Konklaf, proses pemilihan Paus baru, merupakan momen sakral dan penuh kerahasiaan dalam Gereja Katolik.
Namun, dibalik keheningan dan doa yang menyelimuti Kapel Sistina, terdapat aspek menarik yang jarang diketahui publik, yaitu makanan para kardinal selama konklaf.
Bagaimana mereka makan di tengah isolasi total? Apa saja aturan ketat yang mengatur konsumsi makanan mereka?
Sejarah dan Aturan Makanan dalam Konklaf
Sejak abad ke-13, aturan ketat telah diterapkan untuk menjaga kerahasiaan proses pemilihan Paus.
Paus Gregorius X, melalui dokumen Ubi Periculum, menetapkan bahwa para kardinal harus dikunci dalam ruangan hingga terpilih Paus baru.
Jika pemilihan berlangsung lama, jatah makanan mereka akan dipangkas menjadi roti, air, dan anggur. Aturan ini bertujuan untuk mendorong para kardinal mencapai konsensus lebih cepat.
Pada pertengahan abad ke-14, Paus Klemens VI melonggarkan aturan ini, mengizinkan tiga kali makan sehari dengan menu sederhana seperti sup; hidangan utama seperti ikan, daging, atau telur, serta keju atau buah sebagai penutup.
Baca Juga: Tiga Kardinal Indonesia dalam Sejarah Pemilihan Paus, Ini Profil Mereka!
Pengawasan Ketat terhadap Makanan
Dalam sejarah, makanan pernah menjadi sarana potensial untuk menyelundupkan pesan. Ravioli, ayam utuh, dan serbet bisa digunakan untuk menyampaikan informasi rahasia. Demi mencegah hal ini, makanan diperiksa dengan ketat sebelum disajikan.
Bartolomeo Scappi, koki Paus Pius IV dan V, dalam bukunya Opera Dell’Arte del Cucinare (1570), mengungkapkan bahwa makanan dikirim melalui alat bernama ruota, sebuah roda di dinding yang memungkinkan penyerahan makanan tanpa kontak langsung.
Bahan makanan dikontrol dengan ketat, tidak boleh ada pai tertutup, ayam utuh, atau wadah berwarna gelap. Anggur dan air harus disajikan dalam gelas bening, dan serbet kain dibuka serta diperiksa dengan cermat.
Domus Sanctae Marthae: Tempat Tinggal Para Kardinal
Sejak 1996, para kardinal tinggal di Domus Sanctae Marthae selama Konklaf. Bangunan ini dirancang untuk memberikan kenyamanan dan privasi, dengan 129 kamar yang dilengkapi fasilitas modern.
Selama konklaf, akses ke dunia luar dibatasi. Semua alat komunikasi dinonaktifkan, dan para kardinal tidak diperkenankan berinteraksi dengan orang luar.
Baca Juga: Siapa Kardinal Ignatius Suharyo? Inilah Wakil Indonesia di Pemilihan Paus Terbaru!
Menu Makanan dalam Konklaf Modern
Dalam konklaf modern, seperti yang akan dimulai pada 7 Mei 2025, para kardinal tinggal di Domus Sanctae Marthae, dengan akses terbatas ke dunia luar.
Makanan disiapkan oleh biarawati, dengan menu khas wilayah Lazio dan Abruzzo, seperti minestrone, spaghetti, arrosticini (sate domba), dan sayuran rebus. Makanan ini mencerminkan semangat kesederhanaan dan kerendahan hati yang dijunjung tinggi oleh Gereja Katolik.
Penerapan protokol ketat dalam penyajian makanan selama Konklaf membuat risiko penyelundupan pesan rahasia melalui hidangan menjadi sangat kecil.
Saat ini, perhatian utama dalam pengamanan justru tertuju pada potensi kebocoran informasi lewat perangkat elektronik, yang dianggap sebagai ancaman terbesar terhadap kerahasiaan proses pemilihan Paus.
Demi menjaga integritas pemilihan, Gereja Katolik menerapkan pengawasan menyeluruh terhadap seluruh aspek Konklaf, termasuk makanan.
Langkah ini untuk memastikan proses pemilihan pemimpin spiritual umat Katolik berjalan dengan lancar, tanpa campur tangan dari pihak luar.
Sumber : Berbagai Sumber