Pemulihan Keluarga Dimulai dari Orangtua yang Mau Dibentuk – Venny Mayasari
Sumber: dok. Istimewa

Family / 21 March 2025

Kalangan Sendiri

Pemulihan Keluarga Dimulai dari Orangtua yang Mau Dibentuk – Venny Mayasari

Claudia Jessica Official Writer
188

Pernahkah kamu merasa tinggal serumah, tetapi justru seperti orang asing bagi anggota keluarga sendiri? Bangun pagi, sibuk dengan urusan masing-masing, makan bersama pun lebih banyak ditemani layar ponsel daripada percakapan hangat.

Lama-kelamaan, hubungan terasa hambar dan dingin. Tak ada lagi cerita yang dibagikan, tak ada lagi kehangatan dalam keluarga. Mungkin ini bukan hanya terjadi di keluargamu, tetapi juga di banyak keluarga lain.

Kurang lebih inilah yang dirasakan oleh Venny Mayasari, seorang ibu berusia 57 tahun dari GPPS Purwantoro, Jawa Tengah. Terlebih lagi sejak suaminya meninggal pada tahun 2021, ia harus menjalani peran sebagai single parent bagi dua anak laki-lakinya yang kini berusia 22 dan 20 tahun.

 

BACA JUGA: Saat Orang Tua Berani Mengakui Kesalahan, Anak Merasa Dicintai – Arie Oktawianti

 

Tidak mudah, apalagi sebagai seorang ibu, ia sering kali merasa sulit memahami cara berpikir anak laki-lakinya. Komunikasi yang terbatas membuat hubungan mereka terasa tidak seperti fungsi keluarga yang seharusnya.

Di tengah pergumulannya, Venny mendapat kesempatan mengenal The Parenting Project (TPP) melalui gerejanya.

Program ini menarik perhatiannya karena menawarkan panduan mendidik anak sesuai ajaran Tuhan. Venny berharap The Parenting Project bisa bantu membangun hubungan keluarga yang lebih baik, ia pun memutuskan untuk mengikuti program ini.

Selama mengikuti The Parenting Project, Venny mendapatkan banyak wawasan baru. Salah satu modul yang paling membekas dalam hatinya adalah Tangki Emosi Anak.

Ia belajar bahwa setiap anak memiliki tangki emosi yang perlu diisi dengan kasih dan perhatian.

 

BACA JUGA: Jadi Orang Tua Itu Berat dan Ada Penyesalan, tapi Satu Hal Ini Membuka Matanya – Ade Retno

 

"Ternyata memenuhi tangki emosi anak itu harus dengan kasih," kata Venny semabari sadar bahwa kesibukannya seringkali membuatnya tidak cukup hadir bagi anak-anaknya.

Bisa jadi, anak-anak ingin berbagi cerita, tetapi ia terlalu sibuk untuk benar-benar mendengar.

Setelah belajar dari The Parenting Project, Venny mulai mengambil langkah nyata. Sepulang kerja, ia menyempatkan diri untuk ngobrol dengan anak-anaknya.

Meskipun tidak langsung terjadi perubahan besar, tetapi hubungan keluarga ini sedikit demi sedikit mulai membaik dan terasa lebih hangat.

Anak-anak yang dulu jarang berbicara, kini lebih terbuka. Kehangatan yang sempat hilang mulai terasa kembali.

"Saya berusaha memperbaiki hubungan dengan anak-anak. Memang tidak mudah karena mereka sudah besar dan punya kesibukan masing-masing ya. Tapi saya berusaha setiap hari untuk berkomunikasi dengan mereka," ucapnya.

Langkah kecil ini menjadi awal bagi keluarga Venny untuk membangun kembali hubungan yang lebih hangat dan erat.

 

BACA JUGA: Proses Belajar Seorang Ayah Saat Menghadapi Anak di Masa Pubertas

 

Perjalanan mereka masih panjang, tetapi satu hal yang pasti, mereka kini lebih memahami pentingnya komunikasi dan kasih dalam keluarga.

Jika kamu juga ingin belajar bagaimana membangun hubungan yang lebih erat dengan anak-anak dan mendidik mereka sesuai ajaran Tuhan, The Parenting Project bisa menjadi tempat yang tepat untukmu.

Yuk pelajari lebih lanjut dan bergabung dengan program ini di www.theparentingproject.id

 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami