membayangkan hal-hal romantis untuk memuaskan dirinya sendiri. Konsentrasi orang tersebut jadi sering buyar. Tahap ini mempersiapkan seseorang ke tahap kecanduan yang selanjutnya.

Tahap ter-obsesi ini bisa dipicu oleh begtiu banyak hal, antara lain:
-Pertemuan dengan seorang pria/wanita yang menarik hati. Pertemuan tersebut bisa hanya sekilas di jalan atau orang yang sudah dikenal sebelumnya
-Baru saja mengalami pengalaman pahit yang membuat emosinya drop atau dalam keadaan depresi baik ringan atau berat.
-Melewati atau berada di suatu tempat tertentu yang membuka memori lama atau memancing khayalan baru.
-lain-lain

Tahap ini tidak menguntungkan bagi orang yang sedang mengalaminya. Semakin ia berusaha menghindari obsesi, dia justru semakin terjerumus didalamnya.

2.Perburuan. Orang yang berada pada tahap ini ialah mereka yang mengikuti naluri untuk mengikuti obsesi mereka. Tanpa bisa ia hindari, ia mulai mencari sesuatu atau seseorang yang sanggup memuaskan dirinya. Jika dia mencari sosok manusia, dia akan mulai datang ke tempat-tempat dimana kategori "objek"nya dapat dengan mudah didapati seperti ke mal, ke perkumpulan anak muda, atau chatting di internet, atau yang lainnya. Kalau yang dia cari berupa buku atau film yang bisa membuatnya merasa tenang dan bahagia, dia akan mulai mencari-cari.

Semakin kuat dorongan obsesi, semakin kuatlah semangat berburunya. Pada saat inilah mulai terlihat gangguan-gangguan dalam rutinitas yang ia kerjakan. Hanya ada 2 hal yang bisa menghentikannya berburu: 1. menemukan apa yang ia cari, sedang yang ke-2 ialah tertangkap basah sedang mencari-cari.

3.Perekrutan. Jika objek yang ia cari bukan manusia, seperti buku atau film contohnya, tahap perekrutan ialah transaksi bisnis biasa, seperti beli bukunya atau beli vcd-nya. Jika yang ia cari ialah manusia lain, maka tahap perekrutan akan terasa lebih rumit. Si pecandu cinta mulai menjadi sangat ahli dalam ‘menggunakan' pihak lain untuk terlibat dalam fantasinya. Ia akan menciptakan suasana atau situasi sebisa mungkin untuk mewujudkan kenyataan seperti yang ia inginkan. Tahap perekrutan ini selalu beresiko tinggi.

4. Kepuasan. Kepuasan muncul jika si pecandu mulai sukses, dengan satu atau lain cara. Buku atau film yang ia lihat telah membuatnya senang. Atau ada orang lain (si objek) yang memberi respon positif terhadap dirinya. Intinya, rasa gatal sudah sukses digaruk. Minimal untuk sementara waktu.

5. Kembali ke Normal. Efek dari kepuasan ialah kembali ke "posisi normal". Pikiran serasa jernih kembali dan semua berasa lebih tenang dan menyenangkan. Kalau saja mungkin si pecandu berhenti sampai disini saja, maka semuanya akan menjadi baik-baik saja. Masalahnya, setelah tahap ini, pecandu akan mulai gelisah dan kemudian kembali lagi ke tahap awal, yaitu obsesi.

6. Pembenaran. Setelah si pecandu "berhasil" mendapatkan fantasi romantik yang ia inginkan, biasanya akan timbul rasa bersalah atau rasa penyesalan yang dalam. Karena itu, dia mulai membenarkan perilakunya. Dia akan berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang ia buat adalah sesuatu yang benar dan "nggak salah-salah amat", atau sesuatu yang "normal" atau "dapat dimengerti", terutama dalam kondisi sekarang. "Lagipula saya kan butuh dan tidak punya pilihan lain".

7.Menyalahkan. Kebanyakan pecandu cenderung menyalahkan orang lain atas keberadaannya. Orang tua, lingkungan, teman, orang dari masa lalu yang telah mengecewakannya dan lain-lain. Intinya, dia menolak memikul tanggung jawab atas situasi ini, dan menyalahkan orang lain sebagai pihak yang "membuat" mereka seperti itu.

8.Rasa malu. Rasa malu adalah efek tak langsung dari pembenaran. Perilakunya membuat dia merasa malu akan dirinya sendiri. Tapi rasa malu ini biasanya tersembunyi jauh didalam dirinya, dan tidak terkuak ke permukaan. Gawatnya, rasa malu ini seperti sebuah benih yang pada akhirnya akan melahirkan sebuah siklus kecanduan yang sama kembali.

9. Putus asa. Pengalaman yang membawa si pecandu dari tingkat kesenangan dan rasa penasaran yang berakhir ke rasa malu sebagai hasilnya, dan menyadari bahwa proses ini adalah siklus yang sulit dihentikan, akhirnya membuat si pecandu merasa kehilangan harapan. Rasa kosong dan hampa yang merupakan ‘bahan bakar' dari kecanduan cinta sendiri mulai terasa kembali ditambah dengan rasa putus asa dan depresi. Penderitaan itu mulai terasa makin menyakitkan.

10. Janji-janji. Karena rasa sakit yang benar-benar menyiksa, si pecandu akan berjanji untuk tidak akan pernah melakukannya lagi. Dia akan berpikir dengan cara pandang yang baru dan berusaha hidup dalam hidup yang baru. Tapi seringkali janji ini gagal dan gagal lagi. Kadang, si pecandu bahkan sadar bahwa tinggal tunggu waktu saja sampai ia tiba lagi di siklus kecanduan yang baru.

Apakah anda masuk dalam kategori "si pecandu cinta" dari pengalaman hidup anda? Jangan mau terlibat terus didalamnya. Putuskanlah untuk tidak akan pernah menjadi pecandu cinta lagi, dengan alasan apapun, dan bertindaklah seperti keputusan anda itu! Dimulai dari sekarang.....
Halaman :
1

Ikuti Kami