Perjalanan Pelayanan Ps. Henny Kristianus Membangun Mimpi untuk Anak Pedalaman
Sumber: Henny Kristianus

News / 29 March 2025

Kalangan Sendiri

Perjalanan Pelayanan Ps. Henny Kristianus Membangun Mimpi untuk Anak Pedalaman

Aprita L Ekanaru Official Writer
1552

"Yang menjadi mimpi dalam hidupku adalah, aku ingin sampai Tuhan memanggil aku nanti, aku bisa menyekolahkan sebanyak-banyaknya anak pedalaman. Supaya ketika mereka diberi kesempatan untuk sekolah sampai selesai, mereka bisa jadi orang sukses, dan kemudian mereka akan kembali ke daerah masing-masing dan membangun daerah mereka."

Kalimat itu diucapkan Ps. Henny Kristianus dengan penuh keyakinan, mencerminkan visi hidup yang tak sekadar impian, melainkan panggilan nyata. Bersama suaminya, Ps. Yoanes Kristianus, pada tahun 2006  ia meninggalkan kenyamanan hidup di Australia untuk memulai pelayanan dari nol di Indonesia. Dengan mendirikan Yayasan Tangan Pengharapan di tahun 2007, mereka terus menjangkau anak-anak pedalaman melalui pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan bantuan sosial.

 

BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Ps. Josia Abdisaputera dan Pelayanannya di Indonesia

 

"Saya melihat bahwa ini hal yang baik bahwa kita warga negara Indonesia. Di mana, kalau kita pengin lihat Indonesia maju seperti negara-negara lain maju, tentu dari putra-putri bangsa Indonesia sendiri yang harus berupaya. Sebab, kita enggak bisa mengandalkan orang luar," tegasnya.

Perjalanan pelayanannya tak hanya terbatas di lapangan. Ps. Henny juga aktif membagikan renungan dan khotbah melalui YouTube, menjangkau lebih banyak orang dengan pesan iman dan harapan. 

Saat wawancaranya beberapa tahun lalu dengan tim Jawaban Channel, Ps Henny mengatakan bahwa jalan yang ditempuhnya tidak selalu mudah.

Titik terberat datang saat ia memutuskan resign dari Joyce Meyer Ministry, tempatnya bekerja sebagai Country Director selama enam tahun. Saat itu, dukungan finansial berkurang drastis, namun tanggung jawabnya terhadap ribuan anak dan guru tetap harus berjalan.

"Oktober 2013, nah, di situlah titik terendah di mana ini kehilangan support yang bisa dibilang lumayan besar. Uang di rekening tuh sisa Rp12 juta. Dan bayangin, setiap bulan saya masih ngasih makan waktu itu 3.000 anak dan gaji guru di seluruh Indonesia. Betul-betul down banget," kenangnya.

 

BACA JUGA: Jeffrey Rachmat Pensiun, Inilah Perjalanan Pelayanannya Selama 25 Tahun

 

Namun, di tengah keterbatasan, ia menyaksikan kemustahilan menjadi mungkin. "Tuhan kasih dan Tuhan melakukan mujizat yang luar biasa. Saya menghidupi kemustahilan setiap hari, setiap bulan," ungkapnya. Mujizat demi mujizat menguatkan keyakinannya bahwa pelayanan ini tidak pernah sendirian, selalu ada tangan Tuhan yang bekerja.

Hingga kini, Ps. Henny terus bergerak dengan tekad yang sama yaitu melihat generasi pedalaman bangkit dan membawa perubahan bagi bangsa. Baginya, ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan hidup yang dijalani dengan penuh syukur dan keyakinan.

 

Bagikan kisah inspirasi ini agar lebih banyak orang terberkati!

Sumber : Berbagai sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami