Berani Jujur dan Mengampuni Diri Sendiri, Beginilah Tuhan Mengubah Hidup Betran
Sumber: dok. Istimewa

Family / 7 October 2025

Kalangan Sendiri

Berani Jujur dan Mengampuni Diri Sendiri, Beginilah Tuhan Mengubah Hidup Betran

Claudia Jessica Official Writer
548

Betran Gera Amoni Duha, anak berusia 11 tahun yang aktif dan ceria, dikenal sebagai anak yang suka berolahraga. Ia senang bermain sepak bola dan voli bersama abang kesayangannya.

Di sekolah dan gereja, Betran termasuk anak yang rajin dan nyaris tak pernah absen dari kegiatan apa pun. Namun, di balik semangatnya itu, ia menyimpan satu kebiasaan yang dulu membuatnya merasa bersalah.

Sejak kecil, Betran punya keinginan besar untuk selalu mendapat nilai bagus. Tapi, karena merasa sulit di pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika, ia mencari jalan pintas untuk mendapatkan nilai yang bagus.

Saat ujian, ia memilih menyontek dan bekerjasama dengan temannya. Awalnya, ia merasa lega karena nilainya jadi lebih baik, tetapi di hatinya ada perasaan tidak tenang.

Betran ingat, guru Sekolah Minggunya pernah bilang kalau kita harus jujur dan membuat keputusan yang benar di hadapan Tuhan. Pelajaran sederhana itu terus terngiang di benaknya, terutama saat ia tahu bahwa apa yang dilakukannya tidak benar.

Selain menyontek, Betran juga pernah memiliki kebiasaan lain yang kurang baik seperti berkata kasar ketika marah. Ia sering terpancing emosi dan tanpa sadar menyakiti perasaan orang lain.

Namun, perubahan besar mulai terjadi ketika gerejanya, BKPN Jemaat Bawofanayama, mengadakan Layar Tancap Superbook dengan tema “Yesus Sahabatku.”

Saat menonton kisah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, Betran tertegun. Ia menyaksikan bagaimana ketiga sahabat itu memilih untuk taat kepada Tuhan, meski harus menghadapi api yang membara.

Mereka tidak tergoda untuk tunduk kepada raja demi keselamatan diri sendiri. Dari kisah itu, Betran mendapatkan pelajaran berharga bahwa seorang pahlawan sejati tidak lahir dari sikap curang.

Hari itu, Betran bertekad untuk berubah. Ia berjanji untuk mengandalkan Tuhan dan berusaha sungguh-sungguh dalam belajar.

Sejak saat itu, setiap malam sebelum ujian, ia meluangkan waktu belajar lebih rajin. Bahkan di pagi hari sebelum berangkat sekolah, ia masih menyempatkan diri membuka buku.

Yang lebih membanggakan, Betran tidak hanya berhenti menyontek, tapi juga berani menegur teman-temannya yang masih melakukannya. Luar biasa! Berkat teguran Betran, teman-temannya pun kini berhenti menyontek. Melalui keberanian itu, Betran justru menjadi teladan di kelasnya.

Betran belajar bahwa keberanian untuk memilih yang benar, meski sulit, bisa membawa perubahan besar, tidak hanya bagi dirinya, tapi juga orang-orang di sekitarnya.

Ia juga belajar mengontrol amarah. Ketika mulai kesal, ia memilih diam dan berdoa supaya bisa menenangkan diri. Ia menanamkan dalam dirinya bahwa kata-kata kasar tidak akan menyelesaikan masalah.

Transformasi hidup Betran menunjukkan bahwa firman Tuhan sanggup mengubahkan hati anak-anak. Dari kisah Superbook yang sederhana, Tuhan menanamkan keberanian, kejujuran, dan kasih dalam diri Betran.

Kini Betran menjadi contoh bagi teman-temannya bahwa hidup benar di hadapan Tuhan selalu membawa damai.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami