Setelah Bertahun-Tahun Penolakan, LCA Akhirnya Tahbiskan Pendeta Wanita Pertama
Sumber: Instagram (@gomar_gultom)

News / 16 April 2025

Kalangan Sendiri

Setelah Bertahun-Tahun Penolakan, LCA Akhirnya Tahbiskan Pendeta Wanita Pertama

Claudia Jessica Official Writer
945

Momen bersejarah terjadi di Australia pada Minggu Palmarum, 13 April 2025 lalu. Untuk pertama kalinya, gereja Lutheran Church of Australia (LCA) menahbiskan seorang pendeta wanita pertama dalam sejarah panjang pelayanannya.

Sosok yang mencatatkan namanya dalam sejarah itu adalah Maria Rudolph.

Upacara penahbisan ini dipimpin langsung oleh Bishop LCA, Paul Smith, menandai sebuah langkah bersejarah yang sebelumnya belum pernah terjadi dalam sejarah gereja tersebut.

 

BACA JUGA: Heboh Gereja Larang Pendeta Wanita Jadi Pemimpin, 4 Denominasi Ini Malah Dukung Penuh

 

Selama beberapa dekade, usaha untuk menahbiskan pendeta wanita selalu menemui jalan buntu.

Setelah melalui proses panjang dan perjuangan tanpa henti, Maria Rudolph akhirnya menjadi pendeta wanita pertama dalam sejarah LCA.

Selama bertahun-tahun, gereja Lutheran di Australia berpegang pada dokumen Theses of Agreement, sebuah pernyataan yang harus ditandatangani oleh setiap pendeta baru.

Di dalamnya tercantum aturan yang menyatakan bahwa meskipun perempuan di Alkitab dipakai Tuhan sebagai nabi, namun berdasarkan tafsir terhadap 1 Korintus 14:34-35 dan 1 Timotius 2:11-14, perempuan tidak boleh melayani sebagai pendeta.

Ketentuan ini bertahan selama puluhan tahun dan membuat isu tentang kepemimpinan perempuan di gereja terus menjadi perdebatan.

Perjuangan untuk menghapus larangan ini bukanlah perkara mudah. Sebanyak lima sidang sinode diadakan untuk membahasnya, namun usulan selalu kandas karena tak mampu mencapai dukungan dua pertiga suara yang dijadikan sebagai syarat.

 

BACA JUGA: Rick Warren Sampaikan Pesan Menohok Kepada Gereja yang Tolak Angkat Pendeta Perempuan

 

Namun, titik terang mulai terlihat pada Sidang Sinode tanggal 5 Oktober 2024 lalu. Saat itu, sebuah dokumen baru yang disebut The Way Forward Documents akhirnya disetujui.

Dalam dokumen tersebut merujuk pada pemahaman baru gereja terhadap ajaran Alkitab, khususnya Lukas 10:16 yang menyatakan, “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku...”

Ayat ini menjadi dasar bahwa siapapun yang telah dibaptis dan dipanggil secara resmi berhak melayani dalam pelayanan publik gereja, tanpa membedakan gender.

Keputusan ini bukan hanya berarti bagi LCA, tetapi juga berdampak secara internasional.

Selama ini, gereja Lutheran di Australia dan Selandia Baru hanya berstatus sebagai associate member di Lutheran World Federation (LWF), karena penolakan mereka terhadap pendeta perempuan.

Dengan perubahan kebijakan ini, mereka akhirnya bisa menjadi anggota penuh dalam persekutuan gereja-gereja Lutheran sedunia.

 

BACA JUGA: Denominasi Gereja Baptis Terbesar Amerika Keluarkan Dua Gereja yang Angkat Pendeta Wanita

 

Penahbisan Maria Rudolph sebagai pendeta wanita pertama di LCA menjadi penanda babak baru bagi gereja Lutheran di kawasan itu.

Lebih dari sekadar jabatan, sejarah ini merupakan perwujudan dari harapan banyak jemaat dan pendeta perempuan yang selama ini ingin melayani secara penuh.

 

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami