Pernahkah Anda memegang kunci yang sangat istimewa? Bukan kunci rumah atau mobil, tetapi kunci yang membuka akses kepada sesuatu yang jauh lebih berharga dan kekal. Yesus sekali waktu memberikan kunci semacam itu. Bukan kunci fisik, tetapi sebuah otoritas dan kepercayaan yang luar biasa. Yang menakjubkan, kunci ini bukan hanya untuk Petrus ribuan tahun yang lalu, tetapi juga untuk setiap anak Allah masa kini. Lalu, pertanyaannya, seperti apa bentuk kunci itu dan bagaimana kita bisa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya terletak pada sebuah percakapan intim antara Yesus dan murid-murid-Nya.
Percakapan penting ini tercatat dalam Matius 16:19. Semuanya berawal dari sebuah pertanyaan Yesus yang mendasar: ”Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Simon Petrus menjawab dengan sebuah pengakuan iman yang teguh, ”Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Jawaban Petrus ini bukanlah hasil pemikiran manusiawinya sendiri. Yesus menegaskan, ”Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” Iman yang sejati selalu berasal dari penyataan Allah sendiri.
Berdasarkan pengakuan iman ini, Yesus kemudian memberikan janji yang luar biasa. Dia berkata, ”Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” “Batu karang” yang dimaksud adalah pengakuan iman Petrus bahwa Yesus adalah Mesias. Gereja dibangun di atas kebenaran tentang Kristus, dan kuasa maut tidak akan pernah sanggup mengalahkannya. Lalu, Yesus menyampaikan kalimat kunci: ”Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Apa arti “kunci Kerajaan Sorga” ini? Kunci adalah simbol otoritas untuk membuka dan menutup. Yesus memberikan otoritas spiritual kepada gereja-Nya. “Mengikat” dan “melepaskan” adalah istilah yang pada zaman itu berarti melarang atau mengizinkan, menyatakan sesuatu dilarang atau diampuni. Ini berbicara tentang otoritas untuk menyatakan kebenaran Firman Allah, termasuk memberitakan kabar baik yang melepaskan orang dari belenggu dosa. Namun, ini bukanlah otoritas yang sembarangan. Perhatikan bahwa sebelum Petrus menggunakan “kunci” ini, ia harus memiliki hubungan yang benar dengan Sang Pemberi Kunci. Iman Petrus datang dari penyataan Bapa di sorga. Artinya, penggunaan kunci ini harus selalu selaras dengan kehendak dan hati Bapa.
Sumber : Jawaban.com