Siapa yang Harus Kita Ampuni?

Kata Alkitab / 11 August 2013

Kalangan Sendiri

Siapa yang Harus Kita Ampuni?

Yenny Kartika Official Writer
10226

Orang pertama yang mungkin tidak ingin Anda maafkan adalah diri Anda sendiri. Orang-orang lebih sulit memaafkan dirinya ketimbang memaafkan orang lain. Mereka tidak bisa memaafkan dirinya sendiri dan menyadari bahwa ada Firman Tuhan yang berkata, “Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita” ([kitab]mazmu103:12[/kitab]).

Jika kita percaya kepada Tuhan, maka darah Kristus akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia, sehingga kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup ([kitab]ibran9:14[/kitab]). Allah membersihkan kita supaya saat kita melayani, tidak ada perasaan bersalah akan dosa di masa lalu. Itu semua seharusnya mati, terkubur, dan dilupakan.

Kita harus mengampuni semua orang yang membutuhkan pengampunan. Jika orang pertama yang harus Anda ampuni adalah diri Anda sendiri, maka Anda bisa berdoa begini, “Tuhan, di hadapan-Mu, aku mengampuni diriku sendiri. Apapun yang telah kulakukan, aku terima pengampunan dari-Mu, dan aku mengampuni diriku.” Sebuah pernyataan yang sederhana namun sangat penting artinya, karena jika kita hidup di dalam penghukuman dan rasa bersalah, kita tidak akan punya cukup iman untuk mengharapkan mujizat Tuhan.

Jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah ([kitab]iyoha3:21[/kitab]). Tentu saja, kita tidak dapat terus berbuat dosa sambil mengharapkan pengampunan. Kita harus sadar akan dosa dan pemberontakan terhadap Allah yang sedang kita lakukan. Jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa ([kitab][/kitab]).

Yang kedua yang harus kita ampuni adalah Tuhan. Tuhan tidak pernah salah dan berbuat dosa, namun kita harus berdamai dengan-Nya jika kita memiliki kepahitan terhadap Dia. Ada banyak orang yang menyalahkan Tuhan karena anaknya meninggal, suaminya kabur meninggalkannya, dirinya sakit, atau tidak punya cukup uang. Disadari atau tidak, kita mungkin merasa bahwa Tuhan layak dipersalahkan atas semua kejadian buruk tersebut. Ada dendam yang berakar dalam hati kita, namun kita berusaha agar tidak kesal terhadap Tuhan sambil tetap mengharapkan mujizat. Kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, “Apakah aku menyalahkan Tuhan atas apa yang kualami dalam hidupku?”

Orang ketiga yang perlu kita ampuni adalah anggota keluarga kita. Saya pernah bertemu dengan seorang wanita dari salah satu negara di Asia. Saya bertanya kepadanya, “Apakah ada seseorang yang Anda benci?” Wanita itu menjawab, “Tidak.” Lalu saya bertanya lagi, “Bagaimana dengan suamimu?” Dia menjawab, “Oh, ya, saya memang membenci dia, tapi menurut saya, dia tidak masuk hitungan.”

Kita harus bisa menghilangkan kebencian, terutama terhadap orang-orang yang dekat dengan kita. Suami, istri, anak-anak, dan orangtua—semuanya harus diampuni meskipun telah terbangun tembok dendam dan penghinaan di tengah keluarga kita. Banyak orang yang merasa bahwa karena memiliki hubungan darah sebagai keluarga, maka tidak perlu ada pengampunan satu sama lain. Justru sebaliknya, karena mereka adalah anggota keluarga kita, maka kita seharusnya bersedia mengampuni mereka.

Yang terakhir, kita harus melepaskan pengampunan terhadap siapapun yang telah menyakiti kita ([kitab]matiu5:23-24[/kitab]). Anda mungkin sangat benci kepadanya karena dia telah melakukan hal terjahat dan terkejam kepada Anda.  Anda mungkin memiliki hak secara intelektual dan hukum untuk menumpuk dendam dan membenci orang tersebut. Namun, jika Anda ingin mengalami mujizat di dalam hidup, sudah sangat jelas bahwa Anda harus mengampuni.

Ampuni orang-orang tersebut sampai Anda benar-benar bebas dari kebencian dan kepahitan terhadapnya, dan Anda mampu berdoa untuknya. Jika kita tidak mengampuni, Tuhan tidak mungkin mengampuni kita ([kitab]matiu6:14-15[/kitab]; [kitab]matiu18:21-35[/kitab]; [kitab]marku11:25[/kitab]). Setiap mujizat 100 persen tergantung dari hubungan kita dengan Allah Bapa. Pengampunan adalah kuncinya.


Sumber: Pat Robertson, CBN.com

Sumber : Pat Robertson, CBN.com
Halaman :
1

Ikuti Kami