Berurusan Dengan Kekecewaan

Kata Alkitab / 22 November 2005

Kalangan Sendiri

Berurusan Dengan Kekecewaan

Admin Spiritual Official Writer
6674

"Apa hal-hal yang bisa membuat kamu kecewa?", saya pernah bertanya pada seorang teman dengan rasa ingin tahu yang besar. Dia mengklaim : "Jangan tanyakan saya pertanyaan itu. Saya lebih fokus pada sesuatu hal yang positif ".

Kekecewaan dapat menjadi rasa sakit yang diam-diam, tanpa menghiraukan besarnya. Teman saya memutuskan hubungan jangka panjang karena dia telah berjuang selama satu dekade dengan kekecewaan. Kata-kata kasar, memori yang pahit dan perselisihan setiap hari telah memakan korban. Dia menjelaskan : "Saya tidak pernah merasa kedekatan emosional seperti yang saya dengar terjadi pada orang lain". Mengharapkan adanya kepuasan yang dalam menjadi mimpi buruk yang suram, dan hancurnya mimpi dengan cepat membawanya mengakhiri suatu hubungan.

Teman lainnya, Bob, kehilangan pekerjaan yang ia cintai. Teman dan rekan kerjanya menghargai prestasinya, namun supervisornya melihat secara berbeda dan aneh, memberikan kritik yang naif dan hanya sedikit pujian. Merasa diberangus dan tidak dihargai sementara dilain pihak pekerjaan itu memberinya kepuasan telah membuat Bob amat frustasi. Ia kehilangan mata pencaharian, bahkan lebih buruk dari itu.

Lalu ada Susan. Dia tahu ada sesuatu yang salah bahkan sebelum dokter berbicara. "Biopsi anda menunjukkan adanya kanker ganas. Satu tindak mastektomi atau lumpectomi mungkin bisa menghilangkan kanker ini". Moment selanjutnya menjadi amat membingungkan kala Susan berjuang untuk meraba-raba apa yang telah terjadi. Ini tidak diharapkan menjadi bagian kehidupannya yang mempesona : Ia selalu menjadi ketua kelas, anggota chearleader, aktif di kelompok sosial, istri sekaligus orang tua yang dibanggakan. Kanker hanya terjadi pada orang lain. Bagaimana dia menangani tragedi ini?.

Ketika saya menyelidiki hidup saya sendiri, saya menyadari saya tidak berbeda dibanding teman-teman saya. Kita semua mengalami kekecewaan : kesulitan dalam hubungan, evaluasi kerja yang buruk, hasil ujian, kematian orang yang dikasihi, tantangan kesehatan, cercaan secara sosial, dll.

Kekecewaan dapat membentuk depresi atau keputusasaan yang bisa menuju pada konsekuensi serius. Psikolog dari UCLA, James C. Coleman mendaftar beberapa contoh. "Korban kecelakaan kapal karam yang kehilangan harapan mungkin akan mati dalam beberapa hari. Meski secara psikologis mereka dapat bertahan beberapa hari lebih lama". Dia mencatat bahwa keputusasaan dapat menyumbang pada tindak bunuh diri, ketika ketiadaan harapan yang dikarenakan kemiskinan mungkin akan bermanifestasi dalam sikap apatis." Nilai-nilai, rasa berarti dan harapan muncul dan bertindak sebagai katalis untuk membangkitkan energi dan menemukan kepuasan. Tanpa itu, Coleman melaporkan, hidup dapat tampak sia-sia.

Bagaimana Untuk Menjaga Harapan Tetap Hidup

1. Setel Pengharapan Anda. Tidak setiap team memenangkan pertandingan emas Olimpiade. Tidak setiap pelamar mendapat pekerjaan. Sakit penyakit terjadi. Tidak setiap pernikahan akan membubung indah. Itu mungkin membuat alasan mengapa tidak membuat tujuan terlalu tinggi. Namun siapa yang ingin menetapkan sesuatu yang sedang-sedang saja?.

Pada satu pihak, harapan dapat salah ditempatkan. Jika harapan tertinggi anda ada pada pencapaian, anda pada akhirnya akan kecewa - karena sukses adalah suatu perjalanan. Raja Salomo menulis : "Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari." (Pengkhotbah 2:11). Di lain pihak, jika kita terlalu takut dikecewakan karena kita menurunkan harapan kita, kita bisa menutup diri kita dari apa yang Tuhan bisa miliki dalam pikiran. Keseimbangan yang tepat dapat sukar untuk dipahami.

2. Belajar Dari Kegagalan Anda. Kekecewaan dan kegagalan membentuk karakter dan kesabaran kita, ketika diijinkan untuk mengerjakan hal itu. Mereka dapat mengajar anda untuk menang dan kalah berdasar anugerah, dan pelajaran ini makin bertambah hilang seninya hari-hari ini. Roma 5:3-4 mengatakan seperti ini : Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. kekuatan spiritual di dalam, jenis yang dihasilkan dari iman yang tulus pada Tuhan, menolong kita untuk menanam sikap itu.

Bethany Hamilton, surfer remaja asal Hawaii kehilangan lengan kirinya akibat serangan hiu seberat 750 kg. Namun responnya mengejutkan para pengamat : "Ini adalah rencana Tuhan bagi saya. Saya akan berjalan terus dengan rencana ini". Tiga bulan setelah kehilangan ini, dia kembali mengikuti kompetisi - dia menghubungkan tragedi dirinya sebagai kesempatan memberi inspirasi bagi orang lain tentang kepedulian dari Tuhan bagi manusia.

3. Membangun Persahabatan. Tuhan seringkali melayani hati kita melalui orang lain. Akan menjadi godaan untuk meletakkan tembok ketika anda merasa mudah diserang, namun jika anda mendapatkan teman, anda dapat dimaterai dengan harapan dan kesembuhan. Selama satu waktu yang penuh kesepian dalam hidup saya, saya sungguh amat senang memiliki teman dekat. Istri saya menceraikan saya, beberapa rekan kerja mengkhianati kepercayaan saya dan saya memiliki ketakutan akan penyakit kanker. Dua hari sebelum perceraian itu menjadi final, teman lama memanggil saya untuk melihat bagaimana keadaan saya. Saya menangis di telepon kala menjelaskan apa yang terjadi pada diri saya. Tahu bahwa sahabat saya ada disana - dan dia peduli pada saya - ini memberi saya kekuatan dan harapan bagi saya untuk bertahan.

4. Semakin Dalam Dengan Tuhan. Teman adalah penting, namun manusia dapat membiarkan kita ada dibawah dan memberi penilaian yang keliru. Saya belum lama menemukan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya. Dia mengatakan : Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."(Ibrani 13:5b). PersahabatanNya telah menopang saya melalui tahun-tahun penuh kritik dari teman dan lawan, tantangan secara finansial, kekecewaan secara pendidikan dan rusaknya hubungan. Tuhan punya catatan perjalanan yang baik, ini membuat kita patut mempercayai diriNya.

Paul menemukan kekuatan dan harapan melalui persahabatannya dengan Tuhan. Dia menulis : "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?. (Roma 8:31b-32). Paulus meyakinkan tidak ada yang bisa memisahkan dirinya dengan kasih Kristus : "Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Roma 8:38-39). Semakin banyak kita menanamkan keamanan pada Kasih Tuhan yang terus menerus, semakin kecil kekuatan kekecewaan yang akan mengalahkan harapan kita.

5. Fokus pada Harapan Akhir. Selama masa gelap kehidupan saya, mentor saya mengingatkan saya apa yang Paulus katakan dalam surat yang sama : " Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28). Teman saya mengatakan : "Firman itu belum dicabut hingga hari ini". Teman saya itu benar.

Ketika kita seringkali tertanam pada fokus pada masa kini, keberadaan keadaan kita sekarang ini bukanlah akhir dari kisah panjang ini. Paulus tahu bagaimana mengecewakannya kelihadupan ini - kita hanya bisa membaca suratnya untuk tahu hal itu. Tapi dia tidak pernah berhenti memberi dukungan murid-muridnya sesama orang percaya untuk melihat gambaran besarnya di tengah-tengah cobaan mereka dan memegang harapan tertinggi dalam Tuhan. Dia menulis : " Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." (2 Korintus 4:16-18). Rencana Tuhan selalu lebih besar dari apa yang kita pikirkan. Kekecewaan jangka pendek kita tidak dapat dibandingkan dengan harapan terakhir yang kita temukan dalam Tuhan.

Ada Firman yang menasehati kita : "Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus." (1 Petrus 1:13). Dengan kata lain, hal-hal yang indah akan datang pada hidup kita kala Yesus kembali pada planet bumi yang penuh masalah ini. Hubungan dengan Tuhan akan memberikan kita harapan yang besar yang memberi kita kekuatan untuk menghadapai kekecewaan.

Sumber: Rusty Wright - Probe.org - cbn

Halaman :
1

Ikuti Kami