“Ketika senja datang, kamu berkata: Hari akan cerah, karena langit merah. Dan pada pagi hari: Hari buruk, karena langit merah dan redup. Rupa langit kamu tahu membedakannya, tetapi tanda-tanda zaman tidak.” (Matius 16:2-3)
Saat ini, dunia sedang mengalami revolusi teknologi yang mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk gereja. Salah satu inovasi yang paling berpengaruh adalah kecerdasan buatan (AI).
AI dapat membantu dalam banyak hal, mulai dari pembuatan khotbah hingga pengelolaan kurikulum gereja. Namun, ada juga potensi bahaya yang perlu kita waspadai.
Apakah AI adalah anugerah yang membantu manusia atau ancaman yang merusak kemanusiaan? Bagaimana gereja seharusnya merespons fenomena ini?
Jenis-Jenis AI dan Peranannya
AI tidak hanya satu jenis. Ada berbagai kategori AI yang saat ini berkembang:
Di antara semua jenis ini, Generative AI dan Robotik AI adalah dua yang paling perlu kita waspadai. Mengapa? Karena keduanya memiliki potensi untuk menggantikan peran manusia dalam banyak aspek, termasuk dalam kehidupan rohani.
Ketika Jemaat Bertanya pada AI, Bukan Pendeta
Bayangkan situasi ini: Seorang jemaat memiliki pertanyaan teologis yang mendalam, tetapi pendetanya sulit dihubungi. Apa yang ia lakukan? Ia bertanya kepada AI seperti Jesus AI atau Artificial Bestie.
AI bisa memberikan jawaban yang cepat dan menarik, tetapi apakah jawaban tersebut memiliki hikmat dan kedalaman spiritual yang sejati?
Teknologi digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Pertanyaannya, apakah teknologi ini sekadar alat bagi manusia, atau justru telah menjadi bagian dari kemanusiaan itu sendiri?
Jika kita melihat sejarah, Tuhan sendiri menggunakan teknologi dalam bentuk yang paling awal: Ia menulis hukum-Nya dengan jari di loh batu (Keluaran 31:18).
Ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi sarana bagi kehendak Tuhan. Namun, teknologi juga bisa menjadi racun jika digunakan secara berlebihan atau tanpa hikmat. Dalam bahasa Yunani, ada konsep "Farmakon", sesuatu yang bisa menjadi obat sekaligus racun, tergantung pada dosisnya.
Antara Kronos dan Kairos: Memahami Tanda-Tanda Zaman
Dalam konteks gereja dan AI, kita dihadapkan pada dua dimensi waktu:
Merespons AI bukan sekadar mengikuti arus zaman (Kronos), tetapi membaca tanda-tanda zaman (Kairos). Gereja tidak bisa kembali ke masa lalu, tetapi juga tidak boleh terburu-buru menuju masa depan tanpa arah yang jelas. Gereja harus merangkul semua temporalitas, dari yang tradisional hingga yang futuristik.
Menjadi Gereja yang Inklusif dan Reformatif
Gereja perlu terus diperbaharui (Ecclesia Reformata Semper Reformanda). Namun, pembaruan itu harus memperhatikan beberapa prinsip penting:
Antara Hi-Tech dan Hi-Touch
Kita sering terpaku pada Hi-Tech, kehebatan teknologi dan inovasi. Namun, kita juga perlu Hi-Touch, sentuhan manusiawi dalam pelayanan gereja. Gadget dan AI memang bisa membantu, tetapi tidak bisa menggantikan kehangatan komunitas.
Seperti yang dikatakan dalam konsep JOMO (Joy of Missing Out), kita perlu merayakan momen-momen ketika kita bisa lepas dari teknologi dan terhubung secara nyata dengan sesama.
Dalam Bilangan dan Ulangan, ada konsep Kota Perlindungan, tempat bagi mereka yang butuh perlindungan dan kesempatan untuk didengar. Gereja juga harus menjadi Kota Perlindungan di era digital ini. Tempat di mana setiap pertanyaan mendapat jawaban, bukan hanya dari AI, tetapi dari komunitas yang peduli dan siap mendengarkan.
Gereja di Era Digital
Bagaimana seharusnya gereja bersikap terhadap AI? Jawabannya bukan menolak atau menerima sepenuhnya, tetapi mengelola dan memanfaatkannya dengan bijak. Teknologi bisa menjadi racun, tetapi juga bisa menjadi obat. Yang terpenting adalah bagaimana kita menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan dan pelayanan kepada sesama.
Gereja di era digital harus mampu merangkul perubahan tanpa kehilangan esensi iman. Tidak sekadar menjadi korporat yang mengejar teknologi terbaru, tetapi tetap menjadi komunitas kasih yang memelihara hubungan antar sesama.
Selamat membaca tanda-tanda zaman, dan tetaplah berpegang pada iman!
Sumber : Leo Epafras | Jawaban.com