Ketika krisis kemanusiaan di Gaza semakin memilukan, Indonesia mengulurkan tangan untuk mengevakuasi 1.000 warga Palestina yang paling rentan. Namun, di balik niat baik ini, muncul pertanyaan kritis: Apakah ini solusi tepat, atau justru berisiko memperburuk konflik?
Evakuasi Gaza dalam Sorotan
Konflik Israel-Palestina terus memakan korban jiwa, dengan Gaza sebagai episentrum penderitaan. Menanggapi tragedi ini, Presiden Prabowo Subianto menyatakan kesiapan Indonesia mengevakuasi sekitar 1.000 warga Gaza, terutama anak yatim, korban luka, dan kelompok rentan. Inisiatif ini menuai pujian sekaligus kritik tajam, memantik perdebatan tentang etika, hukum, dan implikasi politiknya.
Tantangan yang Dihadapi
Kementerian Pertahanan RI telah bersiap melaksanakan misi ini, namun rencana tersebut dipertanyakan banyak pihak:
"Evakuasi bukan solusi akar masalah. Fokus seharusnya pada tekanan diplomatik untuk gencatan senjata dan bantuan di tempat," tegas salah satu analis hubungan internasional.
Jalan yang Lebih Aman?
Alih-alih evakuasi massal, banyak pihak mendorong pembukaan koridor kemanusiaan jalur aman untuk pengiriman bantuan makanan, obat-obatan, dan tenaga medis. Sayangnya, upaya ini sering gagal akibat blokade atau serangan mendadak. Organisasi seperti WHO dan PBB terus mendesak akses lebih besar, sementara negara seperti Jepang telah memulai evakuasi terbatas untuk pasien kritis.
Sumber : Berbagai sumber | Jawaban.com