Mengelola Tingkah Aneh Anak

Parenting / 14 December 2005

Kalangan Sendiri

Mengelola Tingkah Aneh Anak

Fifi Official Writer
4632
Apapun tingkah laku anak tentu mengundang perhatian orangtua. Decak kagum muncul manakala anak menunjukkan sikap pandai ataupun lucu. Sebaliknya, tak sedikit orangtua yang bingung dan cemas saat mengetahui kebiasaan aneh si anak, seperti menggigit-gigit kuku, mengisap ibu jari, menarik-narik dan memutar-mutar rambut.

Celakanya, seperti banyaknya kasus terjadi, rasa cemas tersebut biasanya justru membuat orangtua menjadi panik dan tak tahu harus bertindak. Atau menyikapinya secara berlebihan. Padahal keanehan tersebut merupakan hal biasa. "Si buyung tengah menapaki satu tahap perkembangan berikutnya. Dan ini bakal terus berlangsung selama si kecil masih berumur lima tahun ke bawah," jelas psikolog anak, Vicky Folds, Ph.D.

Terpenting, bagaimana menyikapi keanehan-keanehan itu dengan tindakan yang benar. Ikuti tips ini.

Tanamkan pengertian. Memang tak mengenakkan jika Anda melihat anak menggigit-gigit kuku jari tangannya atau mengemut jempol. Tapi Anda tak sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 40% dari anak-anak berusia 5-18 tahun pernah menggigit satu atau lebih kuku jari tangannya. Kebisaan ini sebetulnya normal-normal saja mengingat menggigit itu merupakan salah satu insting alamiah si kecil.

Jika anak sudah mengerti untuk diberi tahu dan dapat berbicara maka katakan padanya bahwa Anda tak suka seperti, "Ibu nggak suka melihat kamu menggigit-gigit kuku jari. Itu akan mengakibatkan kuman-kuman jahat mudah masuk ke dalam tubuh". Jangan menghukum, menghina atau mengeritiknya karena tak akan menghentikan kebiasaannya.

Tenang, tapi waspada. Beberapa anak melakukan kebiasaan menahan napas. Kebiasaan ini biasanya dilakukan si kecil yang kecewa. Kebiasaan ini dilakukan anak hiperaktif untuk mencari perhatian dari orangtuanya. Jangan kasih perhatian. Jika tak ada respon dari orang tuanya maka ia akan berhenti sendiri. Menahan napas ini tak akan membuat anak "kehilangan napas".

Namun, kata Folds, Anda tetap harus segera mewaspadai begitu melihat si anak tiba-tiba menahan napasnya saat mengantuk atau tidur. Ada kemungkinan kondisi tersebut diakibatkan adanya kelainan pada otaknya. Nah, kalau kondisinya seperti ini sebaiknya para orangtua langsung membawanya ke pediatrik.

Lakukan koreksi. Anak-anak berusia 2 tahun umum punya kebiasaan gagap. Anda lagi-lagi tak perlu cemas. Kegagapan itu umrah selama mereka masih balita. "Anak-anak memiliki banyak ide terhadap sesuatu, tapi sayangnya tak bisa memformulasikannya lewat kata-kata. Itulah yang kemudian membuat mereka gagap," jelas Heidi Feldman, M.D.

Karenanya hadapi kegagapan si kecil dengan tenang dan coba untuk mengoreksi kata-katanya. Buatlah seriang mungkin. Sebaliknya, Anda boleh merasa cemas begitu kegagapan si anak tak kunjung reda selama lebih dari 6 bulan. Pun bagi si kecil berusia 5 tahun yang masih gagap, baik pelafalan kata-kata maupun suara. Untuk ini, ada baiknya Anda berkonsultasi ke dokter.
Halaman :
1

Ikuti Kami