Maukan memaafkan Dan Melupaka?

Kata Alkitab / 21 November 2005

Kalangan Sendiri

Maukan memaafkan Dan Melupaka?

Admin Spiritual Official Writer
7908

JAWABAN.com - Valentine, hari yang penuh cinta... Begitulah slogan yang sering kita dengar dimana-mana. Adalah sesuatu yang indah jika kita dan orang-orang yang kita sayangi dapat saling mengasihi. Namun ada bahasa cinta yang perlu kita renungkan di hari kasih sayang ini, bahasa cinta yang sangat sulit untuk diungkapkan namun tanpanya kita tidak akan dapat mengasihi dengan tulus.

"Memaafkan mereka? Saya tidak bisa."
"Mereka membuat saya sangat marah."
"Anda tidak tahu seberapa buruk perlakuan mereka terhadap saya."

Pernahkah anda mendengar perkataan itu sebelumnya? Pengampunan sangat sulit dilakukan, namun dengan pertolongan Tuhan, kita bisa memaafkan mereka yang pernah menyakiti kita. Mengampuni berarti kita tidak lagi menyalahkan pihak lain atau marah dan menyimpan dendam kepada mereka yang telah memperlakukan kita dengan tidak benar.

"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15).

Tuhan mengatakan pada kita bahwa pengampunan bukan suatu pilihan jika kita ingin Tuhan mengampuni kita juga. Kita tidak sempurna, kita semua berbuat salah. Kita semua tidak selalu sependapat dalam segala sesuatu sepanjang waktu. Kita harus memahami itu dan belajar untuk memaafkan mereka yang dengan sengaja atau tidak sengaja menyakiti kita. Ya, sesaat kita mungkin marah atau kecewa, namun jangan sampai kita menjadi budak kemarahan. Kita perlu bertobat dan melepaskan perasaan-perasaan negatif terhadap orang lain sehingga kita dapat terbebas.

Alkitab mengatakan dalam 1 Samuel 16:7 bahwa Tuhan melihat hati. Apa yang Dia lihat saat Dia melihat ke dalam hati kita? Kita ingin mempunyai hati yang bersih dan tangan yang bersih saat kita berdiri di hadapanNya. Lihat apa yang Daud katakan dalam mazmurnya:

"Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!" (Mazmur 51:10).

"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya..." (Mazmur 24:3,4a)

Kita ingin berdiri dihadapan Tuhan dan mengetahui bahwa Dia disenangkan oleh kita. Kita tidak mau membawa dosa berupa dendam, sakit hati, dan sikap tidak mau mengampuni dalam hati kita. Saat kita berdoa, kita ingin kepastian bahwa Dia akan menjawab doa kita. Jelas-jelas kita tidak mau tindakan keras kepala kita untuk tidak mengampuni menghalangi doa-doa kita.

"Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Markus 11:25)

Jika kita terus menerus menyimpan kebencian dan kepahitan dalam hati dan hidup kita, kita, kita tidak dapat menunjukkan kasihNya. FirmanNya mengatakan kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mencintai Tuhan bila kita membenci orang lain (1 Yohanes 4:20), lalu apa yang harus kita lakukan? Kolose 3:12 menyuruh kita untuk mengenakan belas kasihan. Filipi 2:4 mengatakan agar kita jangan hanya memperhatikan kepentingan kita sendiri, tapi juga kepentingan orang lain. Galatia 6:2 menyarankan kita saling tolong-menolong dalam menanggung beban. Efesus 4:32 menyatakan "hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."

Semuanya sudah jelas... kita harus mengampuni. Betapapun dalamnya luka dan perihnya sakit yang kita rasakan, kita harus mengampuni. Kita tidak seharusnya membalas dendam atau bahkan bersenang-senang dan mengutuki saat musuh kita jatuh (Roma 12:19-21, Amsal 24:17).

Mintalah pada Tuhan untuk memenuhi anda dengan kasihNya untuk mengampuni mereka yang telah menyakiti hati anda. Bersama-sama kita belajar berjalan dalam kasih dan damai sejahtera. Suatu saat nanti kita akan bersyukur kita telah melakukannya.

Sumber : Sumber: cbn-cbni
Halaman :
1

Ikuti Kami