Sumber Kesaksian: Franky
Angka kecelakaan akhir-akhir ini sangat tinggi baik itu pada kendaraan roda empat maupun roda dua.Tak sedikit pula yang menjadi korban dari kecelakaan tersebut karena kelalaian pengendara atau kelalaian dari pengemudi lain yang menabrak. Salah seorang korban tabrakan tersebut adalah Franky yang juga lalai akibat tidak mengenakan helm yang benar.
Kejadian ini terjadi pada saat Franky keluar dari kantor mengendarai motor seorang diri. Dan pada saat melewati gedung pertamina, tiba-tiba ada bajaj yang berada di belakangnya menabrak Franky. Franky tak dapat mengendalikan laju kendaraan sehingga Franky jatuh terpental. Dia jatuh tak begitu kuat, tetapi oleh karena helm yang dipakainya tak begitu kencang, sehingga helm itu terlepas dan kepalanya membentur trotoar sangat kuat. Ia banyak mengeluarkan darah sehingga harus cepat mendapatkan pertolongan dari dokter. Saat itu juga, ia dilarikan ke rumah sakit oleh polisi dan polisi juga berusaha menghubungi orang tua Frangky di rumah.
Mereka tidak percaya pemberitahuan polisi yang mengatakan bahwa anaknya mengalami kecelakaan, tetapi setelah polisi menjelaskan parahnya kecelakaan yang dialami Franky baru mereka manyadari bahwa Franky mengalami kecelakaan yang cukup parah. Orang tua dan keluarga langsung menuju rumah sakit Cikini, tempat Franky dirawat. Setibanya di rumah sakit Cikini, dokter memberitahukan pada orang tua Franky, bahwa sesuai hasil pemeriksaan dokter bahwa Franky harus di operasi karena mengalami pendarahan yang hebat di atas selaput otak akibat pendarahan dalam. Pada hari itu juga, Franky dioperasi tepatnya jam 12.00 malam. Setelah dioperasi, Franky tidak sadarkan diri selama tiga sampai empat hari.
Menurut dokter, jikalau seseorang menjalani operasi dan tidak sadarkan diri lewat dari tiga hari, itu merupakan masa kritis seseorang. Setelah lewat empat hari, dokter memeriksa hasil pengeluaran gumpalan darah pada kepala Franky. Namun, ketika selang dicabut, kepalanya mengeluarkan darah segar sehingga dokter memutuskan agar Franky dioperasi kembali. Orang tua dan keluarganya sangat mengkhawatirkan keadaannya sebab menurut hasil pemeriksaan CT Scan, otaknya bergetar. Tidak ada yang dapat dilakukan anggota keluarga selain mendoakan keselamatan jiwa Franky dan menyerahkan sepenuhnya pada kasih dan kuasa Tuhan.
Dokter yang menanganinya, menanyakan siapa yang mendoakannya ketika dia sakit. Orang tua Franky menjawab, bahwa yang mendoakannya selama Franky sakit adalah orang tua dan anggota keluarganya. Dokter memberitahukan bahwa terjadi mujizat dalam diri Franky yaitu sewaktu operasi akan dimulai, selang yang terpasang untuk mengeluarkan gumpalan darah tiba-tiba terhenti. Jadi, dengan kata lain bahwa operasi tidak jadi dilakukan. Oleh karena operasi tidak jadi dilakukan, maka Franky dipindahkan ke ruang ICU untuk mendapatkan perawatan selanjutnya. Selama di ruang ICU, orang tua dan keluarganya terus mendoakan Franky agar Tuhan memulihkan kondisi Franky. Mereka hanya berharap pada kuasa dan kasih Tuhan yang mampu memberikan kesembuhan pada Franky.
Sesuatu yang indah terjadi pada malam natal. Franky dipulihkan oleh Tuhan dari masa kritis yang cukup lama. Di saat yang sangat kritis, Tuhan menyatakan kasihNya sebagai bukti bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkannya. Saat ini Franky tetap menikmati kesehatan tubuh yang baik, itu karena anugerah dan kasih Tuhan yang tidak berkesudahan.