Dibully karena Dosa Orang Tua? Cara Membangun Identitas Anak di dalam Kristus
Sumber: Canva.com

Parenting / 11 July 2025

Kalangan Sendiri

Dibully karena Dosa Orang Tua? Cara Membangun Identitas Anak di dalam Kristus

Aprita L Ekanaru Official Writer
2077

Menjadi orang tua adalah panggilan mulia sekaligus tantangan besar, terutama ketika masa lalu kita meninggalkan luka bagi anak-anak. Kisah seorang ayah yang pernah berselingkuh, kemudian menikahi selingkuhannya, lalu memiliki anak yang kemudian dibully sebagai "anak pelakor" oleh masyarakat, adalah contoh nyata betapa dosa orang tua dapat berdampak pada generasi berikutnya.

Bagaimana seharusnya orang tua bersikap dalam situasi ini? Alkitab memberikan prinsip jelas tentang tanggung jawab, pertobatan, dan perlindungan bagi anak.

 

BACA JUGA: Maraknya Cyberbullying Anak! Ini yang Harus Anda Lakukan Sebagai Orang Tua

 

1. Mengakui Kesalahan dan Bertobat dengan Sungguh-Sungguh

Langkah pertama yang harus diambil orang tua adalah mengakui dosa masa lalu di hadapan Tuhan dan anak. Dalam Mazmur 51:3, Daud berdoa, "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!"

Pengakuan jujur disertai pertobatan nyata (misalnya, memperbaiki hubungan yang rusak, hidup dalam kekudusan) menjadi fondasi pemulihan. Orang tua perlu menjelaskan kepada anak bahwa ia tidak bersalah atas kesalahan mereka, sekaligus meminta maaf jika anak menderita akibat pilihan mereka.

 

BACA JUGA: Serial Netflix The Glory, Pembully yang Tercipta Akibat Dari Pengabaian Anak

 

2. Melindungi Anak dari Stigma dan Bullying

Anak tidak boleh menjadi korban dari label negatif akibat dosa orang tua. Orang tua harus proaktif melindungi anak dengan:

  1. Memberi pemahaman bahwa identitasnya bukan ditentukan oleh kesalahan orang tua, melainkan oleh kasih Tuhan (2 Korintus ​​5:17).
  2. Bekerja sama dengan sekolah atau lingkungan untuk menghentikan bullying, termasuk memberikan penjelasan bahwa anak tidak terlibat dalam dosa orang tuanya.
  3. Membangun ketahanan emosional anak melalui afirmasi positif, seperti mengingatkannya bahwa ia berharga di mata Tuhan (Yeremia 1:5).

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA>>

3. Mencontohkan Hidup Baru dalam Kristus

Anak belajar dari tindakan, bukan sekadar kata-kata. Orang tua harus menunjukkan perubahan hidup melalui:

  1. Hubungan yang setia dan bertanggung jawab dalam pernikahan saat ini (Efesus 5:33).
  2. Keterbukaan untuk meminta maaf dan memaafkan, termasuk kepada pihak-pihak yang mungkin masih menyakiti keluarga mereka (Kolose 3:13).
  3. Keterlibatan dalam komunitas gereja untuk mendapatkan dukungan rohani dan sosial.

 

4. Mengarahkan Anak pada Kebenaran Firman Tuhan

Ketika anak bertanya atau terluka karena bullying, orang tua perlu menuntunnya kepada kebenaran Alkitab:

  1. Yesus sendiri dilabeli negatif (Matius 11:19), tetapi Ia tetap menggenapi rencana Tuhan. Jelaskan bahwa Tuhan punya tujuan indah baginya meski orang lain berkata lain.
  2. Ajarkan tentang pengampunan (Matius 6:14-15), termasuk cara merespons pelaku bullying tanpa kebencian.

 

5. Mendoakan dan Mempercayakan Pemulihan pada Tuhan

Tidak semua luka bisa sembuh dengan usaha manusia. Orang tua perlu bertekun dalam doa, seperti doa Daud bagi anak-anaknya (Mazmur 127:3), dan percaya bahwa Tuhan sanggup memulihkan harga diri serta masa depan anak.

 

Dosa masa lalu boleh meninggalkan bekas, tetapi kasih karunia Tuhan memberi jalan baru. Sebagai orang tua, tanggung jawab kita adalah memimpin keluarga dalam pertobatan, melindungi anak dengan kasih, dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.

 

Jika Anda sedang menghadapi tantangan yang sama, kami mengundang Anda untuk menghubungi Layanan Doa dan Konseling CBN. Kami siap dengan senang hati memberikan bantuan dan dukungan untuk Anda.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami