2 Timotius 4: 7
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mecapai garis akhir dan aku telah memelihara iman
Sudah tiga hari koneksi internet macet baik di rumah maupun di kampus saya mengajar. Mungkin karena providernya sama, masalah yang sama pun menimpa kedua tempat dimana saya selalu bekerja. Pekerjaan yang hanya memakan waktu 10 menit pengerjaan molor menjadi berjam-jam. Dalam situasi ini, saya sempat kelabakan dan merasa kesal. Namun saya kembali diingatkan untuk tetap memelihara iman. Saya tidak boleh kecewa dan kesal dalam hati ketika dalam kondisi apapun. Iman membuat kita tidak akan berpanjang-panjang dengan keluh kesah.
Peristiwa ini mengingatkan saya pada sebuah ungkapan bijak bahwa ‘All’s well that ends well’, yang pernah dijadikan sebagai judul sebuah sandiwara teater oleh Shakespeare di awal tahun 1600-an. Ungkapan itu mengingatkan bahwa tak ada persoalan dengan masalah bila mendatangkan kebaikan dan sepanjang semuanya berakhir dengan baik.
Apa yang dialami Yusuf (Kejadian 43-45) atau Ayub (kitab Ayub) adalah contoh bagaimana badai penderitaan menerpa bertubi-tubi, bahkan bisa menimpa hidup orang-orang yang dekat dengan Tuhan. Namun segala sesuatunya tetap berakhir dengan baik. Sebab Tuhan itu baik dan Ia telah menjanjikan segala sesuatu akan indah pada waktunya (Pengkhotbah 3: 11). Itu sebabnya mengapa kita dianjurkan untuk terus bersyukur dan bersukacita ketika sedang masuk dalam fase hidup yang sedang diamuk gelombang pasang dan angin kencang.
Ada banyak orang yang mengira bahwa ketika masalah hidup datang menerpa, maka itulah akhir dari segala-galanya. Ada yang menyerah, ada yang mengambil jalan pintas, ada juga yang memilih untuk mengakhiri hidupnya. Namun sebagai orang yang telah menerima janji Tuhan, kita percaya bahwa tujuan akhir kita adalah menjadi sama dengan Kristus dan terus memelihara iman hingga mencapai garis akhir, dimana kita akan dihadiahi mahkota kehidupan dan diganjar kehidupan kekal bersama dengan Bapa.
Jadi, masalah yang kita hadapi bukanlah akhir dari segala-galanya. Tetaplah meminta Tuhan untuk menguatkan dan meneguhkan kita saat kondisi itu menghampiri kita, sembari bersyukur dan terus bersukacita memuji Tuhan.
Sengsara mendatangkan ketekunan yang akan membuat kita terlatih untuk lebih kuat agar mampu mencapai garis akhir dengan tetap memelihara iman
<!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id=ieooui></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> persoalan masalah iman garis akhir