Komunikasi Dengan Remaja
Fifi Official Writer
Punya ponakan yang masih remaja? Atau anak yang masih remaja? Atau adik yang masih remaja? Jika ya, anda tentu setuju jika saya bilang bahwa
permasalahan orang dewasa dengan anak remaja biasanya seputar komunikasi. Biasanya anak remaja salah mengartikan reaksi orang yang lebih tua terhadap mereka. Jadinya, ya salah pengertian dan miskomunikasi.
Seorang peneliti dari Rumah Sakit McLean, Belmont-Massachusetts menyatakan bahwa otak anak remaja berrbeda cara kerjanya dengan orang dewasa ketika mulai melakukan proses terhadap informasi emosional dari luar diri mereka. Dengan sebuah mesin bernama
magnetic resonance imaging (MRI), para dokter melakukan serangkaian tes untuk mendapat respon otak remaja terhadap beberapa gambar. Ketika tes ini dilakukan, sekumpulan orang dewasa diminta untuk melakukan penilaian terhadap ekspresi anak-anak remaja terhadap gambar-gambar tersebut, apakah mereka senang, takut, geli atau benci. Hasilnya, semua orang dewasa dapat menebak dengan tepat.
Namun ketika tiba giliran orang dewasa yang dites, tenyata anak-anak remaja yang melakukan penilaian terhadap ekspresi orang dewasa, semuanya melakukan kesalahan. Mereka rata-rata salah menebak emosi orang dewasa yang tertangkap oleh wajah tersebut. Ketika diteliti lebih
lanjut, bagian otak yang digunakan anak remaja untuk mengidentifikasi wajah juga berbeda dari yang digunakan orang dewasa.
Arti dari penelitian ini menyimpulkan bahwa sangatlah wajar jika anak remaja kadang salah mengerti akan reaksi orang dewasa terhadap mereka. Mereka kadang mengartikannya sesuai dengan persepsi mereka sendiri, bukan sesuai dengan kebenaran yang dimaksud.
Karena itulah, kadang percakapan dengan anak remaja bisa berakhir dengan ketegangan yang memuncak dan suara yang meninggi. Lalu sebagai orang dewasa, apa yang bisa dilakukan jika itu terjadi?
1. Andalah yang harus memulai untuk memelankan suara. Kadang dalam suatu argument, satu nada saja yang meningkat dari orang dewasa dapat diartikan sebagai kemarahan oleh anak remaja itu. Jika orang dewasa mau mengalah dan duluan memelankan suara dan menurunkan nada, maka itu membantu untuk menyampaikan pesan dan emosi yang sebenarnya ingin anda sampaikan kepada anak remaja.
2. Ajari mereka. Daripada repot, paling baik bagi anda untuk langusung saja menyatakan apa yang ingin anda sampaikan. Jika anda panik, katakana "saya panik". Jika anda tidak marah, katakana "saya sebenarnya tidak marah, kok". Jika anda terganggu dengan kelakuan mereka, katakanlah juga demikian.
3. Ada disana untuk mereka.
Taktik untuk menghadapi sikap anak remaja dalam keadaan apapun ialah untuk meyakinkan mereka bahwa anda ada disana untuk selalu mendengarkan, memberi dukungan dan nasehat tanpa bermaksud untuk merusak hidup mereka.
4. Miliki selera humor. Anak remaja sama seperti nak kecil dalam tuuh yang sudah mulai tumbuh besar. Jangan terlalu berharap mereka akan bersikap dan berpikir seperti anda yang sudah dewasa. Karena itu, miliki sedikit selera humor untuk bisa
nyambung dengan mereka walau dalam ketegangan sekalipun.
Lain kali dengan pengetahuan ini, anda bisa berkomunikasi dengan jauh lebih baik terhadap anak-anak remaja. Ok!
Halaman :
1