Wanita dan Kesuksesan Karir

Marriage / 14 December 2005

Kalangan Sendiri

Wanita dan Kesuksesan Karir

Fifi Official Writer
5356
Seorang ibu muda bertanya suatu siang. Ia menyatakan kebingungannya antara terus bekerja karena kariernya cukup baik dan menjaga puteranya yang baru lahir beberapa bulan yang lalu. Keseimbangan yang diimpikannya ternyata sulit dicapai tanpa adanya pengorbanan dari salah satu sisi. Saat ini, ribuan wanita mengalami kebingungan yang sama. Berabad-abad lamanya, peran sebagai istri dan ibu menjadi lekat alami pada diri setiap wanita, menjadi suatu kebanggan dan jati diri. Namun dengan tuntutan sosial dan ekonomi, banyak wanita terdorong berlomba meraih karir dan kemandirian yang diagungkan. Ada tiga mitos yang mendorong wanita untuk bekerja sepenuh waktu. Konsep yang salah ini dimasyarakatkan dengan gencar oleh berbagai propaganda emansipasi wanita. Mitos-mitos itu adalah :

1. Ibu rumah tangga yang tidak bekerja menyia-nyiakan kemampuan intelektualnya

Terutama wanita yang berpendidikan. Mengapa ibu rumah tangga intelek kian tidak dihormati masyarakat? Sebagian besar jawabannya dapat ditemukan pada media yang telah mengubah cara berpikir masyarakat umumnya terhadapa peran wanita. Jarang ada program edukatif yang membahas tentang peran wanita sebagai seorang istri dan ibu yang handal mengelola rumah tangga mereka. Sebaliknya, dalam dunia hiburan, istri dan ibu seringkali digambarkan dengan sangat sempit. Wanita tidak lagi memiliki contoh bagaimana menjadi istri dan ibu yang handal., kreatif dan sekaligus produktif tanpa harus mengorbankan waktu mereka untuk keluarga.

2. Anak-anak, terutama balita, tidak membutuhkan pengasuhan ibu yang intensif

Anak-anak akan belajar mandiri jika mereka dibesarkan dalam pengasuhan yang bervariasi. Jika hal ini benar, maka beban rasa bersalah akan lenyap dari hati nurani orangtua yang terlalu sibuk. Tapi ilmu pengetahuan membuktikan lain. Dr. Urie Bronfenbrenner, pakar psikologi anak menyimpulkan bahwa tanggung jawab feminine sangat vital untuk perkembangan generasi berikutnya sehingga dapat dikatakan bahwa masa depan bangsa tergantung dari cara bangsa itu "melihat" wanitanya. Wanita modern saat ini berjuang untuk meyakinkan dirinya bahwa berbagai Bentuk pengasuhan anak adalah pengganti yang baik untuk konsep keluarga tradisional. Tidak akan berhasil!

3. Wanita karier penuh waktu masih memiliki cukup energi untuk mengurus keluarganya

Banyak wanita dapat menyiapkan keluarganya pagi hari, pergi kerja pukul 09.00 pagi hingga 17.00 sore, pulang ke rumah menangani urusan rumah tangga dan mengecek sebentar anak-anak yang diasuh oleh pembantu atau suster sepanjang hari, kemudian tidur. Tetapi sedikit wanita-wanita yang masih bisa memperhatikan kebutuhan emosional anak-anaknya, mengajarkan nilai-nilai kehidupan, dan mengembangkan keintiman pernikahan mereka sendiri. Sebaliknya dalam pengamatan istri dan ibu yang lelah cenderung menjadi sensitive pemarah dan tertekan, menjadikan suasana rumah sebagai medan perang.

Berbagai factor dan keadaan mengharuskan seorang wanita bekerja penuh waktu. Keputusan berkarier akan membawa pengaruh yang besar bagi keluarga dan anak-anak, karenanya hal ini harus dibuat dengan penuh pertimbangan. Jika hal ini terjadi, maka lingkungan harus memberikan dukungan dan pengertian baginya. Namun yang tak kalah penting, ialah para suami dan ayah untuk menghargai pasangan mereka yang tinggal di rumah, memberikan waktunya untuk keluarga. Dukunglah istri dengan membuatnya merasa dicintai dan dengan membangun jati dirinya sebagai wanita utuh.
Halaman :
1

Ikuti Kami