Temanilah Anakmu

Parenting / 14 December 2005

Kalangan Sendiri

Temanilah Anakmu

Fifi Official Writer
3939
Kejiwaan anak sangat berbeda dengan orang dewasa. Mereka polos, mudah menerima dan sekaligus meniru yang dilihatnya, tanpa tahu benar atau salah, baik atau buruknya. Sebuah tayangan TV yang mungkin kita anggap hanya lelucon, bisa ditangkap lain oleh mereka.

Untuk itu, orang tua harus menyediakan waktu untuk menemani anak-anak saat menonton TV. Sambil menikmati tontonan, orang tua bisa memberikan penjelasan tentang pesan-pesan moral yang ada di film tersebut. Kalau toh tak bisa menemani karena bekerja, harus melakukan komunikasi dengan pembantu.

Jangan sampai anak itu justru mendampingi pembantu menonton sinetron, karena anak akan terkondisi dengan lingkungan sinetron. Orang tua harus bisa komunikasi dengan pembantu, meminta supaya kalau nonton TV bersama anak-anak, menonton film yang sesuai usia anak-anak.

Orang tua harus pintar untuk memberikan pelatihan kepada pembantu agar pembantu dapat mendampingi anak menonton TV, bukan anak mendampingi pembantu. Ini harus dilakukan sedini mungkin, terlebih saat anak mulai bisa berpikir kritis. Intinya, jangan biarkan anak mengembangkan pola pikirnya sendiri, karena ini sangat berbahaya.

Menonton sinetron bagi anak, tidak kalah bahayanya dengan menonton adegan kekerasan. Karena sinetron akan membawa di anak ke alam yang lebih dewasa, sehingga membuat mereka menjadi dan ingin dewasa sebelum waktunya. Ia juga mengingatkan, dalam memberikan penjelasan atau komentar, hendaknya jangan terus-menerus yang justru akan membuat anak merasa bosan. Dan sebelum menghidupkan TV, sebaiknya periksa jadwal acara, sehingga tahu apa yang akan ditonton.

Juga perlu diingat, setelah satu acara selesai, anak tertarik menonton acara berikutnya. Untuk itu, perhatikan acara yang mau ditonton dan acara berikutnya. Jika tidak menghendaki anak menonton terus, sebelum acara berikut dimulai, matikan TV. Sekali anak tertarik acara berikutnya, akan sulit menyuruhnya berhenti menonton.

Pada beberapa keluarga, ada kebiasaan untuk menyalakan TV bukan untuk ditonton tapi hanya untuk suara latar di rumah, agar tidak terlalu terasa sepi. Hal ini biasanya pada rumah-rumah yang besar, dengan penghuni yang tidak banyak. Sebaiknya jika anak ada di rumah kebiasaan ini dihentikan atau diganti dengan menyalakan radio. Sebab dengan menyalakan TV, sama dengan mengundang anak menontonnya.

Sebaiknya peletakan posisi TV di rumah diatur sedemikian rupa, agar tidak berdekatan dengan tempat anak belajar. Anak yang sedang belajar, akan menjadi tidak bisa konsentrasi bila ia mendengar atau melihat ada acara yang menarik di TV. Perhatiannya akan mudah sekali teralih dan ia menjadi ingin menonton TV. Jika TV tidak terdengar atau tidak terlihat dari tempat belajar anak, kalaupun ada yang sedang menonton TV, anak tidak terlalu terganggu.
Halaman :
1

Ikuti Kami