Tuhan Beri Visi yang Mustahil? Jangan Panik, Andalkan Iman Anda
Sumber: Canva.com

Kata Alkitab / 29 September 2025

Kalangan Sendiri

Tuhan Beri Visi yang Mustahil? Jangan Panik, Andalkan Iman Anda

Aprita L Ekanaru Official Writer
2176

Pernahkah Anda merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu yang jauh lebih besar dari diri Anda? Mungkin sebuah visi untuk memulai pelayanan baru, memperbaiki hubungan yang rusak, atau menjalani kehidupan yang lebih berintegritas.

Saat visi itu terasa begitu jelas, namun sumber daya, kemampuan, dan kekuatan kita terbatas, seringkali muncul keraguan dan ketakutan. Jarak antara di mana kita berada sekarang dan di mana kita merasa Tuhan mengarahkan kita terasa seperti jurang yang lebar. Justru dalam "kesenjangan" inilah, iman kita bukan hanya diuji, tetapi diberi ruang untuk bertumbuh dengan cara yang luar biasa.

Konsep ini menemukan dasarnya dalam Firman Tuhan. Ketika Allah memanggil Abraham, terdapat kesenjangan yang sangat besar antara kondisinya saat itu, seorang yang tua dan tanpa anak dengan visi yang Tuhan berikan. Tuhan berfirman, “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar” (Kejadian 12:2). Visi menjadi bangsa besar jelas mustahil bagi Abraham dan Sarah istrinya yang belum punya keturunan. Kesenjangan antara kemampuan Abraham saat itu dengan visi yang diberikan Tuhan itu sengaja diciptakan oleh Tuhan sebagai ruang bagi iman.

Di ruang inilah kita belajar bergantung sepenuhnya pada Tuhan. Proses ini tergambar jelas dalam kehidupan Daud. Saat berhadapan dengan Goliat, ada kesenjangan besar antara seorang gembala muda dengan seorang prajurit raksasa. Namun, Daud bersaksi, “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu” (1 Samuel 17:37). Iman Daud bertumbuh justru karena ketidakmampuannya, sehingga ia membutuhkan hikmat dan pertolongan-Nya. Ketergantungan mutlak inilah yang menjadi kuncinya.

Tujuan ilahi dari semua ini adalah sehingga ketika berhasil, kita tidak menjadi sombong. Rasul Paulus memahami prinsip ini dengan sangat baik. Ia justru bersukacita dalam kelemahannya, karena di situlah kuasa Kristus menjadi nyata. Tuhan berfirman kepadanya, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Korintus 12:9). Paulus kemudian menyimpulkan, “Karena itu aku senang dan bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” (2 Korintus 12:9b). Pencapaian bukanlah untuk kebanggaan pribadi, tetapi untuk kemuliaan Tuhan.

Oleh karena itu, jika hari ini Anda merasa ada jarak yang besar antara impian Rohani yang Tuhan taruh dalam hati Anda dengan kenyataan hidup Anda, jangan putus asa. Ingatlah kata Alkitab tentang Abraham, Daud, dan Paulus. Lihatlah kesenjangan itu bukan sebagai penghalang, tetapi sebagai ruang kelas Tuhan yang istimewa bagi iman Anda. Percayalah bahwa di dalam ruang antara "di mana Anda sekarang" dan "ke mana Tuhan membawa Anda," iman Anda akan bertumbuh, karakter Anda dibentuk, dan yang terpenting, kemuliaan Tuhan dinyatakan melalui hidup Anda.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami