Berkomunikasilah Dengan Anak
Fifi Official Writer
Siapa bilang berkomunikasi itu mudah? Bisa saja kita setiap hari bertemu dengan seluruh anggota keluarga, tetapi belum tentu kita saling berbicara dari hati ke hati satu sama lain. Atau, ayah, ibu dan anak-anak berada berdekatan atau duduk dalam ruangan yang sama, tapi masing-masing sibuk dengan telepon genggam atau menonton acara di teve.
Padahal, orangtua amat dianjurkan untuk menciptakan komunikasi, mengajak anaknya mengobrol meskipun hanya sebentar. Soalnya, lewat pembicaraan yang sedikit itu, banyak sekali pengaruh yang signifikan bagi kemajuan anak. Jangan lupa, anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat di dalam rumah, dari orangtua mereka. Jadi, jangan malas mengajak anak mengobrol dan bercerita. Bicarakan tentang apa yang mereka pelajari di sekolah serta apa yang ingin mereka capai. Memang sebaiknya kita selalu mengikuti perkembangan anak, baik di rumah maupun sekolah, bukan? Jangan menunggu sampai guru anak menghubungi anda. Bersikaplah proaktif. Tingkat keberhasilan anak-anak yang memiliki orangtua yang selalu mengikuti kemajuan anaknya di sekolah lebih tinggi dibanding anak yang orangtuanya jarang mengajak berbicara.
Berikut 10 cara sederhana yang dapat anda terapkan untuk memulai obrolan, membuat anak mau mendengar perkataan anda, dan menceritakan pengalamannya.
1.
Jadi pendengar yang baikBila anak ingin menceritakan sesuatu hal, hentikan kegiatan yang sedang anda lakukan saat itu. Jika tidak, anak akan merasa tak dipedulikan dan mengangggap anda tak punya waktu untuknya. Hindari pula memotong pembicaraannya. Biarkan anak mengungkapkan perasaan marah, ketakutan, kegembiraannya, atau sekadar berkomentar. Di lain waktu, giliran anak yang mendengarkan perkataan anda dan tidak ada salahnya anda curhat tentang topik yang sesuai untuk usianya. Menjadi pendengar yang baik serta perhatian yang Anda berikan merupakan pemberian yang terbaik bagi anak-anak.
Berikut ini contoh kata-kata yang memperlihatkan pad anak betapa anda serius mendengarkan apa yang dikatakan atau diceritakannya:
- Oya, lalu?
- Mama mengerti.
- Wow!
- Wah, hebat sekali!
- Ya, Mama mengerti perasaan kamu.
- Teruskan uneg-uneg kamu, keluarkan apa yang kamu pendam.
2.
Dua arahBila berbicara pada anak, beri mereka pilihan, bila memungkinkan. Biarkan mereka merasa sedang mengobrol dengan anda, bukan sedang diatur. Ciptakan komunikasi dua arah, bukan komunikasi satu arah, dan bukan sikap mendikte.
3.
Tenang dan jujur Hindari mengucapkan kata-kata yang tidak pantas sebagai ungkapan rasa marah dan frustrasi. Anak akan belajar menjadi pendengar yang baik dan percaya pada apa yang anda katakan bila anda berbicara dengan benar, jujur, dan tenang. Rasa percaya dan menghormati datang dari kejujuran dan ketulusan. Bila anda tidak bersungguh-sungguh, jangan katakan hal yang tidak perlu anda katakan.
4.
Beri dukunganBila anak mempercayakan ceritanya pada anda, mereka harus merasa lega, terinspirasi, merasakan dukungan anda, dan bersemangat. Jangan buat mereka merasa bersalah atau kecewa. Bila anak datang kepada anda dan menceritakan masalah yang dihadapinya, dengarkan dengan penuh perhatian dan beri dukungan melalui kata-kata semisal:
- Mama / Papa yakin kamu dapat mengatasinya.
- Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, termasuk masalah yang kamu hadapi.
- Pikirkan lagi matang-matang. Kamu harus betul-betul memahaminya.
- Mama / Papa ada di sini untuk membantumu.
- Mama / Papa pun dulu pernah mengalaminya waktu Mama seusia kamu.
5.
Tempatkan diri Usahakan untuk melepaskan atribut sebagai orangtua saat mendengarkan curhat anak dan cobalah menempatkan diri pada posisi anak. Pikir dan rasakan betapa sulitnya bagi anak untuk mengutarakan masalah yang dihadapinya dan pikirkan matang-matang sebelum memberi reaksi atau komentar.
6.
Hindari hujanan pertanyaanUsahakan agar tidak menguasai pembicaraan. Bila anak curhat dan merasa anda terlalu cerewet atau kecewa dengan ceritanya, kemungkinan di lain waktu bila dia memiliki masalah, anak kapok menceritakannya ke anda. Sebagai orangtua, tentu ada saatnya di mana harus membahas permasalahan yang dihadapi anak. Pastikan anda membahas masalahnya dan tidak melenceng dari itu.
7.
TindaklanjutiUsai ia curhat, tindaklanjuti. Hal ini akan membuat anak yakin, anda peduli akan kesulitannya, mau membantu, sekaligus memberi kesempatan pada anda untuk masuk ke dalam dunianya.
8.
Luangkan waktu Orangtua yang sibuk tidak selalu merupakan orangtua yang buruk. Lakukan segala sesuatu secara spontan, seperti pergi menonton bioskop ataupun berolahraga bersama. Tetap luangkan waktu, sedikit apa pun, untuk buah hati tercinta.
9.
Minta maaf bila salahBila anda mengatakan atau melakukan sesuatu yang mungkin tidak seharusnya dikatakan/dilakukan, jangan ragu atau malu meminta maaf pada anak. Akui bahwa anda pun hanya manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan.
10.
Cintai buah hatiKatakan pada anak (tanpa pernah merasa bosan), betapa anda mencintainya dan tunjukkan lewat perlakuan yang penuh kasih. Beri ia perhatian, persis seperti saat ia masih bayi yang belum bisa apa-apa. Perlihatkan padanya, bagi anda tidak ada yang lebih penting selain berada bersamanya
Halaman :
1