5 ‘Senjata’ Anak untuk Manipulasi Orang Tua
Sumber: Google

Parenting / 17 July 2015

Kalangan Sendiri

5 ‘Senjata’ Anak untuk Manipulasi Orang Tua

Theresia Karo Karo Official Writer
10318
Orang tua mungkin memang yang mengajar anak-anak untuk berbicara. Namun, satu hal yang perlu orang tua ketahui adalah ketika anak-anak belajar berbicara, mereka juga mulai belajar untuk menilai reaksi orang tua.

Sehingga saat mereka menyatakan atau meminta sesuatu, anak-anak akan menggunakan informasi itu untuk memanipulasi perasaan orang. Sehingga mereka dapat mencapai keinginannya. Lima hal yang sering diucapkan anak-anak untuk memanipulasi perasaan orang tua antara lain:

“Ibu dan Ayah adalah orang tua paling kejam di dunia!” atau “Ayah dan Ibu tidak sayang aku.”
Saat anda mendengar kata ini keluar dari mulut anak anda, pasti akan menyebabkan rasa bersalah dalam diri anda. Kalimat ini sering digunakan sebagai ‘senjata’ untuk meluluskan keinginan mereka. Bila begini, jangan orang tua langsung menyerah, ingatkan diri anda sendiri bahwa tugas orang tua untuk membantu anak belajar mengelola kemarahan dan kekecewaan secara bijaksana.

Jangan sampai karena rasa bersalah anda, sehingga orang tua menuruti semua keinginannya. Kelak hal ini akan berbahaya bagi anak anda kedepannya. Di amsa depan dia akan tumbuh menjadi anak yang suka memerintah dan menggertak orang lain demi memenuhi keinginannya.

“Anak yang lain boleh, kenapa saya tidak?” atau “Ayah/Ibu tidak adil!”
Untuk mengubah keputusan orang tuanya, anak-anak cenderung akan mengatakan hal-hal seperti di atas. Beri penjelasan kepada anak, kenapa anda mengambil keputusan tersebut. Dan katakan bahwa anda tidak akan berubah pikiran, terlepas dari segala upayanya untuk membuat anda merasa bersalah. Ajarkan padanya bagaimana menghadapi kenyataan yang tidak sejalan dengan keinginannya.

“Saya mau pindah ke rumah kakek dan nenek saja.” Atau “Tunggu kalau aku besar nanti!”
Ancaman ini sering menjadi tameng saat anak merasa emosi. Jangan panik dan jangan menyerah pada ancaman anak. Agar tidak tercipta pola pikir bahwa ancaman dapat menjadi tiket mendapatkan keinginannya. Sebagai orang tua, tugas anda adalah menanggapi ancaman tersebut dengan serius dan jelaskan bahwa hal tersebut tidak akan membantu mereka meraih keinginannya.

“Papa/Mama adalah ibu/ayah terbaik sedunia!”
Bukan hanya dengan ancaman dan kata-kata yang menyakitkan, ternyata anak-anak juga dapat memanipulasi perasaan orang tua dengan pujian dan bujuk rayu. Perhatikan apakah kata-kata tersebut memang diungkapkan secara tulus atau tidak. Karena siapa tahu, dibelakang kata-kata manis tadi ada maksud lain. Tetaplah teguh terhadap peraturan keluarga yang sudah disepakati bersama.

“Tolonglah Bu, sekali ini saja?”
Sudah habis segala taktik, akhirnya anak akan memohon, merengek, mengeluh dengan amat sangat sehingga orang tua dapat mengubah keputusannya. Atau mereka akan berusaha untuk melakukan hal-hal seperti membereskan rumah, atau memijit anda selama sebulan penuh, dan semacamnya. Solusinya adalah orang tua mengabaikan rengekan dan keluhan mereka. Jelaskan bahwa keluhan dan janji kosong adalah hal yang sangat mengganggu dan tidak akan berdampak pada keputusan yang sudah ada.

Selain ini, tentu masih banyak cara yang dapat dilakukan anak untuk memanipulasi orang tua. Yang perlu diingat adalah menanggapi anak dengan bijaksana dan lembut. Berikan penjelasan bahwa peraturan keluarga adalah demi kebaikan mereka. Ingatlah untuk selalu menjadi orang tua yang tegas sekaligus penuh kasih.

Sumber : Keluarga/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami