Alasan Untuk Berharap
Kalangan Sendiri

Alasan Untuk Berharap

Theresia Karo Karo Official Writer
      7936
Show English Version
Ratapan 3:22-23
Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!


Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu139[/kitab]; [kitab]iikor12[/kitab]; [kitab]iisam5-6[/kitab]

Meskipun menjadi salah satu kisah paling menyedihkan di dalam Alkitab, kisah ini telah menjadi inspirasi dari salah satu himne yang penuh pengharapan di abad ke-20.

Nabi Yeremia menjadi saksi kengerian yang tak terbayangkan ketika orang Babilonia melakukan penyerangan ke Yerusalem pada tahun 586 SM. Bait suci Salomo runtuh menjadi puing-puing. Imbasnya bahkan tidak hanya terjadi di pusat penyembahan. Bersamaan dengan itu, jantung kehidupan masyarakat pun turut lenyap. Banyak orang menjadi telantar; tanpa makanan, tempat bernaung, kedamaian, dan tanpa pemimpin.

Meskipun begitu, di tengah-tengah penderitaan dan kepedihan itu, salah seorang nabi mereka menemukan alasan untuk berharap. Yeremia menulis, “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu” (Ratapan 3:22-23)

Pengharapan Yeremia berasal dari pengalaman pribadinya saat merasakan kasih setia Tuhan, dan dari pengetahuannya akan janji- janji Allah di masa lalu. Tanpa semua ini, ia tidak akan mampu menyejukkan hati umatnya.

Pengharapan dalam Ratapan 3 ini digemakan dalam sebuah himne karya Thomas Chisholm (1866-1960). Meskipun menderita sakit dan mengalami banyak kemunduran fisik di sepanjang hidupnya, Chisholm menulis lagu “Besar Setia-Mu”.

Lagu ini meyakinkan kita bahwa meskipun dalam ketakutan yang sangat, kehilangan yang tragis, dan penderitaan yang berat, kita dapat menemukan penghiburan dan rasa percaya diri apabila kita percaya kepada kasih setia Allah yang besar.

Alasan terbaik untuk berharap adalah kasih setia Allah.

Ikuti Kami