Setiap orang tua tentu ingin melihat anaknya tumbuh menjadi pribadi yang bisa dipercaya, disiplin, dan bertanggung jawab.
Namun, seringkali kenyataannya tidak semudah itu. Banyak anak-anak yang belum diajarkan cara bertanggung jawab sehingga mereka seringkali abai terhadap hal-hal sederhana seperti meninggalkan mainan dengan berantakan, tidak makan dengan benar, enggan membantu pekerjaan rumah, hingga menunda-nunda mengerjakan PR.
Di sinilah peran orang tua sangat penting, sebab tanggung jawab bukanlah sifat bawaan lahir, melainkan sesuatu yang harus dilatih sejak dini sesuai usia dan kemampuan mereka.
Alkitab sendiri mengingatkan, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal 22:6).
Berikut daftar tanggung jawab yang bisa diajarkan kepada anak berdasarkan usia:
Usia 2–3 tahun: Di usia ini, anak bisa mulai belajar tanggung jawab sederhana, misalnya membantu merapikan tempat tidur, membereskan mainan, atau membawa pakaian kotor ke keranjang cucian. Anak juga bisa diajak memberi makan hewan peliharaan dengan pendampingan orang tua. Hal-hal kecil ini menumbuhkan rasa memiliki dan disiplin.
Usia 4–5 tahun: Anak sudah bisa melakukan tugas pribadi seperti berpakaian dengan sedikit bantuan, membawa tas sekolah sendiri, dan merapikan tempat tidur. Untuk tugas rumah, mereka bisa dilibatkan menyiapkan makanan, membawa belanjaan ringan, atau membersihkan lantai dengan kain atau lap basah. Meskipun hasilnya belum sempurna, inilah masa emas untuk menanamkan rasa tanggung jawab yang lebih besar.
Usia 6–7 tahun: Pada tahap ini, anak sudah bisa mandiri menyikat gigi, menyisir rambut, memilih pakaian, bahkan merapikan tempat tidur setiap hari. Tugas rumah tangga yang bisa diberikan antara lain menyapu, melipat pakaian, menyimpan piring, hingga mengosongkan tempat sampah. Anak juga dapat diberi tanggung jawab menjaga hewan peliharaan secara lebih mandiri.
Usia 8–11 tahun: Anak mulai bisa mengatur hidupnya sendiri, seperti mandi, berpakaian, bangun dengan jam alarm, dan menjaga barang pribadi. Untuk pekerjaan rumah, mereka dapat mencuci piring, menyiapkan makanan sederhana, menyapu halaman, atau belajar menggunakan mesin cuci. Di usia ini, anak perlu dilatih lebih serius agar tanggung jawab menjadi bagian dari kebiasaannya.
Usia 12–13 tahun: Memasuki remaja awal, anak bisa mengganti sprei, membersihkan kamar sendiri, mencuci piring, hingga membantu merawat tanaman. Sesekali, mereka bahkan bisa diminta menyiapkan makanan untuk keluarga. Inilah tahap penting di mana anak belajar bahwa tanggung jawab bukan hanya soal diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain.
Tips Praktis untuk Orang Tua
Berikan contoh nyata. Anak akan lebih mudah belajar bila melihat orang tuanya memberi teladan tanggung jawab dalam hal kecil maupun besar.
Jangan takut memberi konsekuensi, tapi tetap dengan kasih. Konsekuensi yang konsisten membantu anak belajar bahwa setiap tindakan ada tanggung jawab yang harus ditanggung.
Apresiasi setiap usaha anak. Pujian sederhana bisa membuat anak termotivasi untuk mengulangi hal baik yang sudah ia lakukan.
Doakan anak. Mintalah Tuhan menumbuhkan karakter Kristus dalam diri anak, sebab tanpa pertolongan-Nya, pendidikan orang tua tidak akan sempurna.
Melatih anak belajar bertanggung jawab memang membutuhkan waktu, kesabaran, dan konsistensi. Terkadang hasil pekerjaan anak belum sempurna, dan kita sebagai orang tua perlu bekerja ekstra untuk merapikan kembali. Namun, justru inilah proses berharga yang akan menumbuhkan anak belajar tanggung jawab sesuai dengan karakter Kristus.
Setiap tahap usia adalah kesempatan emas untuk menanamkan nilai hidup yang akan berguna di masa depan. Ingatlah, tanggung jawab yang ditanam sejak kecil akan membentuk anak menjadi pribadi yang bisa dipercaya, baik oleh orang tua, masyarakat, maupun Tuhan sendiri.
Sumber : Berbagai sumber | Jawaban.com