Sherly Tjoanda, Sosok Pemimpin yang Punya Hati untuk Melayani Masyarakat Maluku Utara
Sumber: Instagram (@s_tjo)

News / 22 October 2025

Kalangan Sendiri

Sherly Tjoanda, Sosok Pemimpin yang Punya Hati untuk Melayani Masyarakat Maluku Utara

Claudia Jessica Official Writer
2436

Maluku Utara kini memiliki pemimpin baru yang banyak menarik perhatian publik, Sherly Tjoanda. Ia menjabat sebagai Gubernur Maluku Utara periode 2025-2030 dan menjadi perempuan pertama yang memimpin provinsi tersebut.

Sherly dikenal sebagai sosok yang rendah hati, berprinsip, dan ingin menjalankan jabatan dengan tujuan utama untuk melayani masyarakat, bukan mencari kekuasaan.

Tragedi yang Membawa Tanggung Jawab Baru

Sherly Tjoanda tidak berasal dari latar belakang politik yang kuat. Kehidupannya berubah pada Oktober 2024 ketika suaminya, Benny Laos, meninggal dunia dalam kecelakaan speedboat di Taliabu Barat. Benny adalah Bupati Morotai dan dikenal dekat dengan masyarakat.

Setelah kepergian suaminya, Sherly sempat menolak permintaan partai politik untuk maju di Pilkada, tetapi kemudian ia memutuskan untuk melanjutkan perjuangan suaminya.

“Saya bukan penerus, tapi pelanjut perjuangan,” kata Sherly saat menyampaikan pesan pertama setelah memutuskan untuk ikut mencalonkan diri sebagai Gubernur Maluku Utara.

 

BACA JUGA: Dua Fondasi Kepemimpinan yang Harus Dimiliki Seorang Leader

 

Sherly kemudian berpasangan dengan Sarbin Sehe dan berhasil memenangkan Pilkada Maluku Utara 2024 dengan perolehan 50,69% suara, unggul atas tiga pasangan calon lainnya.

Kemenangannya menjadi sejarah karena ia adalah gubernur perempuan pertama sekaligus pemimpin dari kalangan minoritas Tionghoa-Kristen di provinsi dengan mayoritas penduduk Muslim.

Latar Belakang dan Prinsip Hidup

Sherly Tjoanda lahir di Ambon pada 12 Agustus 1982. Ia menempuh pendidikan di Universitas Kristen Petra Surabaya dan melanjutkan studi magister di Inholland University, Belanda. Latar belakang pendidikannya di bidang manajemen membuatnya paham tentang pengelolaan organisasi dan kepemimpinan yang efektif.

Sherly dibesarkan dalam keluarga yang menanamkan nilai kerja keras, kejujuran, dan kasih terhadap sesama. Sebagai pemeluk agama Kristen, Sherly tampil sebagai pemimpin yang baik, pemimpin yang mau melayani rakyatnya.

Prinsip ini menjadi pedoman dalam setiap langkah kepemimpinannya. Ia juga sering mengingat pesan mendiang suaminya, “Keikhlasan menentukan kebahagiaan dan masa depan.”

Bagi Sherly, keikhlasan berarti menjalankan tanggung jawab tanpa pamrih. Ia percaya jabatannya sebagai gubernur adalah amanah yang harus digunakan untuk membawa manfaat bagi masyarakat.

 

BACA JUGA: Sosok Pemimpin yang Berintegritas di Indonesia, Masih Ada?

 

Pemimpin yang Dekat dengan Masyarakat

Gaya kepemimpinan Sherly dikenal sederhana dan terbuka. Ia sering turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi masyarakat, baik petani, nelayan, maupun warga di daerah terpencil. Sherly juga aktif berkomunikasi melalui media sosial untuk mendengarkan masukan dan keluhan masyarakat.

Dalam 100 hari pertama kepemimpinannya, Sherly menolak praktik “titip jabatan” di lingkungan pemerintahan dan menekankan efisiensi anggaran. Pemerintah provinsi di bawah pimpinannya berhasil menghemat sekitar Rp1,7 miliar dari sistem digitalisasi layanan publik. Dana tersebut dialihkan untuk program sosial.

Sherly juga memprioritaskan pendidikan dan kesehatan gratis. Ia menghapus pungutan liar di sekolah, mempercepat pembangunan rumah sakit di Taliabu dan Maba, serta memastikan layanan kesehatan menjangkau seluruh wilayah Maluku Utara. Pada Maret 2025, provinsi ini mencapai Universal Health Coverage (UHC) atau cakupan jaminan kesehatan menyeluruh.

Selain itu, ia juga memperhatikan pembangunan infrastruktur antar-pulau. Melalui proyek Trans-Kieraha, biaya logistik antarwilayah berhasil ditekan hingga 30%. Program ini membantu petani dan nelayan menjual hasil panen dengan harga lebih baik.

Ketika terjadi bencana, seperti robohnya jembatan di Halmahera pada Maret 2025, Sherly langsung mengkoordinasikan bantuan dan turun ke lokasi. Ia ingin memastikan pemerintah hadir cepat untuk masyarakat yang membutuhkan.

 

BACA JUGA: Sejarah Kristen di Maluku Utara: Kampung Kristen Pertama Nusantara yang Jarang Diketahui

 

Perempuan yang Melayani Lewat Tindakan

Sebelum menjadi gubernur, Sherly sudah dikenal aktif dalam kegiatan sosial. Ia mendirikan dan memimpin Yayasan Bela Peduli, yang membantu anak yatim, korban bencana, dan pelestarian lingkungan. Sebagai Ketua TP PKK dan Ketua HKTI Maluku Utara, Sherly mendorong program pemberdayaan perempuan dan petani agar bisa mandiri secara ekonomi.

Program pelatihan yang dijalankan oleh PKK dan HKTI terbukti meningkatkan pendapatan keluarga pedesaan hingga 15% di beberapa kabupaten. Ia juga aktif mempromosikan pariwisata berkelanjutan dan konservasi laut, termasuk kegiatan simbolis seperti pengibaran bendera di dasar laut Ternate.

Sherly menegaskan bahwa pembangunan harus dirasakan langsung oleh masyarakat kecil. Baginya, pertumbuhan ekonomi tidak ada artinya kalau rakyat tidak ikut sejahtera.

 

BACA JUGA: Bupati Maluku Tenggara Dukung Sebarkan Injil Lewat Pembuatan Terjemahan Alkitab Bahasa Kei

 

Hasil Nyata dari Kepemimpinan yang Berorientasi Pelayanan

Kepemimpinan Sherly membawa hasil positif bagi Maluku Utara. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan provinsi ini mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia pada kuartal I dan II tahun 2025, masing-masing mencapai 34,58% dan 32,09%. Pertumbuhan ini jauh di atas rata-rata nasional, yang hanya sekitar 5%.

Selain itu, tingkat kemiskinan turun dari 6,91% (September 2023) menjadi 5,95% (Maret 2025). Capaian ini menunjukkan kebijakan ekonomi dan sosial yang berpihak pada masyarakat bawah berjalan efektif. Namun, Sherly mengakui masih ada tantangan dalam pemerataan pembangunan, terutama di sektor non-tambang dan lingkungan.

Pemimpin yang Beriman dan Berhati Ibu

Di balik kesibukan sebagai gubernur, Sherly tetap menjalankan peran sebagai ibu bagi tiga anaknya. Ia sering mengatakan bahwa cara terbaik memimpin adalah dengan hati seorang ibu — memperhatikan, mendengarkan, dan melindungi. Karena itu, masyarakat Maluku Utara sering menyebutnya sebagai “ibu bagi satu provinsi”.

 

BACA JUGA: Gubernur Maluku Berharap Gereja Menjadi Sarana Membangun Relasi Antar Umat Beragama

 

Melalui kepemimpinan Sherly Tjoanda, kita belajar bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang mau melayani masyarakat, bukan memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki. Ia menunjukkan bahwa jabatan bukanlah kekuasaan yang bisa dimanfaatkan untuk bertindak sewenang-wenang, melainkan tanggung jawab untuk membawa perubahan yang baik bagi banyak orang.

Sherly Tjoanda juga mengajarkan kita bahwa pemimpin yang kuat bukan yang berkuasa atas rakyatnya, tetapi yang hadir dan bekerja untuk rakyatnya.

 

Sumber : Berbagai sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami