Banyak orang, terutama anak muda dan pasangan yang sedang membangun relasi, sering merasa bingung dengan pertanyaan ini, “Siapa yang harus diprioritaskan, pasangan atau sahabat?”
Perlu diketahui bahwa keduanya penting dan punya tempat tersendiri di hati. Tapi ketika muncul konflik atau benturan kepentingan, tak jarang kita dihadapkan pada pilihan yang ini.
Untuk menjawabnya, kita perlu melihatnya dari berbagai sudut pandang. Karena prioritas kita tidak sesederhana, “Siapa yang lebih dulu kenal.”
1. Saat Masih Single atau Pacaran
Saat Anda belum menikah, dan tengah menjalin hubungan, relasi antara pasangan dan sahabat perlu berjalan beriringan. Kita tidak bisa begitu saja meninggalkan atau melupakan sahabat setelah menemukan pasangan.
Begitu pula sebaliknya, kita tidak bisa terus menerus menghabiskan waktu dengan sahabat dan mengesampingkan pasangan. Namun, masalah seringkali muncul karena kedua hal ini.
BACA JUGA: Mau Berhenti dari Pacaran Tidak Kudus Tapi Sulit? Coba Saran Ps. Raguel Lewi Yuk
Apa yang harus dilakukan?
Hubungan dengan pasangan maupun sahabat harus berjalan beriringan. Pasangan perlu diberi waktu dan perhatian, tapi sahabat juga bagian penting dari proses pembentukan karakter dan dukungan emosional.
Ingat, masa pacaran adalah waktu untuk mengenal pasangan Anda. Jangan terburu-buru mengorbankan semua relasi lama hanya karena ingin terlihat setia.
Justru sahabat yang baik bisa menjadi cermin yang objektif dalam menilai relasi pacaranmu.
2. Setelah Menikah
Pernikahan adalah komitmen yang kudus. Alkitab berkata bahwa suami dan istri menjadi “satu daging” (Kejadian 2:24). Artinya, pasangan bukan sekadar teman hidup, ia telah bagian dari diri Anda.
Dalam tahap ini, pasangan adalah prioritas utama di atas relasi lainnya. Waktu, komunikasi, dan keputusan hidup akan lebih banyak melibatkan pasangan. Keintiman dan pertumbuhan iman bersama pasangan menjadi hal yang harus dipelihara setiap hari.
BACA JUGA: Apakah Yesus Sudah Menjadi Dasar Hubunganmu, atau Hanya Pelengkap? Cek Lewat 5 Tanda Ini
Namun tentu saja, bukan berarti Anda harus memutuskan relasi dengan sahabat. Sahabat tetap penting, asal kedekatannya tetap dalam batas sehat dan tidak mengganggu keharmonisan pernikahan.
3. Prioritas Utama yang Sesungguhnya
Setiap hubungan yang Anda bangun, baik persahabatan maupun pasanga, Yesus tetap harus menjadi pusat dan prioritas tertinggi dalam hubungan itu sendiri.
Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi (Matius 22:37). Dari kasih kepada Tuhan inilah, kita belajar mengasihi orang lain secara sehat dan benar.
Jika Anda merasa bimbang, kehilangan arah, atau merasa berat antara kedua pihak, kembalilah pada satu sumber yang paling bisa diandalkan, yaitu Tuhan sendiri.
Dia yang akan memberi hikmat untuk memilih, membagi waktu, dan menjaga hati.
Pada akhirnya, prioritas kita bukan sekedar “siapa lebih dulu hadir di hidupmu,” tapi siapa yang benar-benar mengasihi Anda dengan tulus dan mendorong Anda untuk semakin dekat kepada Tuhan.
BACA JUGA: Saat Hubungan Sama Orang Tua Retak, Pesan Ini Bisa Bantu Untuk Pulihkan Hubungan Keluarga
Beberapa pertanyaan reflektif yang bisa Anda renungkan:
Baik sahabat maupun pasangan, keduanya seharusnya menolongmu bertumbuh, bukan menjatuhkan.
Yuk, belajar untuk menata ulang prioritas hati. Karena ketika Yesus jadi pusat segalanya, relasi yang lain pun akan menemukan tempatnya masing-masing, dengan damai dan terang dari-Nya.
Sumber : Jawaban.com