Beberapa waktu yang lalu Selatan California menjadi saksi terjadinya bencana terburuk dalam sejarah negara bagian ini. Api liar dan ganas telah meluluh lantakkan hampir 700.000 acre dan memusnahkan hampir 3000 rumah dan paling tidak dua puluh orang meninggal. Kerusakan keseluruhan diperkirakan lebih dari dua milyar dollar, namun anda tidak dapat menaruh nilai pada kehidupan yang hilang dan keluarga yang tertinggal tanpa memiliki apapun kecuali pakaian yang menempel pada tubuh mereka.
Tidak disangkal akan memakan waktu tahunan bagi masyarakat dapat pulih kembali. Anda mungkin tidak ada ditengah krisis yang terjadi dalam masyarakat saat ini, namun cepat atau lambat dalam pelayanan, anda akan terpanggil untuk melayani dalam wilayah yang penuh duka yang tiada bandingannya ini. Dan ketika hal ini terjadi, ada lima prinsip Alkitabiah yang anda pasti ingin ajarkan bagi mereka yang anda kasihi.
Pertama, Ajarkan Mereka Untuk Melepaskan Rasa Duka Mereka
Mungkin mereka telah kehilangan anggota keluarga atau rumah atau usaha, atau mungkin mereka menjadi saksi tragedi yang besar, mereka menangis menyaksikan kehilangan yang amat besar itu. Orang akan merasakan semua jenis emosi ketika mereka menghadapi krisis seperti : ketakutan, kemarahan, kekuatiran, depresi, sakit hati, kehilangan pertolongan dan dukacita.
Hal paling penting untuk diajarkan pada orang-orang ketika mereka mengalami emosi ini adalah bahwa mereka harus mengakui keberadaan mereka di hadapan Tuhan. Tidaklah baik untuk menahan emosi dan menolak kenyataan yang ada. Tuhan menciptakan kita untuk merasakan emosi dan Dia tidak mengharapkan kita untuk berlaku bagaikan orang "bahagia" disaat kita berduka.
Yesus mengatakan : "Berbahagialah mereka yang berdukacita, karena mereka akan dihibur". Ini artinya adalah baik bila kita jujur tentang rasa dukacita yang kita alami. "Serahkan hatimu pada Tuhan karena Dia adalah tempat perlindungan kita". Tuhan ingin menenangkan kita dalam menghadapi tragedi. Dia dekat dengan orang yang remuk hati dan menyelamatkan mereka yangada dalam kesesakan jiwa.
Kedua, Ajarkan Mereka Untuk Menerima Pertolongan dari Orang Lain
Adalah kesalahan besar untuk mengisolasi diri ketika anda tengah melalui suatu krisis. Kita semua butuh dukungan, dorongan semangat dan kehadiran orang lain, khususnya setelah mengalami tragedi. Alkitab mengatakan bahwa ketika kita membawa beban orang lain, kita tengah mentaati Hukum Tuhan (Galatia 6:23).
Ketiga, Ajari Bahwa Mereka Dapat Memilih Untuk Tidak Menjadi Pahit
Beberapa orang hidup dan mati dengan hati penuh kepahitan - tapi adalah pilihan untuk hidup dengan jalan demikian. Dan adalah kehormatan bahwa kita punya kuasa untuk memutuskan bagaimana tragedi itu berdampak pada hidup kita. Jika kita memilih untuk punya hati yang pahit, maka kita hanya berakhir dengan menyakiti diri kita sendiri - dan kita juga mematikan pintu sukacita diri kita karena kita tidak dapat bergembira dan merasakan kepahitan dalam waktu yang bersamaan.
Ketika saya menyaksikan wawancara televisi berkaitan dengan kebakaran besar di California, amat sederhana melihat bagaimana orang memberikan respon yang berlainan terhadap kehilangan yang ada. Ada korban yang mengatakan : "Kami kehilangan semuanya dan kami sedih, namun kami masih berkumpul sebagai keluarga dan kami akan mendorong setiap kami untuk tetap bersama dan membangun lagi semuanya".
Lalu orang lain mengatakan : "Hidup saya telah berakhir!, saya tidak mau melihat bagaimana saya dapat melangkah dari sini; saya tidak berpikir dapat pulih dari semua ini!".
Satu dari hal-hal yang saya telah pelajari selama tiga dekade pelayanan adalah bahwa secara mutlak tidak ada hubungan dalam kehidupan ini antara pengalaman dan kegembiraan anda. Tidak apapun!, saya telah melihat ada orang melalui pengalaman yang menggoncangkan yang masih dapat mempertahankan sukacita, perilaku yang positif. Sedethananya ialah karena mereka memilih untuk melakukan hal itu. Anda dapat menjadi gembira karena anda memilih untuk itu.
Satu kemampuan yang akan menolong orang membuat pilihan untuk tetap bergembira ialah dengan belajar untuk fokus apa yang tertinggal, bukan apa yang hilang. Dalam krisis, Tuhan menginginkan kita untuk tetap mengucap syukur untuk apa yang kita miliki. Seperti halnya saya ketika mengkonseling orang yang ada dalam krisis, saya mendorong mereka untuk membuat daftar semua hal yang baik dalam hidup mereka. Saya menemukan adalah tidak mungkin untuk bersyukur dan merasa depresi dalam waktu yang bersamaan.
Keempat, Ajar Mereka Untuk Melihat Sesuatu Dalam Kehidupan Mereka yang Bernilai Nyata
Krisis menolong kita menjelaskan nilai-nilai kita dengan menunjukkan pada kita apa yang sesungguhnya terjadi dan apa yang tidak benar-benar terjadi. Yesus mengatakan bahwa hidup tidak tergantung pada kekayaan (Lukas 12:15)
Apa yang Dia katakan dalam hal ini : Jangan bingung antara kelayakan anda sesungguhnya dengan kelayakan menurut pikiran anda. Jangan bingung antara kepemilikan anda dan makna atau tujuan anda dalam kehidupan ini. Jangan pusingkan bagaimana anda hidup dengan tujuan hidup anda. Kehidupan seorang manusia tidak tergantung apa yang dia miliki.
Kay dan saya tinggal dekat dengan hutan nasional Cleveland. Beberapa tahun lalu ketika api yang ganas tengah mengancam rumah kami, kami memutuskan untuk mengepak beberapa barang. Kami pergi melewati rumah sambil bertanya : "Apa yang seharusnya kami bawa bersama kami?".
Ketika kami memasuki kendaraan van yang sepertiga penuh, kami sepakat : "Ya itu - itu semua yang akan kita bawa. Sisanya hanyalah kesanggupan kita".
Tragedi mengajar anda bahwa hal terbesar di dunia ini bukanlah masalah barang dan harta; barang hanyalah relatif. Dan secara jujur, kala saya melihat sekeliling rumah saya kemudian, mengkuatirkan jika api datang melanda punggung bukit terakhir dan menghancurkan rumah ini, saya berpikir seperti yang Rasul Paulus pernah katakan : "Semua hal yang saya pikirkan bukanlah barang-barang yang berharga". Apa yang lebih penting adalah ternyata tentang kesehatan dan masalah keamanan anggota keluarga saya.
Kelima, Akhirnya Ajarkan Mereka Bahwa Inilah Saatnya Untuk Bersandar Pada Tuhan
Rasul Paulus mengatakan : "Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku". (Filipi 4:11,13)
Jika anda ingin untuk tetap bersukacita tidak tergantung apa yang terjadi dalam hidup anda, ikuti langkah berikut :
Bersandar Pada Tuhan Untuk Keseimbangan - Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN. (Mazmur 112:6-7)
Mendengar Petunjuk Tuhan - Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)
Lihatlah Pada Keselamatan Dari Tuhan Yesus - Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. (Mazmur 46:2)
Suatu krisis menciptakan momen dalam kehidupan anda ketika anda dapat menempatkan ketergantungan anda pada sesuatu yang tidak pernah dapat diambil dari kehidupan anda. Melalui itu, Tuhan dapat mengajar kita bahw kita boleh saja kehilangan rumah atau usaha, pernikahan atau kesehatan, namun kita tidak akan pernah kehilangan hubungan kita dengan Tuhan. Dia berjanjii tidak akan pernah meninggalkan atau mengabaikan kita - dan itu adalah keamanan yang kekal yang dapat kita bangun dalam hidup kita.
Kita sesungguhnya hancur dan tenggelam. Dan kita juga takut tidak dapat melalui semuanya itu... kita melihat bagaimana kita tidak mampunyai kemampuan untuk menolong diri kita sendiri; namun adalah baik jika kita lalu menaruh segalanya dalam tangan Allah yang dapat menolong kita... dan Dia telah menolong dan menyelamatkan kita. Kita akan terus berharap Dia melakukan lagi hal tersebut berulang dan berulang lagi. (2 Korintus 1:9-10). Kita akan bergantung pada sesuatu yang tidak akan bisa direbut dari hidup kita, hanya Dia - TUHAN.