Bangkit Melewati Tragedi Kehidupan, dan Menjadi Pemenang

Psikologi / 3 October 2012

Kalangan Sendiri

Bangkit Melewati Tragedi Kehidupan, dan Menjadi Pemenang

Puji Astuti Official Writer
6802

Kejadian tawuran yang berakhir pada hilangnya nyawa seseorang membuat Indonesia terhenyak dan menyadari ada sebuah masalah besar yang dihadapi generasi muda saat ini. Seorang anak remaja berumur belasan tahun yang menjadi tumpuan harapan keluarganya, tanpa diduga tewas sepulang sekolah. Itulah tragedy yang menimbulkan trauma bagi keluarganya, teman-temannya, sang guru, bahkan masyarakat yang menyaksikannya di televisi.

Rasa trauma akibat suatu tragedi dapat membuat seseorang merasa kuatir, takut, bahkan hingga kegoncangan jiwa. Satu-satunya cara untuk memulihkan rasa trauma adalah memahami mengapa hal itu terjadi, menerima kenyataan dan membantu diri sendiri maupun orang-orang disekitarnya untuk sembuh.

Memahami

Rasa sedih yang mendalam dapat menghancurkan jiwa seseorang. Bukan hanya karena ia menjadi saksi mata, baik secara langsung ataupun melalui tayangan media atau bahkan hanya berdasarkan reka ulang dapat membuat seseorang trauma. Seringkali berbagai pertanyaan muncul  di kepala mereka yang mengalami trauma tentang mengapa kejadian tersebut dapat terjadi. Untuk itu memahami motif kejadian sehingga dapat menerima fakta yang terjadi sangat penting untuk dapat mengalami kesembuhan secara psikologis.

Contohnya tawuran, tindakan kekerasan seperti ini bisa bersumber dari kondisi keluarga yang tidak harmonis, rasa marah yang tidak bisa diungkapkan, atau pencarian penghargaan yang selama ini tidak didapat. Fakta bahwa latar belakang pelaku yang buruk, dapat membuat kita memiliki empati.

Mengerti apa itu trauma

Kehidupan yang baik bermula dari pengetahuan yang baik. Untuk itu mengerti apa trauma akan membantu kita untuk mengatasinya. Trauma bukan hanya masalah psikologi, namun juga biologis dan kimiawi. Pribadi yang mengalmi trauma akan mengalami perasaan yang tidak menyenangkan, secara kognitif pun menunjukkan gerak tubuh yang tidak beraturan karena resah dan juga merasa lelah secara fisik. Beberapa kejadian trauma dapat membuat seseorang seperti membeku, namun ada juga yang merespon dengan berusaha sesibuk mungkin. Baik diam ataupun menjadi sibuk, hal itu adalah respon otomatis dari tubuh untuk menjaga kita agar tidak mengalami serangkaian reaksi kecemasan yang ekstrim atau hyperarusal.

Begitu masa traumatis lewat, bukan berarti trauma itu selesai. Yang terburuk adalah saat seseorang mengalami pengulangan pengalaman menyakitkan itu melalui kilas balik, mimpi atau pun menyaksikan kembali kejadian serupa. Hal tersebut akan membuat trauma itu semakin dalam yang dapat mengubah prilaku seseorang. Untuk itu akan lebih bijaksana jika dalam beberapa hari rasa trauma itu tidak juga hilang segera menghubungi dokter atau psikolog.

Tips mengatasi trauma

Tragedi dan pengalaman traumatis seringkali datang tak terduga, untuk itu penting bagi Anda dan juga mengajarkan kepada anak-anak Anda untuk mengatasinya.

  1. Tetap tentang, hal ini sangat penting supaya Anda dapat mengendalikan pikiran Anda dan dapat merespon situasi dengan benar. Selain itu, bagi Anda yang telah menjadi orangtua, anak-anak Anda dapat melihat kecemasan pada diri orangtuanya dengan cepat. Hal tersebut tentu membuat mereka merasa tidak aman juga, untuk itu mengendalikan emosi Anda pada saat genting sangat penting.
  2. Yakinkan anak-anak Anda dan keluarga bahwa mereka aman dan hal ini dapat segera ditangani dengan baik.
  3. Mengungkap fakta yang sebenarnya, jangan ditutup-tutupi. Pastikan setiap orang dapat melihat fakta yang sebenarnya dengan cara pandang yang benar.
  4. Ijinkan diri Anda maupun keluarga Anda mengungkapkan emosinya, namun beri pengertian bagaimana Tuhan bisa memakai segala sesuatu bahkan yang buruk sekalipun untuk mendatangkan kebaikan. Hal tersebut akan membuat seseorang dapat memiliki kepercayaan dan pengharapan kembali.
  5. Jaga agar aktivitas Anda dan keluarga tetap seperti biasanya. Jangan ijinkan tragedy menghentikan Anda dan keluarga berhenti menjalani kehidupan.
  6. Perhatikan tingkat stres Anda maupun keluarga. Sediakan waktu untuk berbagi cerita tentang keseharian dan perasaan mereka dalam melewati masa-masa pasca tragedy.

Ingatlah bahwa masa-masa kelam itu tidak akan berlangsung selamanya. Kegelapan itu pasti akan menghilang kala terang mulai bersinar, demikian juga kehidupan, selalu masih ada pengharapan, terlebih mereka yang memiliki iman dan kepercayaan kepada Tuhan.

 

Baca juga artikel lainnya :

Cegah Virus Flu Dengan Vaksinasi

Kisah Nyata Anak yang Inginkan Kematian Ibu Kandungnya

Forum JC : Baksos dan Natal Forum JC di Panti Werdha Milenia

Tegar Di Masa Sulit

Restoration, Album Terbaru Adon yang Penuh Inspirasi

Sumber : Psychologytoday.com | Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami